Gereja-gereja Kristen Yerusalem Melawan Penjajah Yahudi Israel
Kamis, 21 April 2022 - 10:12 WIB
Tiga komunitas yang bersangkutan—Ortodoks Yunani, Armenia dan Fransiskan—mengirim surat dengan kata-kata keras kepada pihak berwenang pada bulan Februari.
“Dalam beberapa tahun terakhir, kami merasa bahwa berbagai entitas berusaha untuk meminimalkan, tidak mengatakan menghilangkan, karakteristik non-Yahudi dari Kota Suci dengan mencoba mengubah status quo di gunung suci,” tulis mereka.
Surat itu menuduh bahwa, "setelah upaya mereka gagal, mereka menggunakan kekuatan hukum, dengan memajukan rencana untuk menyatakan sebagian besar gunung sebagai taman nasional".
Pemerintah Israel untuk sementara menarik proyek tersebut dari agendanya.
Pada bulan Desember, Israel marah dengan komentar yang dibuat oleh Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, kepala Gereja Anglikan, yang menuduh bahwa peningkatan serangan dan perusakan tempat-tempat suci adalah "upaya bersama" untuk mengusir orang-orang Kristen.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan tuduhan itu tidak berdasar dan mendistorsi realitas komunitas Kristen di Israel.
Ofran menambahkan pemerintah Israel hanya melakukan tindakan minimal-dan bahkan "melindungi" penjajah dengan pasukan polisinya, yang gagal mengusir mereka.
Dia mengatakan Israel-yang menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang tak terpisahkan-tidak akan mengusir gereja-gereja itu. "Tetapi mereka ingin...itu menjadi lingkungan Yahudi dengan kantong-kantong Kristen," katanya, yang menambahkan itu bahwa itu sebuah tantangan yang serupa dengan yang dihadapi oleh umat Islam.
Pastor Nikodemus Schnabel, dari komunitas Benediktin di Gunung Sion, yang berdekatan dengan Kota Tua, mengatakan, "Iini benar-benar menjadi perhatian, bahwa Israel telah menutup mata."
Biara Dormition miliknya telah menjadi sasaran tindakan vandalisme yang dituduhkan pada penjajah yang telah berlipat ganda dalam beberapa bulan terakhir.
“Dalam beberapa tahun terakhir, kami merasa bahwa berbagai entitas berusaha untuk meminimalkan, tidak mengatakan menghilangkan, karakteristik non-Yahudi dari Kota Suci dengan mencoba mengubah status quo di gunung suci,” tulis mereka.
Surat itu menuduh bahwa, "setelah upaya mereka gagal, mereka menggunakan kekuatan hukum, dengan memajukan rencana untuk menyatakan sebagian besar gunung sebagai taman nasional".
Pemerintah Israel untuk sementara menarik proyek tersebut dari agendanya.
Pada bulan Desember, Israel marah dengan komentar yang dibuat oleh Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, kepala Gereja Anglikan, yang menuduh bahwa peningkatan serangan dan perusakan tempat-tempat suci adalah "upaya bersama" untuk mengusir orang-orang Kristen.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan tuduhan itu tidak berdasar dan mendistorsi realitas komunitas Kristen di Israel.
Ofran menambahkan pemerintah Israel hanya melakukan tindakan minimal-dan bahkan "melindungi" penjajah dengan pasukan polisinya, yang gagal mengusir mereka.
Dia mengatakan Israel-yang menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang tak terpisahkan-tidak akan mengusir gereja-gereja itu. "Tetapi mereka ingin...itu menjadi lingkungan Yahudi dengan kantong-kantong Kristen," katanya, yang menambahkan itu bahwa itu sebuah tantangan yang serupa dengan yang dihadapi oleh umat Islam.
Pastor Nikodemus Schnabel, dari komunitas Benediktin di Gunung Sion, yang berdekatan dengan Kota Tua, mengatakan, "Iini benar-benar menjadi perhatian, bahwa Israel telah menutup mata."
Biara Dormition miliknya telah menjadi sasaran tindakan vandalisme yang dituduhkan pada penjajah yang telah berlipat ganda dalam beberapa bulan terakhir.
tulis komentar anda