Gereja-gereja Kristen Yerusalem Melawan Penjajah Yahudi Israel
Kamis, 21 April 2022 - 10:12 WIB
Sejak tahun 2005, kelompok tersebut dan gereja Ortodoks telah terlibat dalam perselisihan hukum yang kompleks atas kepemilikan sebuah asrama Kota Tua di pintu masuk Gerbang Jaffa ke Christian Quarter.
Perselisihan itu terjadi pada 27 Maret, ketika penjajah mengambil alih sebagian dari Hotel Petra. Menurut Gereja Ortodoks Yunani, para penjajah mendobrak dan masuk.
"Pemerintah Israel berjanji kepada kami bahwa mereka akan mencoba yang terbaik untuk menangani masalah ini, dan menekan kelompok-kelompok radikal untuk keluar," kata Theophilus III.
"Tapi, setelah lebih dari dua minggu, penjajah masih ada," katanya lagi.
"Sepertinya negara tidak memiliki kekuatan atau kemauan untuk (menekan) orang-orang itu," imbuh dia.
Hagit Ofran, dari kelompok anti-penjajah Israel; Peace Now, mengatakan perselisihan itu adalah “drama besar". "Karena itu adalah tempat yang strategis di pintu masuk ke Christian Quarter, sebuah kompleks besar di mana mereka dapat membawa ratusan penjajah," ujarnya.
"Jika mereka berhasil, ini akan mengubah seluruh karakter Kota Tua-dan tentu saja Christian Quarter."
Sekitar 300 koloni Yahudi sudah tinggal di Christian Quarter.
Gereja-gereja di Yerusalem telah menyuarakan kekhawatiran tentang tren tersebut, serta tindakan vandalisme dan agresi anti-Kristen, dengan alasan masalah tersebut melampaui jantung kuno Yerusalem.
Di pinggiran Kota Tua, di Bukit Zaitun di mana beberapa gereja terkemuka berdiri, Israel berencana untuk memperluas taman yang akan merambah tanah milik lembaga-lembaga Kristen.
Perselisihan itu terjadi pada 27 Maret, ketika penjajah mengambil alih sebagian dari Hotel Petra. Menurut Gereja Ortodoks Yunani, para penjajah mendobrak dan masuk.
"Pemerintah Israel berjanji kepada kami bahwa mereka akan mencoba yang terbaik untuk menangani masalah ini, dan menekan kelompok-kelompok radikal untuk keluar," kata Theophilus III.
"Tapi, setelah lebih dari dua minggu, penjajah masih ada," katanya lagi.
"Sepertinya negara tidak memiliki kekuatan atau kemauan untuk (menekan) orang-orang itu," imbuh dia.
Hagit Ofran, dari kelompok anti-penjajah Israel; Peace Now, mengatakan perselisihan itu adalah “drama besar". "Karena itu adalah tempat yang strategis di pintu masuk ke Christian Quarter, sebuah kompleks besar di mana mereka dapat membawa ratusan penjajah," ujarnya.
"Jika mereka berhasil, ini akan mengubah seluruh karakter Kota Tua-dan tentu saja Christian Quarter."
Sekitar 300 koloni Yahudi sudah tinggal di Christian Quarter.
Gereja-gereja di Yerusalem telah menyuarakan kekhawatiran tentang tren tersebut, serta tindakan vandalisme dan agresi anti-Kristen, dengan alasan masalah tersebut melampaui jantung kuno Yerusalem.
Di pinggiran Kota Tua, di Bukit Zaitun di mana beberapa gereja terkemuka berdiri, Israel berencana untuk memperluas taman yang akan merambah tanah milik lembaga-lembaga Kristen.
Lihat Juga :
tulis komentar anda