Ukraina Ancam Hentikan Pembicaraan Damai dengan Rusia
Minggu, 24 April 2022 - 11:37 WIB
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan peristiwa yang mungkin memaksa negaranya untuk menarik diri dari negosiasi damai dengan Rusia .
Selama konferensi pers yang diadakan di salah satu stasiun metro Kiev di tengah serangan Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina, Zelensky ditanya bagaimana Kiev akan menanggapi potensi referendum kemerdekaan di wilayah yang dikendalikan oleh pasukan Rusia. Presiden mengakui bahwa itu akan memaksanya untuk menghentikan pembicaraan dengan Moskow.
“Jika orang-orang kami dihancurkan di Mariupol, jika sebuah referendum, sebuah referendum semu, diumumkan di setiap republik semu baru di Ukraina, Ukraina akan menarik diri dari proses negosiasi apa pun,” kata Zelensky seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (24/4/2022).
Dua hari lalu, Moskow mengumumkan pendudukan Mariupol. Namun, Presiden Vladimir Putin membatalkan serangan terhadap pabrik Azovstal, yang tetap menjadi pertahanan terakhir pasukan Ukraina, termasuk para pejuang resimen neo-Nazi Azov, di kota pelabuhan yang strategis itu.
"Pasukan Rusia harus menyegel daerah itu sehingga lalat tidak bisa lewat,” perintah Putin.
Sementara itu Zelensky, mengakui bahwa saat ini Ukraina tidak dapat merebut kembali Mariupol secara militer dan bahwa para pejuang yang bersembunyi di sana menyadari hal itu.
Zelensky mengulangi keinginannya untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Vladimir Putin, karena perang dapat dihentikan oleh orang yang memulainya. Dia menjelaskan bahwa, menurutnya, negosiasi langsung bisa menjadi cara yang lebih efektif untuk mencapai perdamaian daripada berbicara melalui mediator.
“Saya ingin menghentikan perang dan mengakhirinya. Ada jalur diplomatik dan jalur militer. Setiap orang yang sehat memilih jalur diplomatik karena dia tahu bahwa meskipun sulit, itu dapat mencegah hilangnya jutaan orang, ”kata Zelensky.
Selama konferensi pers yang diadakan di salah satu stasiun metro Kiev di tengah serangan Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina, Zelensky ditanya bagaimana Kiev akan menanggapi potensi referendum kemerdekaan di wilayah yang dikendalikan oleh pasukan Rusia. Presiden mengakui bahwa itu akan memaksanya untuk menghentikan pembicaraan dengan Moskow.
“Jika orang-orang kami dihancurkan di Mariupol, jika sebuah referendum, sebuah referendum semu, diumumkan di setiap republik semu baru di Ukraina, Ukraina akan menarik diri dari proses negosiasi apa pun,” kata Zelensky seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (24/4/2022).
Dua hari lalu, Moskow mengumumkan pendudukan Mariupol. Namun, Presiden Vladimir Putin membatalkan serangan terhadap pabrik Azovstal, yang tetap menjadi pertahanan terakhir pasukan Ukraina, termasuk para pejuang resimen neo-Nazi Azov, di kota pelabuhan yang strategis itu.
"Pasukan Rusia harus menyegel daerah itu sehingga lalat tidak bisa lewat,” perintah Putin.
Sementara itu Zelensky, mengakui bahwa saat ini Ukraina tidak dapat merebut kembali Mariupol secara militer dan bahwa para pejuang yang bersembunyi di sana menyadari hal itu.
Zelensky mengulangi keinginannya untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Vladimir Putin, karena perang dapat dihentikan oleh orang yang memulainya. Dia menjelaskan bahwa, menurutnya, negosiasi langsung bisa menjadi cara yang lebih efektif untuk mencapai perdamaian daripada berbicara melalui mediator.
“Saya ingin menghentikan perang dan mengakhirinya. Ada jalur diplomatik dan jalur militer. Setiap orang yang sehat memilih jalur diplomatik karena dia tahu bahwa meskipun sulit, itu dapat mencegah hilangnya jutaan orang, ”kata Zelensky.
tulis komentar anda