Citra Satelit Patahkan Bantahan Rusia soal Pembantaian Mengerikan Bucha
Selasa, 05 April 2022 - 08:49 WIB
KIEV - Citra satelit resolusi tinggi dari Maxar Technologies menunjukkan mayat-mayat berserakan di jalanan Bucha, Ukraina , selama berminggu-minggu.
Ini mematahkan bantahan Rusia bahwa mayat-mayat itu baru muncul setelah tentara Moskow pergi sekitar 30 Maret.
Citra satelit itu menguatkan foto dan video tentang puluhan mayat korban pembantaian di Bucha yang viral di media sosial.
Gambar lain dari satelit menunjukkan dugaan kuburan massal di halaman Gereja St Andrew dan Pyervozvannoho All Saints.
"Apa yang telah dilakukan terhadap kota modern ini adalah karakteristik militer Rusia, yang memperlakukan manusia lebih buruk daripada hewan," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kepada wartawan saat berkunjung ke kota tersebut Senin.
Kementerian Pertahanan Rusia menolak foto-foto puluhan mayat yang beredar dengan menyebutnya sebagai "hanya provokasi lain" dari rezim Kiev.
Moskow juga mengatakan gambar-gambar itu adalah "tipuan lain" dan menuntut pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai "provokasi radikal Ukraina" di Bucha.
"Selama kota itu berada di bawah kendali angkatan bersenjata Rusia, tidak ada satu pun penduduk lokal yang menderita akibat tindakan kekerasan. Prajurit Rusia telah mengirimkan dan mendistribusikan 452 ton bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Wilayah Kiev," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Pembantaian puluhan warga sipil di Bucha telah memicu kemarahan para pemimpin Barat, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan "kejahatan perang" dan menyerukan agar dia diadili.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa Amerika Serikat berencana untuk mengumumkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia minggu ini.
"Anda dapat mengharapkan pengumuman sanksi lebih lanjut minggu ini. Dan kami berkoordinasi dengan sekutu dan mitra kami tentang parameter yang tepat dari itu, tetapi ya, minggu ini kami akan memiliki elemen tekanan ekonomi tambahan untuk diumumkan," katanya, seperti dikutip Fox News, Selasa (5/4/2022).
Ini mematahkan bantahan Rusia bahwa mayat-mayat itu baru muncul setelah tentara Moskow pergi sekitar 30 Maret.
Citra satelit itu menguatkan foto dan video tentang puluhan mayat korban pembantaian di Bucha yang viral di media sosial.
Gambar lain dari satelit menunjukkan dugaan kuburan massal di halaman Gereja St Andrew dan Pyervozvannoho All Saints.
"Apa yang telah dilakukan terhadap kota modern ini adalah karakteristik militer Rusia, yang memperlakukan manusia lebih buruk daripada hewan," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kepada wartawan saat berkunjung ke kota tersebut Senin.
Baca Juga
Kementerian Pertahanan Rusia menolak foto-foto puluhan mayat yang beredar dengan menyebutnya sebagai "hanya provokasi lain" dari rezim Kiev.
Moskow juga mengatakan gambar-gambar itu adalah "tipuan lain" dan menuntut pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai "provokasi radikal Ukraina" di Bucha.
"Selama kota itu berada di bawah kendali angkatan bersenjata Rusia, tidak ada satu pun penduduk lokal yang menderita akibat tindakan kekerasan. Prajurit Rusia telah mengirimkan dan mendistribusikan 452 ton bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Wilayah Kiev," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Pembantaian puluhan warga sipil di Bucha telah memicu kemarahan para pemimpin Barat, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan "kejahatan perang" dan menyerukan agar dia diadili.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa Amerika Serikat berencana untuk mengumumkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia minggu ini.
"Anda dapat mengharapkan pengumuman sanksi lebih lanjut minggu ini. Dan kami berkoordinasi dengan sekutu dan mitra kami tentang parameter yang tepat dari itu, tetapi ya, minggu ini kami akan memiliki elemen tekanan ekonomi tambahan untuk diumumkan," katanya, seperti dikutip Fox News, Selasa (5/4/2022).
(min)
tulis komentar anda