Mengapa Masjid Al-Aqsa Diperebutkan Israel dan Palestina? Ini Sejarahnya
Senin, 18 April 2022 - 15:17 WIB
“Dia berkata, 'Meskipun saya seorang menteri di pemerintahan, ini akan menjadi kunjungan pribadi murni'. Nah, sinisme itu di luar dugaan, karena ia rupanya didampingi 1.000 polisi. Jika Sharon pergi ke sana sebagai turis pribadi seperti orang lain, tidak ada yang akan memperhatikan, tidak ada yang akan peduli. Tapi dia memiliki kontingen besar polisi bersenjata. Jelas dia mencari masalah, dan tentu saja mendapatkannya," paparnya.
Hari ini masalah itu berlanjut, dan sejak pekan pertama Ramadhan, ketegangan di Yerusalem telah meningkat menjadi kekerasan.
"Temple Mount, Haram al-Sharif telah menjadi pion politik. Ini masalah kekuasaan dan siapa yang mengendalikannya. Saat ini di dalam tembok, itu dikendalikan oleh Islam. Semua akses dari luar dikendalikan oleh Israel. Dan orang tidak dapat melihat, tentu saja saya tidak dapat melihat, solusi kompromi apa pun yang mungkin," kata O'Connor, seperti dikutip ABC News.
"Ini adalah salah satu perselisihan di tanah suci di mana orang Kristen berada di pinggir. Kami tidak memiliki klaim di sana, kami tidak pernah melakukan klaim apa pun. Tetapi kedua pihak yang berseberangan, Muslim dan Yahudi, membuat klaim mutlak. Mereka berdua percaya bahwa mengizinkan orang lain, yaitu orang luar, berarti melawan Tuhan, karena kedua belah pihak mengeklaim 'Tuhan memberikannya kepada saya'. Dan jika Anda mengizinkan orang luar untuk ikut campur di ruang suci itu, maka Anda pada dasarnya menghina Tuhan. Dan itulah yang memunculkan sikap keras kepala fanatik di kedua belah pihak."
Hari ini masalah itu berlanjut, dan sejak pekan pertama Ramadhan, ketegangan di Yerusalem telah meningkat menjadi kekerasan.
"Temple Mount, Haram al-Sharif telah menjadi pion politik. Ini masalah kekuasaan dan siapa yang mengendalikannya. Saat ini di dalam tembok, itu dikendalikan oleh Islam. Semua akses dari luar dikendalikan oleh Israel. Dan orang tidak dapat melihat, tentu saja saya tidak dapat melihat, solusi kompromi apa pun yang mungkin," kata O'Connor, seperti dikutip ABC News.
"Ini adalah salah satu perselisihan di tanah suci di mana orang Kristen berada di pinggir. Kami tidak memiliki klaim di sana, kami tidak pernah melakukan klaim apa pun. Tetapi kedua pihak yang berseberangan, Muslim dan Yahudi, membuat klaim mutlak. Mereka berdua percaya bahwa mengizinkan orang lain, yaitu orang luar, berarti melawan Tuhan, karena kedua belah pihak mengeklaim 'Tuhan memberikannya kepada saya'. Dan jika Anda mengizinkan orang luar untuk ikut campur di ruang suci itu, maka Anda pada dasarnya menghina Tuhan. Dan itulah yang memunculkan sikap keras kepala fanatik di kedua belah pihak."
(min)
tulis komentar anda