Erdogan Tolak Kirim Sistem Rudal S-400 ke Ukraina untuk Lawan Rusia

Jum'at, 25 Maret 2022 - 19:37 WIB
Presiden Recep Tayyip Erdogan menolak gagasan mengirim sistem rudal S-400 ke Ukraina untuk melawan invasi Rusia. Foto/REUTERS
BRUSSELS - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak gagasan Amerika Serikat (AS) untuk mengirim sistem rudal S-400 ke Ukraina untuk melawan invasi Rusia. Senjata pertahanan canggih buatan Moskow itu dibeli Ankara dan memicu kemarahan Washington.

Gagasan itu pertama kali dilaporkan sejumlah media AS dengan mengutip para pejabat Washington.

Erdogan mengatakan masalah pengiriman S-400 ke Ukraina sudah ditutup, karena sistem rudal itu milik Turki dan untuk memastikan keamanan negara.

"Kepala Departemen Komunikasi Administrasi Kepresidenan Turki [Fahrettin Altun] telah memberikan tanggapan yang diperlukan dengan segala kepekaan. Bagi mereka, jawaban ini sudah cukup, tidak perlu apa-apa lagi," kata Erdogan, seperti dikutip surat kabar Hurriyet, Jumat (25/3/2022).

"Karena semua pekerjaan mereka untuk membuat kekacauan," lanjut Erdogan menyindir AS.





Presiden Turki mengacu pada opini di Wall Street Journal yang ditulis oleh Fahrettin Altun, kepala Departemen Komunikasi Administrasi kepresidenan Turki, yang berpendapat bahwa gagasan untuk menyerahkan sistem pertahanan udara yang dibeli Ankara dari Rusia ke Ukraina adalah "tidak realistis".

“Meskipun hari ini sangat tidak realistis, ide ini memberikan kesempatan untuk membahas masalah yang Turki alami akhir-akhir ini dengan Barat,” tulis Altun dalam menanggapi laporan Reuters yang menunjukkan bahwa Washington telah secara informal mendiskusikan dengan Turki kemungkinan pengiriman S-400 Rusia ke Kyiv.

Sebaliknya, Altun berpendapat bahwa Barat harus memasok Turki dengan jet tempur siluman F-35 dan sistem rudal Patriot tanpa prasyarat untuk membantu memperbaiki hubungan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More