Pesan 400 Juta Dosis, Negara Eropa Berlomba Amankan Vaksin Covid-19

Rabu, 17 Juni 2020 - 07:03 WIB
Meski demikian, para ilmuwan memperingatkan potensi vaksin Covid-19. “Kandidat vaksin terdepan tidak berarti mereka adalah yang terbaik,” kata Charlie Weller, kepala vaksin Wellcome Trust. Vaksin potensial yang sedang menjalani uji klinis akan memiliki data untuk bisa dipahami dengan banyak pendekatan yang berbeda. “Vaksin tersebut tidak berarti terbaik, meskipun itu yang pertama,” ujarnya.

Amerika Serikat (AS) juga sudah menandatangani kesepakatan dengan AstraZeneca pada 21 Mei lalu untuk menyediakan 300 juta dosis vaksin Covid-19 senilai 940 juta poundsterling. Sebelumnya, pada pertengahan Maret lalu, Presiden Donald Trump juga dilaporkan menawari perusahaan farmasi Jerman CureVac senilai USD1 miliar untuk pembelian hak patin untuk vaksin yang potensial.

Para menteri Jerman dan investor CureVac mengecam rencana tersebut dan CEO CureVac juga membantah mereka mendapatkan tawaran tersebut. Pasalnya, 23% saham CureVac dimiliki Pemerintah Jerman. Bank pembangunan Jerman, KfW, berjanji akan membeli saham CureVac senilai 265 juta poundsterling untuk mendapatkan jaminan finansial agar bertahan di negara tersebut.

Sebelumnya World Economic Forum mengusulkan mekanisme kerja sama bagi para peneliti vaksin dan perusahaan vaksin. Kepala Shaping the Future of Health and Healthcare di World Economic Forum (WEF) Arnaud Bernaert menyarankan pemanfaatan Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) untuk memproduksi vaksin. Pasalnya, DCVMN merupakan jaringan perusahaan farmasi yang mampu memproduksi dan menjangkau 65% anggota WHO. “DCVMN memiliki jaringan 40 perusahaan farmasi yang berlokasi di negara berkembang seperti India, Indonesia, Korea Selatan, Brasil, China, Afrika Selatan, yang bisa diajak bekerja sama,” kata Bernaert, dilansir Weforum. (Lihat Fotonya: Hadapi Corona, Pemerintah Beri Stimulus Kredit UMKM)

Kenapa fokus di negara berkembang? Negara maju yang tergabung G-7 sudah memiliki skenario sendiri karena mereka yang melakukan penelitian dan memiliki jaringan perusahaan farmasi. “Saat ini hanya tersedia kurang dari 10 kandidat vaksin dalam proses uji klinis,” kata Bernaert. Di luar itu ada 3,5 miliar vaksin Covid-19 harus diproduksi untuk mencegah penyebaran virus corona dan mengakhiri pandemi ini.

China akan memperkuat kerja sama global untuk melakukan uji klinis vaksin Covid-19 dan proses produksi massal. Itu menunjukkan langkah China yang lebih merangkul banyak pihak dibandingkan Amerika Serikat (AS). Berbeda dengan AS yang cenderung tertutup dan tidak bekerja sama dengan negara lain dalam pengembangan vaksin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengungkapkan, China akan berbagi informasi mengenai vaksin tersebut jika pertama kali menemukan solusi. “Presiden China Xi Jinping berjanji, jika China mendapatkan vaksin Covid-19 maka akan dibagikan ke publik,” paparnya.

Dia juga berharap AS akan berbagi vaksin jika menemukannya terlebih dulu. Presiden Xi Jinping telah berjanji akan memberikan USD2 miliar untuk bantuan keuangan selama dua tahun bagi negara berkembang dalam penanganan Covid-19. (Baca: Arkeolog Temukan Busur dan Anak Panah Berusia 48.000 Tahun)

China telah melakukan lima uji klinis vaksin corona terhadap manusia. Separuh uji coba klinis memang dilaksanakan di China. “Pengembangan vaksin merupakan strategi fundamental dalam upaya untuk mengakhiri pandemi virus corona,” kata Menteri Sains dan Teknologi China Wang Zhigang dalam konferensi pers di Beijing. Namun, Wang menegaskan pengembangan vaksin merupakan hal sulit dan memerlukan waktu. “Pengembangan vaksin itu sama seperti menarik dengan langkah yang presisi,” ucapnya. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More