Rusia Peringatkan Barat Soal Ancaman Perang Nuklir di Ukraina
Selasa, 26 April 2022 - 14:52 WIB
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan Barat untuk tidak meremehkan meningkatnya risiko perang nuklir di Ukraina . Ia juga memandang NATO "pada dasarnya" terlibat dalam perang proksi dengan Rusia dengan memasok persenjataan ke Kiev.
Dalam wawancara yang disiarkan di televisi pemerintah, Lavrov juga mengatakan bahwa inti dari setiap kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina akan sangat bergantung pada situasi militer di lapangan.
Lavrov telah ditanya tentang pentingnya menghindari Perang Dunia Ketiga dan apakah situasi saat ini sebanding dengan krisis rudal Kuba pada tahun 1962, titik terendah dalam hubungan AS-Soviet.
Rusia, kata Lavrov, melakukan banyak hal untuk menegakkan prinsip perjuangan untuk mencegah perang nuklir dengan segala cara.
"Ini adalah posisi kunci kami di mana kami mendasarkan segalanya. Risikonya sekarang cukup besar," kata Lavrov.
"Saya tidak ingin meningkatkan risiko itu secara artifisial. Banyak yang menyukai itu. Bahayanya serius, nyata. Dan kita tidak boleh meremehkannya," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (26/4/2022).
Invasi Rusia dua bulan lalu ke Ukraina, serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945, telah menyebabkan ribuan orang tewas atau terluka, kota-kota menjadi puing-puing dan memaksa lebih dari 5 juta orang melarikan diri ke luar negeri.
Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis. Ukraina dan Barat mengatakan ini dalih palsu untuk perang agresi tak beralasan oleh Presiden Vladimir Putin.
Dalam wawancara yang disiarkan di televisi pemerintah, Lavrov juga mengatakan bahwa inti dari setiap kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina akan sangat bergantung pada situasi militer di lapangan.
Lavrov telah ditanya tentang pentingnya menghindari Perang Dunia Ketiga dan apakah situasi saat ini sebanding dengan krisis rudal Kuba pada tahun 1962, titik terendah dalam hubungan AS-Soviet.
Rusia, kata Lavrov, melakukan banyak hal untuk menegakkan prinsip perjuangan untuk mencegah perang nuklir dengan segala cara.
"Ini adalah posisi kunci kami di mana kami mendasarkan segalanya. Risikonya sekarang cukup besar," kata Lavrov.
"Saya tidak ingin meningkatkan risiko itu secara artifisial. Banyak yang menyukai itu. Bahayanya serius, nyata. Dan kita tidak boleh meremehkannya," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (26/4/2022).
Invasi Rusia dua bulan lalu ke Ukraina, serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945, telah menyebabkan ribuan orang tewas atau terluka, kota-kota menjadi puing-puing dan memaksa lebih dari 5 juta orang melarikan diri ke luar negeri.
Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis. Ukraina dan Barat mengatakan ini dalih palsu untuk perang agresi tak beralasan oleh Presiden Vladimir Putin.
tulis komentar anda