PBB Ungkap Jumlah Pengungsi Ukraina yang Fenomenal dan Terus Bertambah
Minggu, 06 Maret 2022 - 06:01 WIB
KIEV - Lebih dari 1,2 juta orang telah meninggalkan Ukraina setelah Rusia menyerang negara itu pada 24 Februari 2022, menurut Badan Pengungsi PBB (UNHCR).
Lebih dari setengah dari mereka (53,7%) melarikan diri ke Polandia, sementara yang lain mencari perlindungan di Hongaria, Moldova, Slovakia, dan Rumania, serta tempat-tempat lain.
“Tingkat eksodus ini cukup fenomenal,” papar juru bicara UNHCR Joung-ah Ghedini-Williams pada Jumat (4/3/2022). Dia menambahkan bahwa, "Ada banyak lagi yang bergerak."
“Juga ada kemungkinan jumlah yang sama di dalam negeri yang menjadi pengungsi internal,” ungkap Ghendini-Williams.
Rusia bersikeras bahwa mereka terpaksa menyerang tetangganya untuk mempertahankan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR), yang memisahkan diri dari Ukraina tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev.
Moskow juga mengatakan sedang melakukan "demiliterisasi dan denazifikasi" negara itu. Sementara itu, Ukraina mengatakan serangan itu sepenuhnya tidak beralasan dan meminta bantuan masyarakat internasional.
Ukraina menuduh Rusia menembaki daerah permukiman di Kiev dan tempat-tempat seperti Kharkov, kota terbesar kedua di negara itu.
Moskow bersikeras bahwa pasukannya hanya menyerang sasaran militer, seperti lapangan terbang dan stasiun radar.
Lebih dari 96.000 orang meninggalkan DPR dan LPR ke Rusia sesaat sebelum invasi, menurut Kementerian Darurat negara itu. Pejabat lain menyebutkan angka itu mencapai 120.000 orang.
Kiev dan kedua republik yang memisahkan diri itu selama bertahun-tahun saling menuduh melakukan berbagai pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata 2014-2015.
Lebih dari setengah dari mereka (53,7%) melarikan diri ke Polandia, sementara yang lain mencari perlindungan di Hongaria, Moldova, Slovakia, dan Rumania, serta tempat-tempat lain.
“Tingkat eksodus ini cukup fenomenal,” papar juru bicara UNHCR Joung-ah Ghedini-Williams pada Jumat (4/3/2022). Dia menambahkan bahwa, "Ada banyak lagi yang bergerak."
“Juga ada kemungkinan jumlah yang sama di dalam negeri yang menjadi pengungsi internal,” ungkap Ghendini-Williams.
Rusia bersikeras bahwa mereka terpaksa menyerang tetangganya untuk mempertahankan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR), yang memisahkan diri dari Ukraina tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev.
Moskow juga mengatakan sedang melakukan "demiliterisasi dan denazifikasi" negara itu. Sementara itu, Ukraina mengatakan serangan itu sepenuhnya tidak beralasan dan meminta bantuan masyarakat internasional.
Ukraina menuduh Rusia menembaki daerah permukiman di Kiev dan tempat-tempat seperti Kharkov, kota terbesar kedua di negara itu.
Moskow bersikeras bahwa pasukannya hanya menyerang sasaran militer, seperti lapangan terbang dan stasiun radar.
Lebih dari 96.000 orang meninggalkan DPR dan LPR ke Rusia sesaat sebelum invasi, menurut Kementerian Darurat negara itu. Pejabat lain menyebutkan angka itu mencapai 120.000 orang.
Kiev dan kedua republik yang memisahkan diri itu selama bertahun-tahun saling menuduh melakukan berbagai pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata 2014-2015.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda