Rusia Ancam Serang Konvoi Pasokan Senjata Barat ke Ukraina
Sabtu, 12 Maret 2022 - 20:20 WIB
MOSKOW - Rusia pada Sabtu (12/3/2022) menyatakan, pasukannya dapat menargetkan pasokan senjata Barat ke wilayah Ukraina . Penegasan ini disampaikan saat Rusia sudah melakukan pengepungan di sejumlah kota di Ukraina.
"Kami memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa pemompaan senjata yang diatur dari sejumlah negara bukan hanya langkah berbahaya, itu adalah langkah yang mengubah konvoi ini menjadi target yang sah," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, seperti dikutip dari AFP.
Dia mengatakan, Moskow telah memperingatkan "tentang konsekuensi dari transfer senjata ke Ukraina yang tidak bijaksana seperti sistem pertahanan udara portabel, sistem rudal anti-tank, dan sebagainya".
Menurut Ryabkov, Washington tidak menanggapi peringatan Moskow dengan serius dan menambahkan bahwa Rusia dan AS tidak mengadakan "proses negosiasi" apa pun di Ukraina.
Sementara itu, pasukan Rusia dilaporkan beringsut menuju Kiev pada Sabtu dan menggempur daerah sipil di kota-kota Ukraina lainnya, ketika kekhawatiran meningkat atas pelabuhan selatan Mariupol yang terkepung, di mana para pejabat mengatakan lebih dari 1.500 orang telah tewas.
Sirene serangan udara terdengar Sabtu di beberapa kota, termasuk ibu kota Kyiv, Odessa, Dnipro dan Kharkiv, menurut media Ukraina. Para penyintas berusaha melarikan diri dari pemboman Rusia di kota beku yang dibiarkan tanpa air atau pemanas dan kehabisan makanan.
Situasinya "putus asa," kata seorang pejabat Doctors Without Borders. "Ratusan ribu orang, untuk semua maksud dan tujuan dikepung," kata Stephen Cornish, salah satu dari mereka yang memimpin operasi badan amal medis Ukraina, kepada AFP dalam sebuah wawancara.
"Pengepungan adalah praktik abad pertengahan yang dilarang oleh aturan perang modern untuk alasan yang baik," lanjutnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan mereka berusaha mengatur evakuasi dari kota-kota yang terkepung tetapi pasukan Rusia mengganggu upaya tersebut.
"Mariupol tetap diblokir oleh musuh. Pasukan Rusia tidak membiarkan bantuan kami masuk ke kota dan terus menyiksa orang-orang kami, penduduk Mariupol kami," kata Zelensky dalam pidato video Jumat malam. "Besok kita coba lagi. Sekali lagi, kirim makanan, air, dan obat-obatan untuk kota kita," tambahnya.
"Kami memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa pemompaan senjata yang diatur dari sejumlah negara bukan hanya langkah berbahaya, itu adalah langkah yang mengubah konvoi ini menjadi target yang sah," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, seperti dikutip dari AFP.
Dia mengatakan, Moskow telah memperingatkan "tentang konsekuensi dari transfer senjata ke Ukraina yang tidak bijaksana seperti sistem pertahanan udara portabel, sistem rudal anti-tank, dan sebagainya".
Menurut Ryabkov, Washington tidak menanggapi peringatan Moskow dengan serius dan menambahkan bahwa Rusia dan AS tidak mengadakan "proses negosiasi" apa pun di Ukraina.
Sementara itu, pasukan Rusia dilaporkan beringsut menuju Kiev pada Sabtu dan menggempur daerah sipil di kota-kota Ukraina lainnya, ketika kekhawatiran meningkat atas pelabuhan selatan Mariupol yang terkepung, di mana para pejabat mengatakan lebih dari 1.500 orang telah tewas.
Sirene serangan udara terdengar Sabtu di beberapa kota, termasuk ibu kota Kyiv, Odessa, Dnipro dan Kharkiv, menurut media Ukraina. Para penyintas berusaha melarikan diri dari pemboman Rusia di kota beku yang dibiarkan tanpa air atau pemanas dan kehabisan makanan.
Situasinya "putus asa," kata seorang pejabat Doctors Without Borders. "Ratusan ribu orang, untuk semua maksud dan tujuan dikepung," kata Stephen Cornish, salah satu dari mereka yang memimpin operasi badan amal medis Ukraina, kepada AFP dalam sebuah wawancara.
"Pengepungan adalah praktik abad pertengahan yang dilarang oleh aturan perang modern untuk alasan yang baik," lanjutnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan mereka berusaha mengatur evakuasi dari kota-kota yang terkepung tetapi pasukan Rusia mengganggu upaya tersebut.
"Mariupol tetap diblokir oleh musuh. Pasukan Rusia tidak membiarkan bantuan kami masuk ke kota dan terus menyiksa orang-orang kami, penduduk Mariupol kami," kata Zelensky dalam pidato video Jumat malam. "Besok kita coba lagi. Sekali lagi, kirim makanan, air, dan obat-obatan untuk kota kita," tambahnya.
(esn)
tulis komentar anda