Putin Ancam Serang NATO dengan Nuklir, Isyarat Bakal Perang Dunia III
Kamis, 28 April 2022 - 06:00 WIB
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin telah meningkatkan ancaman serangan nuklir terhadap negara-negara NATO yang dia anggap ikut campur dalam perang Rusia di Ukraina . Ancaman mengerikan ini bisa menjadi isyarat akan pecahnya Perang Dunia III .
Dalam pidatonya kepada para politisi Parlemen Rusia pada hari Rabu, Putin mengatakan respons Moskow akan secepat kilat jika ada negara yang campur tangan dalam apa yang disebutnya “operasi khusus” Rusia di Ukraina.
“Kami memiliki semua alat untuk ini, yang tidak dapat dibanggakan oleh orang lain,” katanya, mengacu pada rudal balistik antarbenua (ICBM) yang juga hipersonik RS-28 Sarmat atau Setan II—senjata yang masing-masing dapat membawa hulu 15 ledak nuklir. Senjata itu telah sukses diuji coba baru-baru ini.
“Kami tidak akan membual tentang itu, kami akan menggunakannya, jika diperlukan. Dan saya ingin semua orang tahu itu," ujarnya. "Semua keputusan tentang masalah ini telah diambil."
Melanjutkan pidatonya di St Petersburg, pemimpin Rusia itu mengatakan upaya Barat untuk mencekik Rusia secara ekonomi melalui sanksi telah gagal, mengeklaim bahwa pasukannya di Ukraina telah menghentikan apa yang dia sebut "bahaya nyata dari konflik besar yang akan terjadi di wilayah kami".
Dia mengatakan Barat ingin menggunakan Ukraina sebagai platform untuk menyerang Rusia melalui semenanjung Crimea—yang bergabung dengan Rusia pada 2014—dan wilayah Donbass timur yang dikuasai separatis pro-Moskow.
Ancaman mengerikan Putin muncul beberapa jam setelah raksasa energi Rusia Gazprom memutuskan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria, yang memicu kecaman luas dari negara-negara Barat.
Para pemimpin Polandia dan Bulgaria menuduh Rusia menggunakan gas alam untuk memeras negara mereka. Uni Eropa menggemakan komentar itu dan berencana mengadakan pertemuan darurat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan serangan Moskow dapat diizinkan terhadap sasaran militer negara-negara anggota NATO.
"Apakah kita memahami dengan benar bahwa demi mengganggu logistik pasokan militer, Rusia dapat menyerang sasaran militer di wilayah negara-negara NATO yang memasok senjata ke rezim Kiev?" katanya.
"Bagaimanapun, ini secara langsung menyebabkan kematian dan pertumpahan darah di wilayah Ukraina. Sejauh yang saya mengerti, Inggris adalah salah satu negara itu," ujarnya, seperti dikutip dari The Mirror, Kamis (28/4/2022).
Sebelumnya, pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan risiko perang nuklir sekarang cukup besar karena negara-negara Barat terus memasok pasukan Ukraina dengan senjata.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Dalam pidatonya kepada para politisi Parlemen Rusia pada hari Rabu, Putin mengatakan respons Moskow akan secepat kilat jika ada negara yang campur tangan dalam apa yang disebutnya “operasi khusus” Rusia di Ukraina.
“Kami memiliki semua alat untuk ini, yang tidak dapat dibanggakan oleh orang lain,” katanya, mengacu pada rudal balistik antarbenua (ICBM) yang juga hipersonik RS-28 Sarmat atau Setan II—senjata yang masing-masing dapat membawa hulu 15 ledak nuklir. Senjata itu telah sukses diuji coba baru-baru ini.
“Kami tidak akan membual tentang itu, kami akan menggunakannya, jika diperlukan. Dan saya ingin semua orang tahu itu," ujarnya. "Semua keputusan tentang masalah ini telah diambil."
Melanjutkan pidatonya di St Petersburg, pemimpin Rusia itu mengatakan upaya Barat untuk mencekik Rusia secara ekonomi melalui sanksi telah gagal, mengeklaim bahwa pasukannya di Ukraina telah menghentikan apa yang dia sebut "bahaya nyata dari konflik besar yang akan terjadi di wilayah kami".
Dia mengatakan Barat ingin menggunakan Ukraina sebagai platform untuk menyerang Rusia melalui semenanjung Crimea—yang bergabung dengan Rusia pada 2014—dan wilayah Donbass timur yang dikuasai separatis pro-Moskow.
Ancaman mengerikan Putin muncul beberapa jam setelah raksasa energi Rusia Gazprom memutuskan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria, yang memicu kecaman luas dari negara-negara Barat.
Para pemimpin Polandia dan Bulgaria menuduh Rusia menggunakan gas alam untuk memeras negara mereka. Uni Eropa menggemakan komentar itu dan berencana mengadakan pertemuan darurat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan serangan Moskow dapat diizinkan terhadap sasaran militer negara-negara anggota NATO.
"Apakah kita memahami dengan benar bahwa demi mengganggu logistik pasokan militer, Rusia dapat menyerang sasaran militer di wilayah negara-negara NATO yang memasok senjata ke rezim Kiev?" katanya.
"Bagaimanapun, ini secara langsung menyebabkan kematian dan pertumpahan darah di wilayah Ukraina. Sejauh yang saya mengerti, Inggris adalah salah satu negara itu," ujarnya, seperti dikutip dari The Mirror, Kamis (28/4/2022).
Sebelumnya, pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan risiko perang nuklir sekarang cukup besar karena negara-negara Barat terus memasok pasukan Ukraina dengan senjata.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(min)
tulis komentar anda