Tutup 130 Gerai, Starbucks Akan Total Hengkang dari Rusia
Senin, 23 Mei 2022 - 23:10 WIB
MOSKOW - Starbucks menyatakan pada Senin (23/5/2022), bahwa mereka akan menghentikan operasinya di Rusia . Starbucks bakal menutup 130 kafenya di negara itu.
Rantai penjual kopi, yang menghentikan operasinya pada awal Maret setelah invasi Ukraina pada akhir Februari, mengaku akan "keluar" dari Rusia dan "tidak lagi memiliki merek di pasar".
"Kami akan terus mendukung hampir 2.000 mitra celemek hijau di Rusia, termasuk pembayaran selama enam bulan dan bantuan bagi mitra untuk bertransisi ke peluang baru di luar Starbucks," kata perusahaan itu, seperti dikutip dari AFP.
Langkah ini mengikuti tindakan serupa yang minggu lalu oleh diambil oleh merek raksasa Amerika Serikat (AS) lainnya, McDonald's, yang memiliki kehadiran lebih besar di negara itu sejak periode menjelang akhir Perang Dingin.
Merek-merek AS berada di bawah tekanan untuk memutuskan hubungan dengan Rusia di tengah kecaman internasional atas invasi Ukraina. Dunia internasional memang sangat mengecam invasi Rusia ke Ukraina yang dianggap tak memiliki alasan kuat.
Starbucks telah berada di Rusia selama 15 tahun. Dalam acara investor Desember 2010, para eksekutif menyoroti negara itu sebagai pasar utama yang sedang berkembang untuk merek tersebut, bersama dengan China, Brasil, dan India.
Starbucks sendiri tidak mengungkapkan dampak keuangan dari keluarnya perusahaan tersebut dari tanah Rusia. Saham Starbucks naik 0,5 persen menjadi USD73,76 pada Senin pagi.
Sementara McDonald's sempat menyatakan, keluarnya mereka akan menghasilkan biaya satu kali sebesar USD1,2 miliar hingga USD1,4 miliar. Pada hari Kamis, jaringan tersebut mengatakan telah mencapai kesepakatan untuk menjual bisnisnya di Rusia kepada pengusaha Rusia Alexander Govor, pemegang lisensi McDonald's.
Rantai penjual kopi, yang menghentikan operasinya pada awal Maret setelah invasi Ukraina pada akhir Februari, mengaku akan "keluar" dari Rusia dan "tidak lagi memiliki merek di pasar".
"Kami akan terus mendukung hampir 2.000 mitra celemek hijau di Rusia, termasuk pembayaran selama enam bulan dan bantuan bagi mitra untuk bertransisi ke peluang baru di luar Starbucks," kata perusahaan itu, seperti dikutip dari AFP.
Langkah ini mengikuti tindakan serupa yang minggu lalu oleh diambil oleh merek raksasa Amerika Serikat (AS) lainnya, McDonald's, yang memiliki kehadiran lebih besar di negara itu sejak periode menjelang akhir Perang Dingin.
Merek-merek AS berada di bawah tekanan untuk memutuskan hubungan dengan Rusia di tengah kecaman internasional atas invasi Ukraina. Dunia internasional memang sangat mengecam invasi Rusia ke Ukraina yang dianggap tak memiliki alasan kuat.
Starbucks telah berada di Rusia selama 15 tahun. Dalam acara investor Desember 2010, para eksekutif menyoroti negara itu sebagai pasar utama yang sedang berkembang untuk merek tersebut, bersama dengan China, Brasil, dan India.
Starbucks sendiri tidak mengungkapkan dampak keuangan dari keluarnya perusahaan tersebut dari tanah Rusia. Saham Starbucks naik 0,5 persen menjadi USD73,76 pada Senin pagi.
Sementara McDonald's sempat menyatakan, keluarnya mereka akan menghasilkan biaya satu kali sebesar USD1,2 miliar hingga USD1,4 miliar. Pada hari Kamis, jaringan tersebut mengatakan telah mencapai kesepakatan untuk menjual bisnisnya di Rusia kepada pengusaha Rusia Alexander Govor, pemegang lisensi McDonald's.
(esn)
tulis komentar anda