Mohammed bin Salman: Saudi Tak Lihat Israel sebagai Musuh, tapi Sekutu Potensial
Jum'at, 04 Maret 2022 - 10:08 WIB
RIYADH - Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan Arab Saudi tidak melihat Israel sebagai musuh, tapi sebagai sekutu potensial. Menurutnya, negara mayoritas Yahudi itu bisa menjadi sekutu jika konflik dengan Palestina terselesaikan.
“Bagi kami, kami berharap konflik antara Israel dan Palestina dapat diselesaikan," kata calon raja Arab Saudi ini kepada The Atlantic dalam sebuah wawancara panjang yang diterbitkan pada hari Kamis (3/3/2022).
"Kami tidak melihat Israel sebagai musuh, kami melihat mereka sebagai sekutu potensial, dengan banyak kepentingan yang dapat kami kejar bersama. Tapi kita harus menyelesaikan beberapa masalah sebelum kita sampai ke sana," ujar Pangeran Mohammed bin Salman.
Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara Teluk pertama yang menormalkan hubungan dengan Israel di bawah perjanjian normalisasi yang ditengahi Amerika Serikat, yang bernama “Kesepakatan Abraham" pada tahun 2020. Kemudian diikuti oleh tetangga Teluk-nya, Bahrain.
Selain membahas Israel, putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ini juga membahas Iran.
Menurutnya, Kerajaan Arab Saudi dan Iran adalah tetangga yang tidak dapat saling menyingkirkan. Solusi dari masalah kedua negara, kata dia, adalah koeksistensi.
“[Iran dan Arab Saudi] adalah tetangga. Tetangga selamanya. Kita tidak bisa menyingkirkan mereka, dan mereka tidak bisa menyingkirkan kami. Jadi lebih baik bagi kita berdua untuk menyelesaikannya dan mencari cara di mana kita bisa hidup berdampingan,” kata Pangeran Mohammed.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
“Bagi kami, kami berharap konflik antara Israel dan Palestina dapat diselesaikan," kata calon raja Arab Saudi ini kepada The Atlantic dalam sebuah wawancara panjang yang diterbitkan pada hari Kamis (3/3/2022).
"Kami tidak melihat Israel sebagai musuh, kami melihat mereka sebagai sekutu potensial, dengan banyak kepentingan yang dapat kami kejar bersama. Tapi kita harus menyelesaikan beberapa masalah sebelum kita sampai ke sana," ujar Pangeran Mohammed bin Salman.
Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara Teluk pertama yang menormalkan hubungan dengan Israel di bawah perjanjian normalisasi yang ditengahi Amerika Serikat, yang bernama “Kesepakatan Abraham" pada tahun 2020. Kemudian diikuti oleh tetangga Teluk-nya, Bahrain.
Selain membahas Israel, putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ini juga membahas Iran.
Menurutnya, Kerajaan Arab Saudi dan Iran adalah tetangga yang tidak dapat saling menyingkirkan. Solusi dari masalah kedua negara, kata dia, adalah koeksistensi.
“[Iran dan Arab Saudi] adalah tetangga. Tetangga selamanya. Kita tidak bisa menyingkirkan mereka, dan mereka tidak bisa menyingkirkan kami. Jadi lebih baik bagi kita berdua untuk menyelesaikannya dan mencari cara di mana kita bisa hidup berdampingan,” kata Pangeran Mohammed.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
(min)
tulis komentar anda