Ada Militer Neo-Nazi Bernama Batalion Azov di Ukraina, tapi Barat Bungkam

Senin, 28 Februari 2022 - 11:56 WIB
Batalion Azov, resimen militer neo-Nazi yang menjadi bagian dari Garda Nasional Ukraina sejak 2014. Foto/Russia-insider.com/via The Progressive Magazine
KIEV - Ada unit militer neo-Nazi di Ukraina bernama Batalion Azov. Meski keberadaan unit militer dengan ideologi berbahaya ini sudah lama, namun pemerintah Kiev dan negara-negara Barat tutup mulut.

Facebook baru-baru ini memungkinkan miliaran penggunanya untuk memuji Batalion Azov. Namun, raksasa media sosial itu akhirnya melarang diskusi tentang unit itu di platform-nya secara bebas di bawah kebijakan "Dangerous Individuals and Organizations".

Pergeseran kebijakan itu dipantau The Intercept, media independen yang terkenal dengan laporan investigasinya.



Batalion Azov menjadi sorotan ketika Rusia sedang menginvasi Ukraina. Unit militer itulah yang selama ini dipersoalkan Moskow karena dianggap sebagai "arsitek genosida" warga Ukraina timur yang berbahasa Rusia, terutama di wilayah Odesa.



Batalion Azov, yang berfungsi sebagai sayap bersenjata gerakan Azov nasionalis kulit putih Ukraina yang lebih luas, dimulai sebagai milisi sukarelawan anti-Rusia sebelum secara resmi bergabung dengan Garda Nasional Ukraina pada tahun 2014.

Resimen ini dikenal dengan ultranasionalisme sayap kanan garis kerasnya dan ideologi neo-Nazi yang meresap di antara para anggotanya.

Meskipun dalam beberapa tahun terakhir telah mengecilkan simpati neo-Nazi, afinitas kelompok itu tidak halus. Faktanya, tentara Azov berbaris dan berlatih mengenakan seragam yang membawa ikon Third Reich.

Kepemimpinannya juga dilaporkan telah mendekati elemen "alt-right" dan neo-Nazi Amerika.

Pada tahun 2010, komandan pertama Batalion Azov yang juga mantan anggota Parlemen Ukraina, Andriy Biletsky, menyatakan bahwa tujuan nasional Ukraina adalah; "Untuk memimpin ras kulit putih dunia dalam perang salib terakhir melawan Untermenschen [subhumans] yang dipimpin Semit.”

Ketika pasukan Rusia dilaporkan bergerak cepat menyerang target-target di seluruh Ukraina, pendekatan moderasi Facebook dikritik keras karena membiarkan platoformnya menjadi tempat Batalion Azov, kelompok yang berbahaya, untuk eksis.

Menurut materi kebijakan internal yang ditinjau oleh The Intercept; "Facebook akan memungkinkan pujian dari Batalion Azov ketika secara eksplisit dan eksklusif memuji peran mereka dalam membela Ukraina atau peran mereka sebagai bagian dari Garda Nasional Ukraina.”

Contoh pidato yang dipublikasikan secara internal yang sekarang dianggap dapat diterima oleh Facebook termasuk "Relawan gerakan Azov adalah pahlawan sejati, mereka adalah dukungan yang sangat dibutuhkan untuk garda nasional kita”.

"Kami sedang diserang. Azov telah dengan berani membela kota kami selama 6 jam terakhir," bunyi pujian lain terhadap kelompok tersebut.

"Saya pikir Azov memainkan peran patriotik selama krisis ini," tulis pengguna Facebook lainnya.

Pada 12 November 2014, Batalion Azov dimasukkan ke dalam Garda Nasional Ukraina, dan sejak itu semua anggotanya adalah tentara kontrak yang bertugas untuk Garda Nasional Ukraina.

Pada tahun 2014, resimen tersebut menjadi terkenal setelah munculnya tuduhan penyiksaan dan kejahatan perang serta simpati kepada gerakan neo-Nazi dan penggunaan simbol oleh resimen itu, seperti yang terlihat pada logo mereka yang menampilkan Wolfsangel, salah satu simbol yang digunakan oleh Resimen ke-2 Divisi Panzer SS Das Reich.

Perwakilan Batalyon Azov mengatakan bahwa simbol tersebut merupakan singkatan dari slogan "Ідея Нації" (Bahasa Ukraina untuk "Ide Nasional").

Perwakilan itu menyangkal berhubungan dengan Nazisme.

Pada tahun 2018, sebuah rancangan undang-undang (RUU) yang disahkan oleh Kongres Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk memblokir bantuan militer ke Batalyon Azov dengan alasan ideologi supremasi kulit putihnya.

Anehnya, pada tahun 2015, larangan serupa atas bantuan kepada kelompok tersebut dibatalkan oleh Kongres AS.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More