AS Ingin Membuat Mesin Perang Rusia Kelaparan, Begini Caranya

Sabtu, 09 April 2022 - 01:34 WIB
Rudal jelajah Rusia hantam fasilitas penyimpanan bahan bakar di Lviv, Ukraina. AS ingin membuat mesin perang Rusia kelaparan dengan cara meningkatkan sanksi. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) berencana untuk membuat "mesin perang" Rusia kelaparan atau bahkan menghilangkannya. Caranya dengan meningkatkan sanksi yang membatasi sumber utama pendanaan untuk perang Moskow di Ukraina .

Rencana itu dipaparkan Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo kepada Reuters,yang dilansir Jumat (8/4/2022).

"Amerika Serikat dan sekutunya memiliki lebih banyak yang kami bisa dan akan kami lakukan untuk menghukum Moskow jika Rusia gagal menghentikan invasinya," kata Adeyemo.



Para pemimpin Ukraina pada hari Kamis menyerukan dunia demokratis untuk berhenti membeli minyak dan gas Rusia, dan memotong bank-bank Rusia sepenuhnya dari sistem keuangan internasional.

Setelah upaya awal untuk membekukan aset Rusia, Washington dan sekutunya mengumumkan langkah-langkah tambahan minggu ini saat mereka mendekati batas sanksi untuk menghukum Rusia tanpa juga menyebabkan kerugian ekonomi di dalam negeri.



Adeyemo mengatakan larangan investasi baru yang diumumkan pada hari Rabu oleh Presiden Joe Biden melarang orang Amerika untuk berinvestasi di ekuitas dan utang serta dana investasi perusahaan Rusia, memotong industri pertahanan Rusia dan sektor lain dari sumber modal investasi terbesar di dunia.

"Artinya, Rusia akan kehilangan modal yang dibutuhkan untuk membangun ekonominya, tetapi juga untuk berinvestasi dalam mesin perangnya," kata Adeyemo.

Ditanya apakah itu akan melarang perusahaan yang sudah berada di Rusia untuk mendanai lebih lanjut operasi tersebut, dia mengatakan Departemen Keuangan sedang berkonsultasi dengan sektor swasta.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More