Terancam China, Australia Perkuat Angkatan Udara dan Laut dengan Rudal Baru
Kamis, 07 April 2022 - 11:27 WIB
CANBERRA - Australia telah memulai program untuk memodernisasi kekuatan Angkatan Udara dan Angkatan Laut dengan rudal baru, melalui investasi USD2,6 miliar (Rp37 triliun).
Dorongan untuk mempersenjatai kembali datang di tengah kekhawatiran atas situasi di Ukraina dan tumbuhnya pengaruh China di Pasifik Selatan.
“Ketika Anda melihat apa yang terjadi di Ukraina, ketika Anda melihat potensi konflik di Indo-Pasifik, ini sangat nyata bagi kami sekarang dan kami harus realistis (untuk) mencegah tindakan agresi apa pun dan membantu menjaga perdamaian di wilayah kami sendiri,” ungkap Menteri Pertahanan (Menhan) Australia Peter Dutton kepada wartawan, Selasa (5/4/2022).
Sebagian dana itu akan digunakan untuk mempersenjatai armada jet tempur FA-18F Super Hornet Australia dengan rudal JASSM-ER.
Diproduksi di Amerika Serikat (AS) oleh raksasa industri senjata Lockheed Martin, rudal jarak jauh itu akan memungkinkan pesawat tempur menyerang target musuh pada jarak 900 kilometer.
Australia bermaksud meningkatkan kekuatan udaranya dengan rudal udara-ke-permukaan yang lebih baik, tetapi jadwal yang direvisi sekarang menetapkan 2024 sebagai tahun target. Ini tiga tahun lebih cepat dari jadwal sebelumnya.
Dorongan untuk mempersenjatai kembali datang di tengah kekhawatiran atas situasi di Ukraina dan tumbuhnya pengaruh China di Pasifik Selatan.
“Ketika Anda melihat apa yang terjadi di Ukraina, ketika Anda melihat potensi konflik di Indo-Pasifik, ini sangat nyata bagi kami sekarang dan kami harus realistis (untuk) mencegah tindakan agresi apa pun dan membantu menjaga perdamaian di wilayah kami sendiri,” ungkap Menteri Pertahanan (Menhan) Australia Peter Dutton kepada wartawan, Selasa (5/4/2022).
Sebagian dana itu akan digunakan untuk mempersenjatai armada jet tempur FA-18F Super Hornet Australia dengan rudal JASSM-ER.
Diproduksi di Amerika Serikat (AS) oleh raksasa industri senjata Lockheed Martin, rudal jarak jauh itu akan memungkinkan pesawat tempur menyerang target musuh pada jarak 900 kilometer.
Australia bermaksud meningkatkan kekuatan udaranya dengan rudal udara-ke-permukaan yang lebih baik, tetapi jadwal yang direvisi sekarang menetapkan 2024 sebagai tahun target. Ini tiga tahun lebih cepat dari jadwal sebelumnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda