AS Bersumpah Beri Repons Jika China Bangun Pangkalan Militer di Kepulauan Solomon
Sabtu, 23 April 2022 - 11:15 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) bersumpah akan memberikan respons yang sesuai jika China membangun pangkalan militer permanen di Kepulauan Solomon . Pernyataan ini disampaikan Gedung Putih.
"Jika langkah-langkah diambil untuk membangun kehadiran militer permanen de facto, kemampuan proyeksi kekuatan, atau instalasi militer, delegasi tersebut mencatat bahwa Amerika Serikat kemudian akan memiliki kekhawatiran yang signifikan dan meresponsnya,” kata Gedung Putih dalam siaran pers.
Pernyataan itu dibuat tak lama setelah Washington dan Honiara sepakat untuk meluncurkan dialog strategis tingkat tinggi.
"Pada saat kritis ini, Amerika Serikat dan Kepulauan Solomon sepakat untuk meluncurkan dialog strategis tingkat tinggi, yang diketuai bersama di pihak AS oleh Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri," lanjut siaran pers Gedung Putih, seperti dikutip Sputnik, Sabtu (23/4/2022).
"Kedua belah pihak telah sepakat untuk fokus pada masalah keamanan yang menjadi perhatian bersama, pembangunan ekonomi dan sosial, kesehatan masyarakat serta keuangan dan utang."
Pada hari Selasa lalu, China dan Kepulauan Solomon menandatangani perjanjian kerangka kerja tentang kerja sama keamanan untuk meningkatkan stabilitas sosial dan ketenangan jangka panjang di Kepulauan Solomon. Penandatanganan perjanjian itu dikonfirmasi juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.
Negara-negara terdekat Kepulauan Solomon, seperti Australia dan Selandia Baru, telah dibuat gusar dengan perjanjian kerja sama keamanan negara kepulauan itu dengan China. Sebab, bocoran dokumen menunjukkan bahwa Beijing berencana membangun pangkalan militer di sana.
Namun, Pemerintah Kepulauan Solomon menyangkal adanya rencana pembangunan pangkalan militer oleh China. Pemerintah juga kesal dengan negara-negara tetangga yang keberatan dengan perjanjian kerja sama itu dan menganggapnya sebagai bentuk intervensi urusan dalam negerinya.
"Jika langkah-langkah diambil untuk membangun kehadiran militer permanen de facto, kemampuan proyeksi kekuatan, atau instalasi militer, delegasi tersebut mencatat bahwa Amerika Serikat kemudian akan memiliki kekhawatiran yang signifikan dan meresponsnya,” kata Gedung Putih dalam siaran pers.
Pernyataan itu dibuat tak lama setelah Washington dan Honiara sepakat untuk meluncurkan dialog strategis tingkat tinggi.
"Pada saat kritis ini, Amerika Serikat dan Kepulauan Solomon sepakat untuk meluncurkan dialog strategis tingkat tinggi, yang diketuai bersama di pihak AS oleh Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri," lanjut siaran pers Gedung Putih, seperti dikutip Sputnik, Sabtu (23/4/2022).
"Kedua belah pihak telah sepakat untuk fokus pada masalah keamanan yang menjadi perhatian bersama, pembangunan ekonomi dan sosial, kesehatan masyarakat serta keuangan dan utang."
Pada hari Selasa lalu, China dan Kepulauan Solomon menandatangani perjanjian kerangka kerja tentang kerja sama keamanan untuk meningkatkan stabilitas sosial dan ketenangan jangka panjang di Kepulauan Solomon. Penandatanganan perjanjian itu dikonfirmasi juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.
Negara-negara terdekat Kepulauan Solomon, seperti Australia dan Selandia Baru, telah dibuat gusar dengan perjanjian kerja sama keamanan negara kepulauan itu dengan China. Sebab, bocoran dokumen menunjukkan bahwa Beijing berencana membangun pangkalan militer di sana.
Namun, Pemerintah Kepulauan Solomon menyangkal adanya rencana pembangunan pangkalan militer oleh China. Pemerintah juga kesal dengan negara-negara tetangga yang keberatan dengan perjanjian kerja sama itu dan menganggapnya sebagai bentuk intervensi urusan dalam negerinya.
(min)
tulis komentar anda