Turki Batalkan Latihan NATO di Laut Hitam, Beri Alasan Sangat Tegas

Rabu, 01 Juni 2022 - 16:01 WIB
Turki telah menerapkan Konvensi Montreux untuk menolak akses sejumlah kapal perang Rusia ke Laut Hitam melalui selat Bosporus sejak konflik di Ukraina dimulai pada Februari.

Meski demikian, Turki telah membuat pengecualian untuk kapal yang kembali ke pelabuhan asal mereka, sebagaimana diatur dalam perjanjian.

Sementara menteri luar negeri tidak merinci latihan apa yang telah dibatalkan atau dijadwalkan ulang, blok militer Atlantik Utara telah melakukan serangkaian latihan di seluruh Eropa dalam beberapa pekan terakhir.

Salah satunya adalah latihan yang dilakukan di Estonia bulan lalu yang melibatkan 15.000 tentara dari 14 negara, diadakan hanya 40 mil dari pangkalan militer Rusia terdekat.

Pada pertengahan Mei, pasukan NATO melakukan misi pelatihan di Laut Hitam, di mana Angkatan Laut Amerika SEAL mengerahkan unit operasi khusus asing sebagai bagian dari latihan tahunan Trojan Footprint.

Acara ini melibatkan lebih dari 3.300 tentara dari 30 negara, dan dilakukan di negara-negara Laut Hitam yakni Bulgaria dan Rumania, serta Kroasia, Estonia, Jerman, Yunani, Hongaria, Latvia, Lithuania, Montenegro, Makedonia Utara, Polandia, Slovakia dan Slovenia.

Ukraina juga dijadwalkan mengambil bagian dalam latihan sebelum Moskow meluncurkan serangannya, setelah berpartisipasi dalam Trojan Footprint tahun 2021.

Pengawasan udara NATO di sepanjang Laut Hitam juga diintensifkan pada April, dengan jet tempur Belanda dikerahkan untuk mendukung Angkatan Udara Bulgaria mengikuti serangkaian langkah serupa untuk menopang "sayap timur" aliansi tersebut.

Cavusoglu melanjutkan dengan berargumen bahwa peran Turki sebagai perantara antara Moskow dan Kiev “diterima” banyak negara lain.

Dia bersikeras bahwa Ankara hanya akan menyetujui sanksi terhadap Rusia jika sanksi itu dimandatkan oleh PBB.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More