Balas Dendam, Korut Bersiap 'Bombardir' Korsel dengan Selebaran
Sabtu, 20 Juni 2020 - 14:53 WIB
PYONGYANG - Korea Utara (Korut), yang dipimpin diktator muda Kim Jong-un , pada Sabtu (20/6/2020) mengaku bersiap untuk mengirim selebaran propaganda melewati perbatasan ke Korea Selatan .
Negeri ginseng itu akan "dibombardir" dengan berbagai selebaran propaganda anti-Korea Selatan sebagai balas dendam terhadap para aktivis pembelot Korea Utara dan pemerintah Korea Selatan. Materi propaganda sebagian besar bertema rudal Pyongyang.
Rencana pembalasan ini diumumkan media pemerintah, Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), ketika ketegangan bilateral terus meningkat. (Baca: Nyatakan Musuh, Korut Putus Seluruh Jalur Komunikasi dengan Korsel )
"Orang-orang yang marah di seluruh negeri secara aktif mendorong maju dengan persiapan untuk meluncurkan distribusi selebaran skala besar untuk menuangkan selebaran hukuman kepada orang-orang di Korea Selatan yang kehilangan bahkan moralitas dasar," tulis media pemerintah tersebut, seperti dikutip The Guardian.
Kantor berita itu menggambarkan selebaran yang akan menghujani Korea Selatan telah ditumpuk "setinggi gunung".
"Setiap tindakan harus ditanggapi dengan reaksi yang tepat dan hanya ketika seseorang mengalaminya sendiri, seseorang dapat merasakan betapa menyinggungnya," lanjut KCNA merujuk pada perilaku para pembelot Korut yang tinggal di Korea Selatan dan pemerintah Seoul yang dianggap tidak menindak ulah para pembelot.
Korea Utara sebelumnya mengancam akan melakukan aksi militer terhadap tetangganya jika Seoul tidak menghentikan para pembelot mengirim berbagai materi propaganda anti-Kim Jong-un ke wilayah Korea Utara.
Pada hari Selasa lalu, militer Pyongyang meledakkan kantor penghubung dua Korea untuk menunjukkan ketidaksenangannya terhadap para pembelot dan pemerintah Korea Selatan.
Sebuah kelompok yang dipimpin oleh pembelot Korea Utara mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah membatalkan rencana untuk mengirim ratusan botol plastik yang diisi dengan beras, obat-obatan dan masker wajah ke Korea Utara dengan melemparkannya ke laut dekat perbatasan pada hari Minggu.
Kedua Korea, yang secara teknis masih berperang karena konflik 1950-1953 hanya berakhir tanpa perjanjian damai, telah melakukan kampanye selebaran selama beberapa dekade. (Baca juga: Korut Ledakkan Kantor Penghubung Dua Korea, Waswas Perang Pecah )
Militer Korea Selatan biasa meluncurkan selebaran anti-Korea Utara melintasi zona demiliterisasi (DMZ), tetapi program ini berakhir pada 2010.
Beberapa kelompok yang dipimpin oleh pembelot secara teratur mengirim selebaran, bersama dengan makanan, uang kertas USD1, radio mini dan stik USB yang berisi drama dan berita Korea Selatan ke wilayah negara komunis tersebut. Biasanya materi-materi itu dikirim dengan balon terbang melewati perbatasan atau dalam botol melalui sungai.
Pyongyang juga pernah menggunakan balon untuk mengirim selebaran anti-Korea Selatan. Warga Korea Selatan sebelumnya diberi hadiah alat tulis jika mereka melaporkan selebaran dari Korea Utara.
Negeri ginseng itu akan "dibombardir" dengan berbagai selebaran propaganda anti-Korea Selatan sebagai balas dendam terhadap para aktivis pembelot Korea Utara dan pemerintah Korea Selatan. Materi propaganda sebagian besar bertema rudal Pyongyang.
Rencana pembalasan ini diumumkan media pemerintah, Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), ketika ketegangan bilateral terus meningkat. (Baca: Nyatakan Musuh, Korut Putus Seluruh Jalur Komunikasi dengan Korsel )
"Orang-orang yang marah di seluruh negeri secara aktif mendorong maju dengan persiapan untuk meluncurkan distribusi selebaran skala besar untuk menuangkan selebaran hukuman kepada orang-orang di Korea Selatan yang kehilangan bahkan moralitas dasar," tulis media pemerintah tersebut, seperti dikutip The Guardian.
Kantor berita itu menggambarkan selebaran yang akan menghujani Korea Selatan telah ditumpuk "setinggi gunung".
"Setiap tindakan harus ditanggapi dengan reaksi yang tepat dan hanya ketika seseorang mengalaminya sendiri, seseorang dapat merasakan betapa menyinggungnya," lanjut KCNA merujuk pada perilaku para pembelot Korut yang tinggal di Korea Selatan dan pemerintah Seoul yang dianggap tidak menindak ulah para pembelot.
Korea Utara sebelumnya mengancam akan melakukan aksi militer terhadap tetangganya jika Seoul tidak menghentikan para pembelot mengirim berbagai materi propaganda anti-Kim Jong-un ke wilayah Korea Utara.
Pada hari Selasa lalu, militer Pyongyang meledakkan kantor penghubung dua Korea untuk menunjukkan ketidaksenangannya terhadap para pembelot dan pemerintah Korea Selatan.
Sebuah kelompok yang dipimpin oleh pembelot Korea Utara mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah membatalkan rencana untuk mengirim ratusan botol plastik yang diisi dengan beras, obat-obatan dan masker wajah ke Korea Utara dengan melemparkannya ke laut dekat perbatasan pada hari Minggu.
Kedua Korea, yang secara teknis masih berperang karena konflik 1950-1953 hanya berakhir tanpa perjanjian damai, telah melakukan kampanye selebaran selama beberapa dekade. (Baca juga: Korut Ledakkan Kantor Penghubung Dua Korea, Waswas Perang Pecah )
Militer Korea Selatan biasa meluncurkan selebaran anti-Korea Utara melintasi zona demiliterisasi (DMZ), tetapi program ini berakhir pada 2010.
Beberapa kelompok yang dipimpin oleh pembelot secara teratur mengirim selebaran, bersama dengan makanan, uang kertas USD1, radio mini dan stik USB yang berisi drama dan berita Korea Selatan ke wilayah negara komunis tersebut. Biasanya materi-materi itu dikirim dengan balon terbang melewati perbatasan atau dalam botol melalui sungai.
Pyongyang juga pernah menggunakan balon untuk mengirim selebaran anti-Korea Selatan. Warga Korea Selatan sebelumnya diberi hadiah alat tulis jika mereka melaporkan selebaran dari Korea Utara.
(min)
tulis komentar anda