Rusia Sangkal Presiden Putin Sakit: Orang Waras Bisa Melihatnya
Senin, 30 Mei 2022 - 07:14 WIB
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membantah spekulasi bahwa Presiden Vladimir Putin jatuh sakit. Dia mengatakan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan penyakit apa pun pada sang presiden.
Kesehatan dan kehidupan pribadi Putin adalah hal yang tabu di Rusia, dan hampir tidak pernah dibahas di depan umum.
Menjawab pertanyaan dari penyiar TF1 Prancis, diplomat top Rusia mengatakan: "Saya tidak berpikir bahwa orang waras dapat melihat pada orang ini tanda-tanda semacam penyakit atau penyakit ringan."
Lavrov mengatakan bahwa Putin, yang akan berusia 70 tahun pada bulan Oktober mendatang, muncul di depan umum setiap hari.
"Anda dapat melihatnya di layar, membaca dan mendengarkan pidatonya," kata Lavrov dalam komentar yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Rusia, yang dilansir AFP, Senin (30/5/2022).
"Saya menyerahkannya kepada hati nurani mereka yang menyebarkan desas-desus seperti itu."
Putin, yang telah berkuasa di Rusia selama lebih dari dua dekade, mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia.
Serangan Moskow telah menewaskan ribuan orang, memicu krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II dan menyebabkan sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow.
Kesehatan dan kehidupan pribadi Putin adalah hal yang tabu di Rusia, dan hampir tidak pernah dibahas di depan umum.
Menjawab pertanyaan dari penyiar TF1 Prancis, diplomat top Rusia mengatakan: "Saya tidak berpikir bahwa orang waras dapat melihat pada orang ini tanda-tanda semacam penyakit atau penyakit ringan."
Lavrov mengatakan bahwa Putin, yang akan berusia 70 tahun pada bulan Oktober mendatang, muncul di depan umum setiap hari.
"Anda dapat melihatnya di layar, membaca dan mendengarkan pidatonya," kata Lavrov dalam komentar yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Rusia, yang dilansir AFP, Senin (30/5/2022).
"Saya menyerahkannya kepada hati nurani mereka yang menyebarkan desas-desus seperti itu."
Putin, yang telah berkuasa di Rusia selama lebih dari dua dekade, mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia.
Serangan Moskow telah menewaskan ribuan orang, memicu krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II dan menyebabkan sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow.
(min)
tulis komentar anda