Negara-negara yang Menolak Masuk NATO, Nomor 1 Bisa Berubah Pikiran
Rabu, 06 April 2022 - 16:21 WIB
BRUSSELS - Ketika awal dibentuknya Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada 1949, negara yang tergabung sebagai anggota sekalius pendiri berjumlah 12 negara.
NATO kemudian berkembang dari tahun ke tahun, dibuktikan dengan jumlah anggota yang kini bergabung sebanyak 30 negara.
Ada beberapa keuntungan yang didapat oleh negara yang tergabung dalam NATO, salah satunya mendapatkan dukungan keamanan kolektif.
Namun, tak semua negara ingin bergabung, bahkan ada yang menolak. Berikut beberapa negara yang menolak bergabung dengan NATO.
1. Finlandia
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken, dalam wawancara di MSNBC pada Januari lalu, mengatakan bahwa Finlandia dan negara lain mungkin akan segera bergabung dengan NATO.
Penyataan tersebut lantas ditanggapi oleh Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto. Ia menyampaikan bahwa Finlandia tidak memiliki rencana untuk bergabung dengan NATO dalam waktu dekat.
Presiden Finlandia Sauli Niinisto juga mengatakan, jika Finlandia bergabung dengan NATO, maka akan memungkinkan Rusia untuk menembus wilayahnya.
Sebelumnya, diketahui Presiden Rusia Vladimir Putin pernah memperingatkan Finlandia dan Swedia, jika bergabung dengan NATO akan menghadapi konsekuensi militer dan politik.
Apabila Finlandia bergabung dengan aliansi itu, Finlandia akan menjadi negara anggota keenam aliansi yang berbagi perbatasan darat dengan Rusia.
Tentunya ini akan semakin mengkhawatirkan Kremlin akan pengepungan NATO.
2. Swiss
Swiss merupakan negara yang tidak bergabung dengan NATO. Alasan Swiss tidak bergabung ialah karena negara tersebut memiliki tradisi sebagai negara yang netral.
Tradisi itu sempat membuat Swiss tidak bergabung dengan PBB sampai tahun 2022.
Alasan selanjutnya, karena pada pasal 5 perjanjian NATO terdapat pertahanan kolektif yang mengatakan bahwa serangan satu ke anggota NATO dianggap sebagai serangan terhadap semua.
Hal ini tak sejalan dengan prinsip Swiss tentang “netralitas bersenjata” yang dianutnya. Sifat netralitas Swiss itu itu berarti, negaranya tidak memihak jika terdapat sebuah konflik antarnegara lain.
Walaupun bukan negara anggota NATO, namun Swiss tetap memiliki hubungan dekat dengan NATO. Swiss menjalin program Kemitraan untuk Perdamaian bersama NATO.
3. Serbia
Serbia tidak akan bergabung dengan aliansi NATO karena akan melindungi tanah dan wilayah udaranya sendiri.
Alasan tidak akan bergabungnya Serbia ke dalam NATO juga karena mengingat anak-anak yang terbunuh selama agresi aliansi itu pada 1999.
Hal itu diungkapkan Aleksandar Vucic, Presiden Serbia dalam rapat umum pemilihan di Kikinda.
Agresi tersebut adalah serangan NATO di Yugoslavia yang berlangsung selama 78 hari. Selama serangan itu, pasukan NATO menjatuhkan uranium ke Serbia dalam bentuk bom dan peluru.
Menanggapi adanya invasi Rusia ke Ukraina, Serbia menyatakan mendukung integritas teritorial Ukraina namun menolak untuk menjatuhkan sanksi.
NATO kemudian berkembang dari tahun ke tahun, dibuktikan dengan jumlah anggota yang kini bergabung sebanyak 30 negara.
Ada beberapa keuntungan yang didapat oleh negara yang tergabung dalam NATO, salah satunya mendapatkan dukungan keamanan kolektif.
Namun, tak semua negara ingin bergabung, bahkan ada yang menolak. Berikut beberapa negara yang menolak bergabung dengan NATO.
1. Finlandia
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken, dalam wawancara di MSNBC pada Januari lalu, mengatakan bahwa Finlandia dan negara lain mungkin akan segera bergabung dengan NATO.
Penyataan tersebut lantas ditanggapi oleh Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto. Ia menyampaikan bahwa Finlandia tidak memiliki rencana untuk bergabung dengan NATO dalam waktu dekat.
Presiden Finlandia Sauli Niinisto juga mengatakan, jika Finlandia bergabung dengan NATO, maka akan memungkinkan Rusia untuk menembus wilayahnya.
Sebelumnya, diketahui Presiden Rusia Vladimir Putin pernah memperingatkan Finlandia dan Swedia, jika bergabung dengan NATO akan menghadapi konsekuensi militer dan politik.
Apabila Finlandia bergabung dengan aliansi itu, Finlandia akan menjadi negara anggota keenam aliansi yang berbagi perbatasan darat dengan Rusia.
Tentunya ini akan semakin mengkhawatirkan Kremlin akan pengepungan NATO.
2. Swiss
Swiss merupakan negara yang tidak bergabung dengan NATO. Alasan Swiss tidak bergabung ialah karena negara tersebut memiliki tradisi sebagai negara yang netral.
Tradisi itu sempat membuat Swiss tidak bergabung dengan PBB sampai tahun 2022.
Alasan selanjutnya, karena pada pasal 5 perjanjian NATO terdapat pertahanan kolektif yang mengatakan bahwa serangan satu ke anggota NATO dianggap sebagai serangan terhadap semua.
Hal ini tak sejalan dengan prinsip Swiss tentang “netralitas bersenjata” yang dianutnya. Sifat netralitas Swiss itu itu berarti, negaranya tidak memihak jika terdapat sebuah konflik antarnegara lain.
Walaupun bukan negara anggota NATO, namun Swiss tetap memiliki hubungan dekat dengan NATO. Swiss menjalin program Kemitraan untuk Perdamaian bersama NATO.
3. Serbia
Serbia tidak akan bergabung dengan aliansi NATO karena akan melindungi tanah dan wilayah udaranya sendiri.
Alasan tidak akan bergabungnya Serbia ke dalam NATO juga karena mengingat anak-anak yang terbunuh selama agresi aliansi itu pada 1999.
Hal itu diungkapkan Aleksandar Vucic, Presiden Serbia dalam rapat umum pemilihan di Kikinda.
Agresi tersebut adalah serangan NATO di Yugoslavia yang berlangsung selama 78 hari. Selama serangan itu, pasukan NATO menjatuhkan uranium ke Serbia dalam bentuk bom dan peluru.
Menanggapi adanya invasi Rusia ke Ukraina, Serbia menyatakan mendukung integritas teritorial Ukraina namun menolak untuk menjatuhkan sanksi.
(sya)
tulis komentar anda