Kremlin Ungkap Sejumlah Strategi Perang Pasukan Rusia di Ukraina
Selasa, 15 Maret 2022 - 08:05 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin pada awal serangan militer di Ukraina memerintahkan angkatan bersenjata menahan diri dari serangan langsung di kota-kota negara itu, termasuk Kiev, untuk mencegah kerugian besar di antara penduduk sipil.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengklaim hal itu dalam laporan yang dirilis RT.com pada Senin (14/3/2022).
Berbicara kepada wartawan pada Senin, Peskov mengatakan perencanaan "operasi militer" di Ukraina melibatkan mempertimbangkan strategi "formasi nasionalis bersenjata" yang diduga menyebarkan senjata di daerah permukiman padat penduduk.
Dia tampaknya membantah tuduhan pihak berwenang Ukraina tentang penembakan sembarangan di kota-kota.
Dia menekankan, “Militer Rusia bekerja dengan senjata presisi tinggi modern, hanya mengenai fasilitas infrastruktur militer dan informasi.”
“Pada awal operasi, Presiden Rusia memang menginstruksikan Kementerian Pertahanan untuk menahan diri dari serangan langsung terhadap permukiman besar, termasuk Kiev, karena formasi nasionalis bersenjata melengkapi titik tembak, mengerahkan peralatan militer berat tepat di daerah permukiman; dan pertempuran di daerah berpenduduk padat pasti akan menyebabkan kerugian besar di antara warga sipil,” papar Peskov.
Sekretaris pers Putin mengungkapkan Kementerian Pertahanan Rusia “tidak mengesampingkan” kemungkinan menempatkan permukiman besar yang sekarang hampir terkepung, “di bawah kendali penuhnya” untuk memastikan keamanan maksimum bagi penduduk sipil.
Dia membantah laporan media Barat, yang juga dibantah Beijing, bahwa Moskow diduga meminta bantuan militer dari China.
Peskov menjelaskan, “Rusia memiliki potensi untuk melakukan operasi di Ukraina, bahwa operasi tersebut berjalan sesuai dengan rencana dan akan diselesaikan pada waktunya dan sepenuhnya.“
Kapan tepatnya operasi itu akan berakhir, Peskov tidak mengatakan lebih rinci. Dia hanya menjelaskan bahwa informasi tersebut “tidak diungkapkan.”
Mengomentari laporan bahwa Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov sekarang berada di zona perang di Ukraina, Peskov mengatakan “tidak ada informasi seperti itu” di Kremlin.
Dia juga menyarankan para wartawan menjawab pertanyaan tentang keberadaan Kadyrov ke kantor pemimpin Chechnya.
Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Ukraina menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, dan akhirnya Rusia mengakui kemerdekaan republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengklaim hal itu dalam laporan yang dirilis RT.com pada Senin (14/3/2022).
Berbicara kepada wartawan pada Senin, Peskov mengatakan perencanaan "operasi militer" di Ukraina melibatkan mempertimbangkan strategi "formasi nasionalis bersenjata" yang diduga menyebarkan senjata di daerah permukiman padat penduduk.
Dia tampaknya membantah tuduhan pihak berwenang Ukraina tentang penembakan sembarangan di kota-kota.
Dia menekankan, “Militer Rusia bekerja dengan senjata presisi tinggi modern, hanya mengenai fasilitas infrastruktur militer dan informasi.”
“Pada awal operasi, Presiden Rusia memang menginstruksikan Kementerian Pertahanan untuk menahan diri dari serangan langsung terhadap permukiman besar, termasuk Kiev, karena formasi nasionalis bersenjata melengkapi titik tembak, mengerahkan peralatan militer berat tepat di daerah permukiman; dan pertempuran di daerah berpenduduk padat pasti akan menyebabkan kerugian besar di antara warga sipil,” papar Peskov.
Sekretaris pers Putin mengungkapkan Kementerian Pertahanan Rusia “tidak mengesampingkan” kemungkinan menempatkan permukiman besar yang sekarang hampir terkepung, “di bawah kendali penuhnya” untuk memastikan keamanan maksimum bagi penduduk sipil.
Dia membantah laporan media Barat, yang juga dibantah Beijing, bahwa Moskow diduga meminta bantuan militer dari China.
Peskov menjelaskan, “Rusia memiliki potensi untuk melakukan operasi di Ukraina, bahwa operasi tersebut berjalan sesuai dengan rencana dan akan diselesaikan pada waktunya dan sepenuhnya.“
Kapan tepatnya operasi itu akan berakhir, Peskov tidak mengatakan lebih rinci. Dia hanya menjelaskan bahwa informasi tersebut “tidak diungkapkan.”
Mengomentari laporan bahwa Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov sekarang berada di zona perang di Ukraina, Peskov mengatakan “tidak ada informasi seperti itu” di Kremlin.
Dia juga menyarankan para wartawan menjawab pertanyaan tentang keberadaan Kadyrov ke kantor pemimpin Chechnya.
Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Ukraina menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, dan akhirnya Rusia mengakui kemerdekaan republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)
tulis komentar anda