Puluhan Warga Sipil Berhasil Melarikan Diri dari Pabrik Baja Mariupol
Minggu, 01 Mei 2022 - 08:04 WIB
KIEV - Sekitar 20 warga sipil telah meninggalkan pabrik baja Azovstal di Mariupol, bagian terakhir dari kota selatan yang masih berada di tangan pasukan Ukraina .
Mereka adalah kelompok pertama yang berhasil kabur sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan kawasan industri yang luas itu ditutup pekan lalu.
Lebih dari seminggu yang lalu, setelah mengatakan Mariupol telah ditangkap, Presiden Putin mengatakan kepada pasukannya: "Blokir kawasan industri ini sehingga lalat tidak bisa melewatinya."
Tetapi media Rusia telah melaporkan bahwa 25 warga sipil berhasil meninggalkan pabrik Azovstal pada hari Sabtu, termasuk enam anak di bawah usia 14 tahun. Namun media itu tidak mengatakan di mana kelompok itu telah dibawa.
Laporan itu dikonfirmasi oleh tentara di dalam pabrik baja, yang menyebutkan jumlahnya 20 wanita dan anak-anak.
"Mereka dipindahkan ke tempat yang sesuai dan kami berharap mereka akan dievakuasi ke Zaporizhzhia, di wilayah yang dikuasai Ukraina," kata Wakil komandan resimen Azov, Sviatoslav Palamar, seperti dikutip dari BBC, Minggu (1/5/2022)
Walikota Mariupol, Vadym Boychenko, mengatakan kepada BBC bahwa orang-orang di sana "di perbatasan antara hidup dan mati".
"(Orang-orang) sedang menunggu, mereka berdoa untuk penyelamatan. Sulit untuk mengatakan berapa hari atau jam kita harus menyelamatkan hidup mereka," ujarnya.
Mereka adalah kelompok pertama yang berhasil kabur sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan kawasan industri yang luas itu ditutup pekan lalu.
Lebih dari seminggu yang lalu, setelah mengatakan Mariupol telah ditangkap, Presiden Putin mengatakan kepada pasukannya: "Blokir kawasan industri ini sehingga lalat tidak bisa melewatinya."
Tetapi media Rusia telah melaporkan bahwa 25 warga sipil berhasil meninggalkan pabrik Azovstal pada hari Sabtu, termasuk enam anak di bawah usia 14 tahun. Namun media itu tidak mengatakan di mana kelompok itu telah dibawa.
Laporan itu dikonfirmasi oleh tentara di dalam pabrik baja, yang menyebutkan jumlahnya 20 wanita dan anak-anak.
"Mereka dipindahkan ke tempat yang sesuai dan kami berharap mereka akan dievakuasi ke Zaporizhzhia, di wilayah yang dikuasai Ukraina," kata Wakil komandan resimen Azov, Sviatoslav Palamar, seperti dikutip dari BBC, Minggu (1/5/2022)
Walikota Mariupol, Vadym Boychenko, mengatakan kepada BBC bahwa orang-orang di sana "di perbatasan antara hidup dan mati".
"(Orang-orang) sedang menunggu, mereka berdoa untuk penyelamatan. Sulit untuk mengatakan berapa hari atau jam kita harus menyelamatkan hidup mereka," ujarnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda