Bentrok dengan China di Himalaya, 20 Tentara India Tewas
Rabu, 17 Juni 2020 - 02:41 WIB
NEW DELHI - Sebanyak 20 tentara India tewas dalam bentrokan di perbatasan China di tengah meningkatnya ketegangan selama berminggu-minggu.
"Selama proses de-eskalasi sedang berlangsung di Lembah Galwan, sebuah pertempuran sengit terjadi kemarin malam dengan korban berjatuhan," bunyi pernyataan resmi yang melaporkan konfrontasi mematikan pertama antara kedua kekuatan selama beberapa dekade seperti dikutip dari DW, Rabu (17/6/2020).
Tentara India awalnya melaporkan tiga personilnya tewas. Namun angka ini meningkat setelah 17 personil lainnya tewas setelah sempat kritis dan terkena suhu di bawah nol di daerah dataran tinggi. (Baca: Baku Tembak dengan Pasukan China, 3 Tentara India Terbunuh )
Sumber-sumber pemerintah India mengatakan bahwa tidak ada tembakan dan pertempuran fisik antara kedua pihak. Kedua tentara menggunakan pentungan dan melempar batu dalam bentrokan tersebut.
"Pejabat militer senior kedua belah pihak saat ini bertemu di tempat itu untuk meredakan situasi," kata sumber-sumber pemerintah India.
Kedua belah pihak sejak itu juga membubarkan diri dari lokasi bentrokan semalam.
Kementerian Luar Negeri China mengkonfirmasi bahwa telah terjadi "konfrontasi fisik yang kejam" di daerah perbatasan.
Juru bicara kementerian luar negeri, Zhao Lijian mengatakan pasukan India melintasi perbatasan dua kali pada hari Senin. Ia mengatakan India bersalah karena memprovokasi dan menyerang personil militer China yang memicu konfrontasi.
"Beijing telah mengajukan protes keras dan perwakilan resmi ke New Delhi," katanya.
Zhao tidak menyebutkan korban jiwa, tetapi India mengatakan bahwa ada korban jiwa "di kedua pihak."
Selama beberapa minggu terakhir, pasukan China dan India telah dikunci dalam posisi agresif di beberapa lokasi di sepanjang perbatasan de facto kedua negara, yang dikenal sebagai Garis Kontrol Aktual (LAC), meningkatkan ketegangan antara dua tetangga yang bersenjata nuklir. Ribuan tentara tambahan dari kedua belah pihak telah dikerahkan ke zona perbatasan dalam beberapa pekan terakhir.
Pada tanggal 5 Mei, perkelahian meletus di danau Pangong Tso, yang terletak 14.000 kaki di atas permukaan laut di wilayah Himalaya di Ladakh, ketika personel militer India dan China bentrok dengan batang besi, tongkat, dan bahkan terpaksa menggunakan batu di mana tentara di kedua sisi mengalami luka-luka.
Beberapa hari kemudian, pada tanggal 9 Mei, lusinan tentara China dan India terluka dalam perkelahian dan pelemparan batu ketika pertempuran lain meletus di Nathu La Pass di negara bagian Sikkim, India, hampir 1.200 kilometer ke arah timur di sepanjang LAC. (Baca: Ratusan Tentara China dan India Tawuran Batu di Perbatasan )
Beberapa analis mengatakan ketegangan mungkin dipicu oleh kegiatan infrastruktur yang dilakukan oleh India di sepanjang LAC. Dalam 10 tahun terakhir, India telah meningkatkan infrastruktur perbatasannya, dengan jalan dan pangkalan udara baru diresmikan di daerah Himalaya yang terpencil.
