Putin Akhirnya Kesampingkan Opsi Rusia Mengebom Nuklir Ukraina
Rabu, 30 Maret 2022 - 00:28 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya mengesampingkn opsi mengebom Ukraina dengan senjata nuklir .
Alasannya, perang Moskow di negara tetangga tidak ada hubungannya dengan ancaman terhadap keberadaan Rusia.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menegaskan kembali sikap Moskow bahwa penggunaan bom atau senjata nuklir hanya untuk setiap ancaman terhadap eksistensi negara.
"Tidak ada yang berpikir tentang...menggunakan senjata nuklir," kata Peskov kepada PBS hari Senin, yang dilansir Selasa (29/3/2022).
"Konflik Ukraina tidak ada hubungannya dengan ancaman apa pun terhadap keberadaan Rusia," katanya lagi.
Komentar Peskov itu muncul seminggu setelah di CNN dia berulang kali menolak untuk mengesampingkan bahwa Rusia akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir terhadap "ancaman eksistensial".
Dalam wawancara dengan PBS, Peskov diminta untuk mengklarifikasi komentar dari mantan presiden Dmitry Medvedev, yang telah membuat daftar skenario di mana Rusia berhak menggunakan senjata nuklir jika menghadapi ancaman eksistensial.
Rusia memiliki sekitar 6.000 hulu ledak nuklir dan Medvedev mengatakan doktrin nuklir negaranya tidak mengharuskan musuh untuk menggunakan senjata tersebut terlebih dahulu.
Kata-kata Medvedev mengikuti perintah Presiden Vladimir Putin bahwa senjata nuklirnya harus ditempatkan dalam posisi siaga tinggi menyusul invasi ke Ukraina yang dia perintahkan pada 24 Februari.
Pekan lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengutuk retorika "perang nuklir" Rusia.
Peskov, dalam wawancara tersebut, mengatakan Rusia tidak ragu akan mencapai semua tujuan dari operasi militer khusus di Ukraina."Tetapi setiap hasil dari operasi, tentu saja, bukan alasan untuk penggunaan senjata nuklir," ujarnya.
“Kami memiliki konsep keamanan yang sangat jelas menyatakan bahwa hanya ketika ada ancaman bagi eksistensi terhadap negara kami,” kata Peskov, “kami dapat menggunakan dan kami akan benar-benar menggunakan senjata nuklir untuk menghilangkan ancaman tersebut."
"Mari kita pisahkan dua hal ini," kata Peskov. "Maksud saya, [ancaman terhadap] keberadaan negara dan operasi militer khusus di Ukraina, mereka tidak ada hubungannya satu sama lain."
Peskov mengatakan komentar Putin tentang kemampuan nuklir Rusia adalah peringatan terhadap negara-negara lain untuk tidak ikut campur dalam urusan antara Ukraina dan Rusia.
Ketika pewawancara Ryan Chilcote mengatakan komentar Putin menyarankan Rusia akan beralih ke senjata nuklir jika pihak ketiga terlibat, Peskov menjawab; "Tidak, saya rasa tidak, tapi dia cukup berani mengatakan itu, jangan ikut campur."
"Jika Anda melakukan itu, kami akan memiliki semua kemungkinan untuk mencegahnya dan menghukum semua orang yang akan ikut campur."
Ketika Chilcote meminta Peskov untuk mengesampingkan penggunaan senjata nuklir mengingat perang di Ukraina akan mengancam keberadaan Rusia, juru bicara Kremlin tersebut mengatakan; "Tidak ada yang berpikir untuk menggunakan, bahkan tentang gagasan untuk menggunakan senjata nuklir."
Alasannya, perang Moskow di negara tetangga tidak ada hubungannya dengan ancaman terhadap keberadaan Rusia.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menegaskan kembali sikap Moskow bahwa penggunaan bom atau senjata nuklir hanya untuk setiap ancaman terhadap eksistensi negara.
"Tidak ada yang berpikir tentang...menggunakan senjata nuklir," kata Peskov kepada PBS hari Senin, yang dilansir Selasa (29/3/2022).
"Konflik Ukraina tidak ada hubungannya dengan ancaman apa pun terhadap keberadaan Rusia," katanya lagi.
Baca Juga
Komentar Peskov itu muncul seminggu setelah di CNN dia berulang kali menolak untuk mengesampingkan bahwa Rusia akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir terhadap "ancaman eksistensial".
Dalam wawancara dengan PBS, Peskov diminta untuk mengklarifikasi komentar dari mantan presiden Dmitry Medvedev, yang telah membuat daftar skenario di mana Rusia berhak menggunakan senjata nuklir jika menghadapi ancaman eksistensial.
Rusia memiliki sekitar 6.000 hulu ledak nuklir dan Medvedev mengatakan doktrin nuklir negaranya tidak mengharuskan musuh untuk menggunakan senjata tersebut terlebih dahulu.
Kata-kata Medvedev mengikuti perintah Presiden Vladimir Putin bahwa senjata nuklirnya harus ditempatkan dalam posisi siaga tinggi menyusul invasi ke Ukraina yang dia perintahkan pada 24 Februari.
Pekan lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengutuk retorika "perang nuklir" Rusia.
Peskov, dalam wawancara tersebut, mengatakan Rusia tidak ragu akan mencapai semua tujuan dari operasi militer khusus di Ukraina."Tetapi setiap hasil dari operasi, tentu saja, bukan alasan untuk penggunaan senjata nuklir," ujarnya.
“Kami memiliki konsep keamanan yang sangat jelas menyatakan bahwa hanya ketika ada ancaman bagi eksistensi terhadap negara kami,” kata Peskov, “kami dapat menggunakan dan kami akan benar-benar menggunakan senjata nuklir untuk menghilangkan ancaman tersebut."
"Mari kita pisahkan dua hal ini," kata Peskov. "Maksud saya, [ancaman terhadap] keberadaan negara dan operasi militer khusus di Ukraina, mereka tidak ada hubungannya satu sama lain."
Peskov mengatakan komentar Putin tentang kemampuan nuklir Rusia adalah peringatan terhadap negara-negara lain untuk tidak ikut campur dalam urusan antara Ukraina dan Rusia.
Ketika pewawancara Ryan Chilcote mengatakan komentar Putin menyarankan Rusia akan beralih ke senjata nuklir jika pihak ketiga terlibat, Peskov menjawab; "Tidak, saya rasa tidak, tapi dia cukup berani mengatakan itu, jangan ikut campur."
"Jika Anda melakukan itu, kami akan memiliki semua kemungkinan untuk mencegahnya dan menghukum semua orang yang akan ikut campur."
Ketika Chilcote meminta Peskov untuk mengesampingkan penggunaan senjata nuklir mengingat perang di Ukraina akan mengancam keberadaan Rusia, juru bicara Kremlin tersebut mengatakan; "Tidak ada yang berpikir untuk menggunakan, bahkan tentang gagasan untuk menggunakan senjata nuklir."
(min)
tulis komentar anda