Mikhail Mizintsev, Jenderal Rusia yang Dijuluki Ukraina Jagal Mariupol
Kamis, 24 Maret 2022 - 15:03 WIB
MARIUPOL - Kyiv meyakini Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev adalah sosok perwira Rusia yang telah mengatur serangan dahsyat di Mariupol. Pejabat Ukraina menjulukinya sebagai "Jagal Mariupol" karena dianggap bertanggung jawab atas kematian ratusan warga sipil di wilayah tersebut.
Secara resmi jenderal bintang tiga itu dikenal sebagai Direktur Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia.
Tuduhan terhadap jenderal tersebut dilontarkan juru bicara administrasi militer Odessa di Ukraina, Sergey Bratchuk.
"Dia memerintahkan pengeboman rumah sakit bersalin, rumah sakit anak-anak, teater drama, dan rumah-rumah sipil," tulis Bratchuk, seperti dikutip news.com.au, Kamis (24/3/2022).
“Dialah yang menghancurkan Mariupol, seperti yang dia lakukan untuk menghancurkan kota-kota Suriah.”
Terletak di tenggara Ukraina, kota pelabuhan Mariupol telah menjadi sasaran serangan artileri dan pengeboman yang parah dan konstan sejak militer Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Kondisinya sangat parah, dan telah digambarkan oleh Human Rights Watch sebagai “pemandangan neraka yang membekukan penuh dengan mayat dan bangunan yang hancur”.
Berbicara tentang pengepungan, Kolonel Mizintsev menumbangkan narasi invasi dan menuduh "neo-Nazi" Ukraina dan "bandit" menghasut "teror massal".
Secara resmi jenderal bintang tiga itu dikenal sebagai Direktur Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia.
Tuduhan terhadap jenderal tersebut dilontarkan juru bicara administrasi militer Odessa di Ukraina, Sergey Bratchuk.
"Dia memerintahkan pengeboman rumah sakit bersalin, rumah sakit anak-anak, teater drama, dan rumah-rumah sipil," tulis Bratchuk, seperti dikutip news.com.au, Kamis (24/3/2022).
“Dialah yang menghancurkan Mariupol, seperti yang dia lakukan untuk menghancurkan kota-kota Suriah.”
Terletak di tenggara Ukraina, kota pelabuhan Mariupol telah menjadi sasaran serangan artileri dan pengeboman yang parah dan konstan sejak militer Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Kondisinya sangat parah, dan telah digambarkan oleh Human Rights Watch sebagai “pemandangan neraka yang membekukan penuh dengan mayat dan bangunan yang hancur”.
Berbicara tentang pengepungan, Kolonel Mizintsev menumbangkan narasi invasi dan menuduh "neo-Nazi" Ukraina dan "bandit" menghasut "teror massal".
tulis komentar anda