Komite Islam-Kristen: Pawai Bendera Pemukim Yahudi Bisa Picu Perang Agama
Selasa, 31 Mei 2022 - 21:01 WIB
YERUSALEM - Komite Islam-Kristen dalam Mendukung Yerusalem dan Tempat-Tempat Sucinya mengatakan berbagai pelanggaran yang "belum pernah terjadi sebelumnya" oleh pemukim Israel di Yerusalem membuka jalan bagi perang agama.
Peringatan itu diungkapkan Komite Islam-Kristen dan dilansir Quds Press pada Selasa (31/5/2022).
Dalam siaran pers, Komite Islam-Kristen menegaskan, "Izin yang dikeluarkan oleh otoritas pendudukan kepada para pemukim untuk menyerang Masjid Al Aqsa dan melakukan ritual Talmud mereka melanggar semua garis merah dan merusak perwalian Yordania."
Komite Islam-Kristen menunjukkan, pendudukan Israel bertujuan, melalui serangan ini, untuk mengubah status quo hukum dan sejarah serta memaksakan rencananya untuk partisi spasial (pemisahan ruang) dan temporal tempat suci Muslim.
"Apa yang terjadi di Yerusalem pada hari Minggu menegaskan kembali fakta bahwa kota itu menghadapi perang terbuka melawan segala sesuatu di kota itu untuk memaksakan kedaulatan Israel dengan paksa," tegas Komite Islam-Kristen.
"Pemerintah Israel telah menjadi entitas fasis yang menerapkan agenda para pemukim dan melindungi mereka saat mereka melakukan serangan agresif terhadap warga Palestina di Yerusalem dan tanah Palestina lainnya," papar Komite Islam-Kristen.
Komite itu menegaskan dalam siaran pers, "Pawai Bendera... tidak berarti bahwa Yerusalem berada di bawah kedaulatan Israel, tetapi membuktikan bahwa itu direbut oleh pendudukan militer."
Sementara itu, Komite Islam-Kristen meminta maaf karena tidak adanya tanggapan "nyata" Arab dan Islam terhadap pelanggaran Israel.
Komite itu mencatat bahwa situasi ini memberi pendudukan Israel insentif untuk melakukan lebih banyak agresi terhadap warga Palestina dan tempat-tempat suci mereka.
Pada Minggu (29/5/2022), ribuan pemukim Yahudi sayap kanan mengambil bagian dalam Pawai Bendera, saat mereka mengibarkan bendera Israel di Yerusalem Timur, menyerang toko-toko dan rumah-rumah warga Palestina serta menyerbu Masjid Al-Aqsa.
Sebagian besar kekerasan yang dilakukan peserta pawai terhadap warga Palestina dibiarkan begitu saja terjadi di hadapan pasukan Israel.
Peringatan itu diungkapkan Komite Islam-Kristen dan dilansir Quds Press pada Selasa (31/5/2022).
Dalam siaran pers, Komite Islam-Kristen menegaskan, "Izin yang dikeluarkan oleh otoritas pendudukan kepada para pemukim untuk menyerang Masjid Al Aqsa dan melakukan ritual Talmud mereka melanggar semua garis merah dan merusak perwalian Yordania."
Komite Islam-Kristen menunjukkan, pendudukan Israel bertujuan, melalui serangan ini, untuk mengubah status quo hukum dan sejarah serta memaksakan rencananya untuk partisi spasial (pemisahan ruang) dan temporal tempat suci Muslim.
"Apa yang terjadi di Yerusalem pada hari Minggu menegaskan kembali fakta bahwa kota itu menghadapi perang terbuka melawan segala sesuatu di kota itu untuk memaksakan kedaulatan Israel dengan paksa," tegas Komite Islam-Kristen.
Baca Juga
"Pemerintah Israel telah menjadi entitas fasis yang menerapkan agenda para pemukim dan melindungi mereka saat mereka melakukan serangan agresif terhadap warga Palestina di Yerusalem dan tanah Palestina lainnya," papar Komite Islam-Kristen.
Komite itu menegaskan dalam siaran pers, "Pawai Bendera... tidak berarti bahwa Yerusalem berada di bawah kedaulatan Israel, tetapi membuktikan bahwa itu direbut oleh pendudukan militer."
Sementara itu, Komite Islam-Kristen meminta maaf karena tidak adanya tanggapan "nyata" Arab dan Islam terhadap pelanggaran Israel.
Komite itu mencatat bahwa situasi ini memberi pendudukan Israel insentif untuk melakukan lebih banyak agresi terhadap warga Palestina dan tempat-tempat suci mereka.
Pada Minggu (29/5/2022), ribuan pemukim Yahudi sayap kanan mengambil bagian dalam Pawai Bendera, saat mereka mengibarkan bendera Israel di Yerusalem Timur, menyerang toko-toko dan rumah-rumah warga Palestina serta menyerbu Masjid Al-Aqsa.
Sebagian besar kekerasan yang dilakukan peserta pawai terhadap warga Palestina dibiarkan begitu saja terjadi di hadapan pasukan Israel.
(sya)
tulis komentar anda