China Sebut Strain Virus Asal Eropa Ditemukan di Beijing
Sabtu, 20 Juni 2020 - 03:03 WIB
BEIJING - China menyatakan telah mengidentifikasi strain virus corona asal Eropa yang memicu wabah di Beijing.
China merilis data pengurutan genom dari sampel-sampel yang diambil di Beijing. Para pejabat menyatakan telah mengidentifikasi strain asal Eropa berdasarkan studi awal.
Sebanyak 183 orang telah terinfeksi dalam delapan hari terakhir terkait dengan pusat makanan grosir Xinfadi di Beijing. “Strain dan virus bergerak keliling dunia,” ungkap pakar kedaruratan WHO Mike Ryan di Jenewa.
“Jadi saya pikir ini tidak mengindikasikan Eropa sebagai asal penyakit itu semua. Apa yang dikatakan ialah penyakit itu paling mungkin diimpor dari luar Beijing pada beberapa poin,” papar Ryan.
“Penting untuk menentukan kapan virus itu tiba di Beijing, berapa banyak orang yang terinfeksi sepanjang itu, dan apa faktor yang memperluas penyebarannya,” ujar dia.
Namun dia menegaskan kembali bahwa virus itu tampaknya dari manusia dan tidak melompat antar spesies. (Baca Juga: Israel Blokir Jalan-jalan Lokal Tepi Barat Menuju Lembah Jordan)
China mendapat tekanan untuk segera merilis data saat wabah itu meningkat di Beijing. Pemerintah Amerika Serikat menyalahkan pemerintah China yang terlalu lambat menangani wabah itu sejak awal muncul. (Lihat Video: Rindu dan Dianggap Mirip Anaknya, Seorang PSK Culik Anak Tujuh Tahun)
China merilis data pengurutan genom dari sampel-sampel yang diambil di Beijing. Para pejabat menyatakan telah mengidentifikasi strain asal Eropa berdasarkan studi awal.
Sebanyak 183 orang telah terinfeksi dalam delapan hari terakhir terkait dengan pusat makanan grosir Xinfadi di Beijing. “Strain dan virus bergerak keliling dunia,” ungkap pakar kedaruratan WHO Mike Ryan di Jenewa.
“Jadi saya pikir ini tidak mengindikasikan Eropa sebagai asal penyakit itu semua. Apa yang dikatakan ialah penyakit itu paling mungkin diimpor dari luar Beijing pada beberapa poin,” papar Ryan.
“Penting untuk menentukan kapan virus itu tiba di Beijing, berapa banyak orang yang terinfeksi sepanjang itu, dan apa faktor yang memperluas penyebarannya,” ujar dia.
Namun dia menegaskan kembali bahwa virus itu tampaknya dari manusia dan tidak melompat antar spesies. (Baca Juga: Israel Blokir Jalan-jalan Lokal Tepi Barat Menuju Lembah Jordan)
China mendapat tekanan untuk segera merilis data saat wabah itu meningkat di Beijing. Pemerintah Amerika Serikat menyalahkan pemerintah China yang terlalu lambat menangani wabah itu sejak awal muncul. (Lihat Video: Rindu dan Dianggap Mirip Anaknya, Seorang PSK Culik Anak Tujuh Tahun)
(sya)
tulis komentar anda