Semua Kapal Rusia Dilarang Singgah di Pelabuhan AS, Ikuti Jejak Uni Eropa

Sabtu, 23 April 2022 - 01:00 WIB
Kapal kargo Rusia dicegat di English Channel oleh Angkatan Laut Prancis. Foto/Twitter
WASHINGTON - Washington akan mengikuti jejak Uni Eropa (UE) dan melarang semua kapal yang berafiliasi dengan Rusia untuk berlabuh di pelabuhan AS.

Keputusan itu diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis (21/4/2022). Ini berlaku untuk semua kapal yang mengibarkan bendera Rusia, dimiliki, atau dioperasikan oleh entitas dari negara tersebut.

“Tidak ada kapal, tidak ada kapal yang berlayar di bawah bendera Rusia, atau yang dimiliki atau dioperasikan oleh kepentingan Rusia, akan diizinkan berlabuh di pelabuhan AS atau mengakses pantai kami. Tidak ada,” tegas Biden pada Kamis pagi di Gedung Putih, setelah bertemu perdana menteri Ukraina.





Uni Eropa melarang kapal-kapal Rusia dari pelabuhannya pada 6 April. Biden mengatakan langkah itu bermaksud, “menyangkal manfaat dari sistem ekonomi internasional yang mereka nikmati di masa lalu.”



Selain larangan pelabuhan, Biden mengumumkan program untuk membiarkan orang Ukraina berimigrasi ke AS secara langsung, bantuan ekonomi langsung senilai USD500 juta ke Kiev dengan total USD1 miliar sejak Februari, dan USD800 juta lagi dalam bentuk senjata, amunisi, dan peralatan.



“Bantuan baru akan melihat puluhan howitzer dan 144.000 butir amunisi dikirim ke militer Ukraina,” papar Biden.

AS juga berbagi “intelijen tepat waktu yang signifikan” dengan Kiev dan mengoordinasikan pengiriman senjata dari sekutu dan mitra. “Mengirim mereka langsung ke garis depan kebebasan,” ujar Biden.

Sekitar 18 howitzer derek, 200 pengangkut personel lapis baja usang dan 100 humvee sudah dalam perjalanan ke Ukraina.

Militer AS sedang melatih sekelompok kecil pasukan Ukraina untuk menggunakannya, di negara ketiga yang tidak disebutkan.

Rusia telah memperingatkan Barat bahwa mereka akan menargetkan sistem senjata apa pun yang dikirim ke Ukraina, seperti rudal S-300 Slovakia, yang dibawa Biden sebagai contoh bantuan yang berhasil ke Kiev.

S-300 itu dilaporkan dihancurkan awal bulan ini oleh Rusia. Klaim ditolak oleh Bratislava.

Biden mengklaim Ukraina telah meraih "kemenangan bersejarah" dalam pertempuran untuk Kiev, dengan bantuan senjata, intelijen, dan bantuan lain yang diberikan oleh Barat.

Pembayar pajak dan tentara Amerika dapat bangga bahwa mereka “membantu mempersenjatai dan mengusir agresi Rusia di Ukraina,” ujar Biden.

Unit Rusia yang telah mendekati Kiev dari barat dan utara pada awal Maret mundur pada akhir bulan tanpa perlawanan.

Negosiator Moskow dalam pembicaraan damai mengatakan ini adalah isyarat niat baik terhadap pihak Ukraina.

“Konflik di Ukraina mungkin berlangsung untuk waktu yang sangat lama, dan yang paling penting adalah menjaga persatuan di dalam dan luar negeri,” papar Biden kepada wartawan.

Dia menambahkan, “Ini adalah tanggung jawab AS untuk menyatukan seluruh dunia dalam pertarungan ini.”

Biden juga bersumpah, “Rusia tidak akan pernah berhasil mendominasi dan menduduki seluruh Ukraina.” Moskow menyatakan tidak pernah berniat menduduki seluruh Ukraina sejak awal.

Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More