Protes Sikap AS, Wisudawan Kibarkan Bendera Palestina dan Tolak Jabat Tangan Blinken
Kamis, 26 Mei 2022 - 15:44 WIB
WASHINGTON - Seorang mahasiswi asal Palestina , Nooran Alhamdan, menolak berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken saat upacara wisuda di Universitas Georgetown, Washington.
Tidak hanya itu, mahasiswi Pusat Studi Arab Kontemporer Universitas Georgetown itu juga mengibarkan bendera Palestina sebagai protes atas sikap AS di Israel dan pembunuhan jurnalis Shireen Abu Akleh oleh Negara Zionis itu.
Israel membunuh Abu Akleh saat dia sedang meliput penyerbuan tentara pendudukan ke kamp pengungsi Jenin. Abu Akleh mengenakan jaket antipeluru dengan jelas menampilkan kata "PRESS" dan mengenakan helm, namun peluru penembak jitu Israel menembus ke kepalanya dari telinga dan membunuhnya. Rekan-rekan di sekitarnya juga ditembak ketika mereka mencoba menyelamatkannya di tempat kejadian.
Setelah awalnya menyangkal bahwa mereka bertanggung jawab atas pembunuhan itu, militer Israel mengidentifikasi senapan tentara yang dikatakan kemungkinan digunakan untuk membunuh Abu Akleh.
"Saya sendiri & teman-teman sekelas saya di Studi Arab menghormati warisan Shireen Abu Akleh selama pidatoupacara kelulusanAnthony Blinken" kata Alhamdan dalam tweet yang membagikan video dari upacara kelulusan.
"Kami menuntut penyelidikan independen & penghentian bantuan Amerika ke Israel sekarang. Saya menyampaikan tuntutan ini kepada Blinken secara pribadi & menolak untuk menjabat tangannya," sambungnya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (26/5/2022).
Alhamdan kemudian mengungkapkan bahwa padasaat pemberian ijazah, Blinken mendatanginya secara pribadi dan berkata: "Saya mendengar Anda," di mana peneliti pascasarjana itu menegaskan kembali bahwa penyelidikan independen dan akuntabilitas untuk Israel diperlukan.
"Dia (Blinken) pergi ketika saya menyuruhnya untuk menghentikan semua bantuan Amerika untuk militer Israel," ujarnya.
Alhamdan kemudian berbagi foto rekan-rekannya yang membawa poster untuk menghormati Abu Akleh dan mengirimkan tweet yang menantang.
"Mereka punya tank, kita punya jam," kata Alhamdan mengomentari motto yang diajarkan kepadanya oleh salah satu profesornya di Georgetown.
"Saya bangga telah menolak jabat tangan Anda dan telah mengingatkan Anda tentang keberadaan kami," pungkasnya.
Tidak hanya itu, mahasiswi Pusat Studi Arab Kontemporer Universitas Georgetown itu juga mengibarkan bendera Palestina sebagai protes atas sikap AS di Israel dan pembunuhan jurnalis Shireen Abu Akleh oleh Negara Zionis itu.
Israel membunuh Abu Akleh saat dia sedang meliput penyerbuan tentara pendudukan ke kamp pengungsi Jenin. Abu Akleh mengenakan jaket antipeluru dengan jelas menampilkan kata "PRESS" dan mengenakan helm, namun peluru penembak jitu Israel menembus ke kepalanya dari telinga dan membunuhnya. Rekan-rekan di sekitarnya juga ditembak ketika mereka mencoba menyelamatkannya di tempat kejadian.
Setelah awalnya menyangkal bahwa mereka bertanggung jawab atas pembunuhan itu, militer Israel mengidentifikasi senapan tentara yang dikatakan kemungkinan digunakan untuk membunuh Abu Akleh.
"Saya sendiri & teman-teman sekelas saya di Studi Arab menghormati warisan Shireen Abu Akleh selama pidatoupacara kelulusanAnthony Blinken" kata Alhamdan dalam tweet yang membagikan video dari upacara kelulusan.
"Kami menuntut penyelidikan independen & penghentian bantuan Amerika ke Israel sekarang. Saya menyampaikan tuntutan ini kepada Blinken secara pribadi & menolak untuk menjabat tangannya," sambungnya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (26/5/2022).
Alhamdan kemudian mengungkapkan bahwa padasaat pemberian ijazah, Blinken mendatanginya secara pribadi dan berkata: "Saya mendengar Anda," di mana peneliti pascasarjana itu menegaskan kembali bahwa penyelidikan independen dan akuntabilitas untuk Israel diperlukan.
"Dia (Blinken) pergi ketika saya menyuruhnya untuk menghentikan semua bantuan Amerika untuk militer Israel," ujarnya.
Alhamdan kemudian berbagi foto rekan-rekannya yang membawa poster untuk menghormati Abu Akleh dan mengirimkan tweet yang menantang.
"Mereka punya tank, kita punya jam," kata Alhamdan mengomentari motto yang diajarkan kepadanya oleh salah satu profesornya di Georgetown.
"Saya bangga telah menolak jabat tangan Anda dan telah mengingatkan Anda tentang keberadaan kami," pungkasnya.
Baca Juga
(ian)
tulis komentar anda