Terajana Versi Angklung Meriahkan Festival Multi Budaya di Australia
Senin, 28 Februari 2022 - 15:56 WIB
Dalam festival yang dihadiri oleh lebih dari 1000 peserta ini, Indonesia juga menampilkan tari Bali dan tari lancang kuning dari Riau. Masyarakat yang hadir menyambut antusias penampilan dari Indonesia.
Saat lagu terajana dimainkan dengan angklung, warga yang menonton pun ikut berjoget bersama dengan gembira. Lagu terajana sendiri memang memiliki nada yang ceria, sehingga sangat mudah membawa suasana yang mendorong partispasi penonton yang hadir untuk berjoget bersama.
Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, festival tahunan ini cukup strategis untuk mengenalkan budaya Indonesia.
“sejak pandemi Covid-19, festival multibudaya yang biasanya diadakan setahun sekali di Queanbeyan ditiadakan, dan ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan kembali setelah pandemi, sehingga masyarakat dari berbagai negara yang tinggal di Australia antusias untuk hadir. Hal ini merupakan kesempatan strategis untuk mengenalkan Indonesia dan budaya Indonesia ke masyarakat dunia,” ujar Najib.
Dalam kesempatan festival kali ini KBRI Canberra mengenalkan beberapa budaya sekaligus seperti lagu dangdut, musik angklung, tarian dari daerah Bali dan tarian dari daerah Riau.
“Sebagaimana kita ketahui, dangdut juga merupakan bagian dari budaya khas Indonesia yang layak dikenalkan pada dunia. Jadi, dalam festival kali ini dengan menampilkan lagu terajana yang diiringi angklung kita telah mengenalkan beberapa budaya sekaligus dari mulai lagu, alat musik dan tarian yang khas Indonesia. Semoga hal ini dapat menjadi daya tarik di mata masyarakat dunia,” papar Najib.
Sementara koordinator fungsi penerangan, sosial dan budaya (Pensosbud) KBRI Canberra, Ghofar Ismail mengatakan KBRI selalu berpartisipasi aktif dalam acara-acara multi budaya semacam ini.
“Kami yakin acara multi budaya seperti ini merupakan sarana penting untuk saling mengenal dan mendekatkan diri diantara masyarakat dari berbagai negara. Interaksi melalui jalan budaya lebih aman dan menyenangkan, karena di jalan budaya kita bisa berhubungan tanpa harus ada rasa saling curiga, sehingga Indonesia selalu terlibat dalam festival budaya di Queanbeyan ini,” ujar Ghofar.
Saat lagu terajana dimainkan dengan angklung, warga yang menonton pun ikut berjoget bersama dengan gembira. Lagu terajana sendiri memang memiliki nada yang ceria, sehingga sangat mudah membawa suasana yang mendorong partispasi penonton yang hadir untuk berjoget bersama.
Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, festival tahunan ini cukup strategis untuk mengenalkan budaya Indonesia.
“sejak pandemi Covid-19, festival multibudaya yang biasanya diadakan setahun sekali di Queanbeyan ditiadakan, dan ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan kembali setelah pandemi, sehingga masyarakat dari berbagai negara yang tinggal di Australia antusias untuk hadir. Hal ini merupakan kesempatan strategis untuk mengenalkan Indonesia dan budaya Indonesia ke masyarakat dunia,” ujar Najib.
Dalam kesempatan festival kali ini KBRI Canberra mengenalkan beberapa budaya sekaligus seperti lagu dangdut, musik angklung, tarian dari daerah Bali dan tarian dari daerah Riau.
“Sebagaimana kita ketahui, dangdut juga merupakan bagian dari budaya khas Indonesia yang layak dikenalkan pada dunia. Jadi, dalam festival kali ini dengan menampilkan lagu terajana yang diiringi angklung kita telah mengenalkan beberapa budaya sekaligus dari mulai lagu, alat musik dan tarian yang khas Indonesia. Semoga hal ini dapat menjadi daya tarik di mata masyarakat dunia,” papar Najib.
Sementara koordinator fungsi penerangan, sosial dan budaya (Pensosbud) KBRI Canberra, Ghofar Ismail mengatakan KBRI selalu berpartisipasi aktif dalam acara-acara multi budaya semacam ini.
“Kami yakin acara multi budaya seperti ini merupakan sarana penting untuk saling mengenal dan mendekatkan diri diantara masyarakat dari berbagai negara. Interaksi melalui jalan budaya lebih aman dan menyenangkan, karena di jalan budaya kita bisa berhubungan tanpa harus ada rasa saling curiga, sehingga Indonesia selalu terlibat dalam festival budaya di Queanbeyan ini,” ujar Ghofar.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda