Ukraina Sebut 20.000 Tentara Bayaran Segera Datang, Tapi Siapa Mereka?
Senin, 07 Maret 2022 - 14:41 WIB
Sejumlah pejuang asing menggunakan kesempatan untuk membantu menyatukan apa yang disebut "Legiun Internasional" tentara bayaran yang telah diminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dengan rekrutan dari AS, Kanada, dan Jepang.
Para tentara bayaran itu, menurut beberapa media, ditawari cek USD60.000/bulan. Jumlah tersebut tentu sangat menggiurkan.
Tetapi tidak semua orang senang dengan upaya rezim Ukraina melibatkan warganya dalam konflik global yang sangat politis.
Aljazair memerintahkan kedutaan besar Ukraina menghapus dari halaman Facebook-nya satu iklan yang mendesak "warga negara asing" untuk menghubungi kedutaan dan "bergabung dengan perlawanan terhadap penjajah Rusia dan melindungi keamanan dunia."
Satu sumber di Kementerian Luar Negeri Aljazair dilaporkan mengatakan kepada situs berita Aljazair TSA bahwa posting tersebut "melanggar ketentuan Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik antar negara."
Senegal terpaksa mengambil sikap serupa setelah Kedutaan Besar (Kedubes) Ukraina menyampaikan seruan untuk tentara bayaran, menuntut permintaan itu "segera ditarik" dan bersikeras bahwa "setiap prosedur untuk mendaftarkan orang-orang Senegal atau berkebangsaan asing" dihentikan "tanpa penundaan."
Dan bahkan Inggris, salah satu pendukung paling vokal rezim Ukraina di panggung internasional, harus menghentikan upaya Menteri Luar Negeri Liz Truss membujuk warga negara Inggris agar bergabung sebagai tentara bayaran.
Pada Minggu, kepala angkatan bersenjata Inggris Laksamana Tony Radakin mengatakan itu "melanggar hukum dan tidak membantu" bagi warga Inggris untuk berperang melawan Rusia di Ukraina.
Para tentara bayaran itu, menurut beberapa media, ditawari cek USD60.000/bulan. Jumlah tersebut tentu sangat menggiurkan.
Tetapi tidak semua orang senang dengan upaya rezim Ukraina melibatkan warganya dalam konflik global yang sangat politis.
Aljazair memerintahkan kedutaan besar Ukraina menghapus dari halaman Facebook-nya satu iklan yang mendesak "warga negara asing" untuk menghubungi kedutaan dan "bergabung dengan perlawanan terhadap penjajah Rusia dan melindungi keamanan dunia."
Satu sumber di Kementerian Luar Negeri Aljazair dilaporkan mengatakan kepada situs berita Aljazair TSA bahwa posting tersebut "melanggar ketentuan Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik antar negara."
Senegal terpaksa mengambil sikap serupa setelah Kedutaan Besar (Kedubes) Ukraina menyampaikan seruan untuk tentara bayaran, menuntut permintaan itu "segera ditarik" dan bersikeras bahwa "setiap prosedur untuk mendaftarkan orang-orang Senegal atau berkebangsaan asing" dihentikan "tanpa penundaan."
Dan bahkan Inggris, salah satu pendukung paling vokal rezim Ukraina di panggung internasional, harus menghentikan upaya Menteri Luar Negeri Liz Truss membujuk warga negara Inggris agar bergabung sebagai tentara bayaran.
Pada Minggu, kepala angkatan bersenjata Inggris Laksamana Tony Radakin mengatakan itu "melanggar hukum dan tidak membantu" bagi warga Inggris untuk berperang melawan Rusia di Ukraina.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda