Putin Tuduh Barat Hasut Ukraina untuk Bunuh Jurnalis Rusia
Selasa, 26 April 2022 - 06:15 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (25/4/2022) menuduh Barat berusaha menghancurkan Rusia . Ia juga menuntut Jaksa mengambil garis tegas pada apa yang disebutnya sebagai plot yang dibuat oleh mata-mata asing untuk memecah negara dan mendiskreditkan Angkatan Bersenjata Rusia.
Berbicara kepada Jaksa Tinggi Rusia dan diawasi oleh Menteri Pertahanannya, Putin menuduh Barat menghasut Ukraina untuk merencanakan serangan terhadap wartawan Rusia - tuduhan yang dibantah oleh Kiev.
Putin mengatakan, penerus utama KGB era Soviet, Layanan Keamanan Federal (FSB), pada Senin telah mencegah upaya pembunuhan oleh "kelompok teroris" terhadap jurnalis TV Rusia, Vladimir Solovyev.
"Mereka telah pindah ke teror untuk mempersiapkan pembunuhan jurnalis kami," kata Putin tentang Barat, seperti dikutip dari Reuters.
Putin, mantan mata-mata KGB yang telah memerintah Rusia sebagai pemimpin tertinggi sejak hari terakhir tahun 1999, tidak segera memberikan bukti untuk mendukung pernyataannya. Reuters tidak dapat segera memverifikasi tuduhan tersebut.
Kepala FSB Alexander Bortnikov mengatakan, sekelompok enam warga negara Rusia neo-nasionalis telah merencanakan untuk membunuh Solovyev - salah satu jurnalis TV dan radio paling terkenal di Rusia - atas perintah Layanan Keamanan Negara (SBU) Ukraina.
SBU membantah tuduhan itu, yang katanya fantasi yang dibuat oleh Moskow. "SBU tidak memiliki rencana untuk membunuh V Solovyev," sebut pernyataan SBU.
Solovyev, pembawa acara talk show yang tamunya sering merendahkan Ukraina dan membenarkan tindakan Moskow di sana, berterima kasih kepada FSB.
Putin juga mengatakan, Barat telah menyadari bahwa Ukraina tidak dapat mengalahkan Rusia dalam perang, sehingga telah pindah ke rencana yang berbeda, yakni penghancuran Rusia itu sendiri.
"Tugas lain telah mengemuka: Untuk memecah masyarakat Rusia dan menghancurkan Rusia dari dalam," kata Putin. Ia juga mengatakan, organisasi media asing dan media sosial telah digunakan oleh mata-mata Barat untuk melakukan provokasi terhadap Angkatan Bersenjata Rusia.
“Jaksa harus bereaksi cepat terhadap berita dan laporan palsu yang merusak ketertiban,” kata Putin, tanpa memberikan contoh spesifik.
"Mereka sering diorganisir dari luar negeri, diorganisir dengan cara yang berbeda - baik informasinya berasal dari sana atau uangnya," kata Putin. “Jaksa harus lebih aktif memerangi ekstremisme," lanjutnya.
Hanya beberapa hari setelah memerintahkan invasi ke Ukraina, Putin menandatangani undang-undang yang menjatuhkan hukuman penjara hingga 15 tahun bagi siapapun yang sengaja menyebarkan berita "palsu" tentang militer.
Rusia mengatakan, media Barat telah memberikan narasi parsial yang berlebihan tentang perang di Ukraina yang sebagian besar mengabaikan kekhawatiran Moskow tentang perluasan NATO dan apa yang dikatakannya adalah penganiayaan terhadap penutur bahasa Rusia di Ukraina.
Berbicara kepada Jaksa Tinggi Rusia dan diawasi oleh Menteri Pertahanannya, Putin menuduh Barat menghasut Ukraina untuk merencanakan serangan terhadap wartawan Rusia - tuduhan yang dibantah oleh Kiev.
Putin mengatakan, penerus utama KGB era Soviet, Layanan Keamanan Federal (FSB), pada Senin telah mencegah upaya pembunuhan oleh "kelompok teroris" terhadap jurnalis TV Rusia, Vladimir Solovyev.
"Mereka telah pindah ke teror untuk mempersiapkan pembunuhan jurnalis kami," kata Putin tentang Barat, seperti dikutip dari Reuters.
Putin, mantan mata-mata KGB yang telah memerintah Rusia sebagai pemimpin tertinggi sejak hari terakhir tahun 1999, tidak segera memberikan bukti untuk mendukung pernyataannya. Reuters tidak dapat segera memverifikasi tuduhan tersebut.
Kepala FSB Alexander Bortnikov mengatakan, sekelompok enam warga negara Rusia neo-nasionalis telah merencanakan untuk membunuh Solovyev - salah satu jurnalis TV dan radio paling terkenal di Rusia - atas perintah Layanan Keamanan Negara (SBU) Ukraina.
SBU membantah tuduhan itu, yang katanya fantasi yang dibuat oleh Moskow. "SBU tidak memiliki rencana untuk membunuh V Solovyev," sebut pernyataan SBU.
Solovyev, pembawa acara talk show yang tamunya sering merendahkan Ukraina dan membenarkan tindakan Moskow di sana, berterima kasih kepada FSB.
Putin juga mengatakan, Barat telah menyadari bahwa Ukraina tidak dapat mengalahkan Rusia dalam perang, sehingga telah pindah ke rencana yang berbeda, yakni penghancuran Rusia itu sendiri.
"Tugas lain telah mengemuka: Untuk memecah masyarakat Rusia dan menghancurkan Rusia dari dalam," kata Putin. Ia juga mengatakan, organisasi media asing dan media sosial telah digunakan oleh mata-mata Barat untuk melakukan provokasi terhadap Angkatan Bersenjata Rusia.
“Jaksa harus bereaksi cepat terhadap berita dan laporan palsu yang merusak ketertiban,” kata Putin, tanpa memberikan contoh spesifik.
"Mereka sering diorganisir dari luar negeri, diorganisir dengan cara yang berbeda - baik informasinya berasal dari sana atau uangnya," kata Putin. “Jaksa harus lebih aktif memerangi ekstremisme," lanjutnya.
Hanya beberapa hari setelah memerintahkan invasi ke Ukraina, Putin menandatangani undang-undang yang menjatuhkan hukuman penjara hingga 15 tahun bagi siapapun yang sengaja menyebarkan berita "palsu" tentang militer.
Rusia mengatakan, media Barat telah memberikan narasi parsial yang berlebihan tentang perang di Ukraina yang sebagian besar mengabaikan kekhawatiran Moskow tentang perluasan NATO dan apa yang dikatakannya adalah penganiayaan terhadap penutur bahasa Rusia di Ukraina.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda