Beijing pada UE: China Akan Kejar Perdamaian di Ukraina dengan Cara Sendiri
Sabtu, 02 April 2022 - 17:55 WIB
BEIJING - China menawarkan jaminan kepada Uni Eropa pada Jumat (1/3/2022), bahwa mereka akan mencari perdamaian di Ukraina, tetapi dengan caranya sendiri. Hal ini diungkapkan Perdana Menteri Li Keqiang kepada para pemimpin Uni Eropa.
Menurutnya, Beijing akan mendorong perdamaian dengan "caranya sendiri". Sementara Presiden Xi Jinping mengatakan, dia berharap Uni Eropa akan memperlakukan China "secara independen", dalam anggukan hubungan dekat Eropa dengan Amerika Serikat (AS).
Uni Eropa mengatakan kepada Beijing selama pertemuan puncak virtual dengan Li dan Xi, agar China tidak mengizinkan Moskow menghindari sanksi Barat yang dikenakan atas invasi Rusia ke Ukraina.
"Kami meminta China untuk membantu mengakhiri perang di Ukraina. China tidak bisa menutup mata terhadap pelanggaran Rusia terhadap hukum internasional," kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam jumpa pers dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
"Setiap upaya untuk menghindari sanksi atau memberikan bantuan kepada Rusia akan memperpanjang perang," lanjutnya.
China sedang menjalin hubungan energi, perdagangan, dan keamanan yang lebih dekat dengan Moskow, memposisikan dirinya sebagai kekuatan global yang dapat melawan AS. Beberapa minggu sebelum invasi 24 Februari, China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan strategis "tanpa batas".
Li mengatakan kepada para pemimpin Uni Eropa, bahwa China selalu mencari perdamaian dan mempromosikan negosiasi dan bersedia untuk terus memainkan peran konstruktif dengan komunitas internasional, lapor penyiar negara CCTV. CCTV juga melaporkan komentar Xi tentang kebijakan independen Uni Eropa.
Michel mengatakan kedua pihak sepakat bahwa perang, yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus", mengancam keamanan global dan ekonomi global. Sebelumnya, China telah menolak untuk mengutuk tindakan Rusia di Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi, dan telah berulang kali mengkritik apa yang disebutnya sanksi Barat yang ilegal dan sepihak.
Michel dan von der Leyen menggambarkan nada KTT sebagai "terbuka dan jujur", sementara von der Leyen mengatakan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu jauh lebih besar daripada hubungan ekonomi China dengan Rusia.
Menurutnya, Beijing akan mendorong perdamaian dengan "caranya sendiri". Sementara Presiden Xi Jinping mengatakan, dia berharap Uni Eropa akan memperlakukan China "secara independen", dalam anggukan hubungan dekat Eropa dengan Amerika Serikat (AS).
Uni Eropa mengatakan kepada Beijing selama pertemuan puncak virtual dengan Li dan Xi, agar China tidak mengizinkan Moskow menghindari sanksi Barat yang dikenakan atas invasi Rusia ke Ukraina.
"Kami meminta China untuk membantu mengakhiri perang di Ukraina. China tidak bisa menutup mata terhadap pelanggaran Rusia terhadap hukum internasional," kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam jumpa pers dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
"Setiap upaya untuk menghindari sanksi atau memberikan bantuan kepada Rusia akan memperpanjang perang," lanjutnya.
China sedang menjalin hubungan energi, perdagangan, dan keamanan yang lebih dekat dengan Moskow, memposisikan dirinya sebagai kekuatan global yang dapat melawan AS. Beberapa minggu sebelum invasi 24 Februari, China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan strategis "tanpa batas".
Baca Juga
Li mengatakan kepada para pemimpin Uni Eropa, bahwa China selalu mencari perdamaian dan mempromosikan negosiasi dan bersedia untuk terus memainkan peran konstruktif dengan komunitas internasional, lapor penyiar negara CCTV. CCTV juga melaporkan komentar Xi tentang kebijakan independen Uni Eropa.
Michel mengatakan kedua pihak sepakat bahwa perang, yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus", mengancam keamanan global dan ekonomi global. Sebelumnya, China telah menolak untuk mengutuk tindakan Rusia di Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi, dan telah berulang kali mengkritik apa yang disebutnya sanksi Barat yang ilegal dan sepihak.
Michel dan von der Leyen menggambarkan nada KTT sebagai "terbuka dan jujur", sementara von der Leyen mengatakan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu jauh lebih besar daripada hubungan ekonomi China dengan Rusia.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda