Pandangan Mohammed bin Salman soal Islam, Nabi Muhammad, dan Kerajaan Arab Saudi

Selasa, 10 Mei 2022 - 19:53 WIB
"Yang terjadi adalah para ekstrimis membajak dan mengubah agama kita menjadi sesuatu yang baru untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka mencoba membuat orang memandang Islam dengan cara mereka. Dan masalahnya adalah tidak ada yang berdebat dengan mereka, dan tidak ada yang melawan mereka dengan serius. Jadi mereka memiliki kesempatan untuk menyebarkan semua pandangan ekstremis ini, yang mengarah pada pembentukan kelompok teroris paling ekstrem, baik di dunia Sunni maupun Syiah," paparnya.

Menjawab pertanyaan tentang Arab Saudi yang mempromosikan Islam moderat, Putra Mahkota mengatakan bahwa dia tidak menggunakan istilah "Islam moderat", karena istilah ini akan membuat para ekstremis dan teroris bahagia.

"Ini adalah kabar baik bagi mereka jika kita menggunakan istilah ini. Jika kita mengatakan 'Islam moderat', ekspektasinya adalah bahwa kita di Arab Saudi dan negara-negara Muslim lainnya mengubah Islam menjadi sesuatu yang baru, yang tidak benar," katanya.

Pangeran Mohammed bin Salman mencatat bahwa Ikhwanul Muslimin memainkan peran besar dalam menciptakan semua ekstremisme karena mereka adalah jembatan yang membawa orang lain ke ekstremisme.

“Ketika Anda berbicara dengan mereka, mereka tidak akan menjadi ekstremis, tetapi mereka membawa Anda ke ekstremisme. Osama bin Laden, adalah anggota Ikhwanul Muslimin; al-Zawahiri, pernah menjadi anggota Ikhwanul Muslimin; pemimpin ISIS, dulunya adalah anggota Ikhwanul Muslimin. Jadi Ikhwanul adalah sebuah jalan. Ini telah menjadi elemen kuat dalam pembentukan kelompok-kelompok ekstremis dalam beberapa dekade terakhir," sambung dia.

"Tapi itu tidak semua Ikhwanul Muslimin. Perpaduan, banyak hal dan banyak peristiwa, tidak hanya dari dunia Muslim, bahkan dari Amerika, misalnya invasi ke Irak, yang memberi kesempatan bagi para ekstremis untuk menyebarkan massa dan menggalang pengikutnya. Juga benar bahwa beberapa ekstremis di Arab Saudi, bukan ekstremis Ikhwanul Muslimin, memainkan peran di area ini, terutama setelah revolusi 1979 di Iran, dan pembajakan Masjidil Haram di Makkah," imbuh dia.
(min)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More