Survei Global: Respon China pada Covid-19 Lebih Baik Dibanding AS
Selasa, 16 Juni 2020 - 05:15 WIB
BRUSSELS - Semakin banyak orang di dunia yang berpikir China memiliki respon lebih baik dalam penanganan pandemi Covid-19 dibandingkan Amerika Serikat (AS).
Hasil survei itu berdasarkan survei yang dilakukan Yayasan Aliansi Demokrasi (ADF). Survei itu dilakukan pada lebih 120.000 orang dari 53 negara.
Menurut survei ADF dan firma poling Jerman, Dalia Research itu, 45% orang berpikir pemerintahannya terlalu membatasi kebebasan selama pandemi.
“Covid-19 itu juga tes bagi demokrasi,” ungkap Anders Fogh Rasmussen, ketua ADF dan mantan sekretaris jenderal NATO.
“Itu harus berfungsi sebagai peringatan pada para pemimpin demokratis bahwa orang ingin lebih demokrasi dan kebebasan setelah Covid-19,” ujar dia.
Lebih dari 60% orang yang disurvei menganggap China memberi respon lebih baik pada pandemi, dan hanya sepertiga orang di dunia menganggap respon AS efektif.
Hanya lebih dari setengah orang yang disurvei di AS yang berpikir pemerintahan mereka merespon dengan baik.
Survei menemukan bahwa banyak warga China berpikir AS memiliki pengaruh negatif pada demokrasi secara global.
Yunani, Taiwan, Irlandia, Korea Selatan, Australia dan Denmark merupakan negara dengan proporsi terbesar orang yang menganggap pemerintahan mereka merespon baik krisis itu.
Warga di Brasil, Prancis, AS, Italia dan Inggris merasa pemerintahan mereka menangani situasi dengan buruk.
Secara terpisah, studi juga menunjukkan mayoritas orang di dunia berpikir kekuatan asing akan mempengaruhi hasil pemilu mereka selanjutnya. (Lihat Video: Pesawat Tempur TNI AU Jatuh dan Terbakar di Riau)
Dua negara khawatir dengan intervensi asing yakni China dan Rusia. Menjelang pemilu presiden AS pada November, sebanyak 55% warga AS berpikir intervensi asing akan terjadi. (Lihat Video: Toko Sepeda di Solo Dibanjiri Pembeli Setelah Menjadi Tren Baru di Tengah Pandemi)
Hasil survei itu berdasarkan survei yang dilakukan Yayasan Aliansi Demokrasi (ADF). Survei itu dilakukan pada lebih 120.000 orang dari 53 negara.
Menurut survei ADF dan firma poling Jerman, Dalia Research itu, 45% orang berpikir pemerintahannya terlalu membatasi kebebasan selama pandemi.
“Covid-19 itu juga tes bagi demokrasi,” ungkap Anders Fogh Rasmussen, ketua ADF dan mantan sekretaris jenderal NATO.
“Itu harus berfungsi sebagai peringatan pada para pemimpin demokratis bahwa orang ingin lebih demokrasi dan kebebasan setelah Covid-19,” ujar dia.
Lebih dari 60% orang yang disurvei menganggap China memberi respon lebih baik pada pandemi, dan hanya sepertiga orang di dunia menganggap respon AS efektif.
Hanya lebih dari setengah orang yang disurvei di AS yang berpikir pemerintahan mereka merespon dengan baik.
Survei menemukan bahwa banyak warga China berpikir AS memiliki pengaruh negatif pada demokrasi secara global.
Yunani, Taiwan, Irlandia, Korea Selatan, Australia dan Denmark merupakan negara dengan proporsi terbesar orang yang menganggap pemerintahan mereka merespon baik krisis itu.
Warga di Brasil, Prancis, AS, Italia dan Inggris merasa pemerintahan mereka menangani situasi dengan buruk.
Secara terpisah, studi juga menunjukkan mayoritas orang di dunia berpikir kekuatan asing akan mempengaruhi hasil pemilu mereka selanjutnya. (Lihat Video: Pesawat Tempur TNI AU Jatuh dan Terbakar di Riau)
Dua negara khawatir dengan intervensi asing yakni China dan Rusia. Menjelang pemilu presiden AS pada November, sebanyak 55% warga AS berpikir intervensi asing akan terjadi. (Lihat Video: Toko Sepeda di Solo Dibanjiri Pembeli Setelah Menjadi Tren Baru di Tengah Pandemi)
(sya)
tulis komentar anda