China mengklaim sekitar 90.000 kilometer persegi di negara bagian India, Arunachal Pradesh, yang secara tidak resmi disebut oleh beberapa orang China sebagai "Tibet Selatan." India, di sisi lain, mengklaim kedaulatan atas 38.000 kilometer persegi dataran tinggi Aksai Chin. (Baca: Militer China dan India di Ambang Perang, Rusia Mengaku Khawatir )
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
"Selama proses de-eskalasi sedang berlangsung di Lembah Galwan, sebuah pertempuran sengit terjadi kemarin malam dengan korban berjatuhan," bunyi pernyataan resmi yang melaporkan konfrontasi mematikan pertama antara kedua kekuatan selama beberapa dekade seperti dikutip dari DW, Rabu (17/6/2020).
Tentara India awalnya melaporkan tiga personilnya tewas. Namun angka ini meningkat setelah 17 personil lainnya tewas setelah sempat kritis dan terkena suhu di bawah nol di daerah dataran tinggi. (Baca: Baku Tembak dengan Pasukan China, 3 Tentara India Terbunuh )
Sumber-sumber pemerintah India mengatakan bahwa tidak ada tembakan dan pertempuran fisik antara kedua pihak. Kedua tentara menggunakan pentungan dan melempar batu dalam bentrokan tersebut.
"Pejabat militer senior kedua belah pihak saat ini bertemu di tempat itu untuk meredakan situasi," kata sumber-sumber pemerintah India.
Kedua belah pihak sejak itu juga membubarkan diri dari lokasi bentrokan semalam.
Kementerian Luar Negeri China mengkonfirmasi bahwa telah terjadi "konfrontasi fisik yang kejam" di daerah perbatasan.
Juru bicara kementerian luar negeri, Zhao Lijian mengatakan pasukan India melintasi perbatasan dua kali pada hari Senin. Ia mengatakan India bersalah karena memprovokasi dan menyerang personil militer China yang memicu konfrontasi.
"Beijing telah mengajukan protes keras dan perwakilan resmi ke New Delhi," katanya.
Zhao tidak menyebutkan korban jiwa, tetapi India mengatakan bahwa ada korban jiwa "di kedua pihak."
Selama beberapa minggu terakhir, pasukan China dan India telah dikunci dalam posisi agresif di beberapa lokasi di sepanjang perbatasan de facto kedua negara, yang dikenal sebagai Garis Kontrol Aktual (LAC), meningkatkan ketegangan antara dua tetangga yang bersenjata nuklir. Ribuan tentara tambahan dari kedua belah pihak telah dikerahkan ke zona perbatasan dalam beberapa pekan terakhir.
Pada tanggal 5 Mei, perkelahian meletus di danau Pangong Tso, yang terletak 14.000 kaki di atas permukaan laut di wilayah Himalaya di Ladakh, ketika personel militer India dan China bentrok dengan batang besi, tongkat, dan bahkan terpaksa menggunakan batu di mana tentara di kedua sisi mengalami luka-luka.
Beberapa hari kemudian, pada tanggal 9 Mei, lusinan tentara China dan India terluka dalam perkelahian dan pelemparan batu ketika pertempuran lain meletus di Nathu La Pass di negara bagian Sikkim, India, hampir 1.200 kilometer ke arah timur di sepanjang LAC. (Baca: Ratusan Tentara China dan India Tawuran Batu di Perbatasan )
Beberapa analis mengatakan ketegangan mungkin dipicu oleh kegiatan infrastruktur yang dilakukan oleh India di sepanjang LAC. Dalam 10 tahun terakhir, India telah meningkatkan infrastruktur perbatasannya, dengan jalan dan pangkalan udara baru diresmikan di daerah Himalaya yang terpencil.
China mengklaim sekitar 90.000 kilometer persegi di negara bagian India, Arunachal Pradesh, yang secara tidak resmi disebut oleh beberapa orang China sebagai "Tibet Selatan." India, di sisi lain, mengklaim kedaulatan atas 38.000 kilometer persegi dataran tinggi Aksai Chin. (Baca: Militer China dan India di Ambang Perang, Rusia Mengaku Khawatir )
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(ber)
tulis komentar anda