Putin: Ungguli AS, Rusia Mampu Tangkal Senjata Hipersonik Musuh
Senin, 15 Juni 2020 - 07:14 WIB
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia segera berada dalam posisi yang mampu untuk menangkal senjata hipersonik yang dikerahkan oleh negara-negara musuh. Dia juga mengklaim bahwa negaranya saat ini lebih unggul dari Amerika Serikat (AS) dalam mengembangkan jenis senjata canggih baru.
Senjata dengan kendaraan peluncur hipersonik dapat mengarahkan jalur yang tidak terduga dan bermanuver dengan tajam saat mendekati target. Mereka juga mengikuti lintasan yang jauh lebih datar dan lebih rendah dari rudal balistik.
Washington dan Moskow telah memperluas kemampuan pertahanan mereka karena beberapa perjanjian kontrol senjata era Perang Dingin runtuh selama memburuknya hubungan Rusia dengan Barat. (Baca: Putin soal Senjata Hipersonik: AS Sekarang Tertinggal dari Rusia )
Tahun lalu Rusia mengerahkan rudal berkemampuan nuklir hipersonik pertamanya, sementara Pentagon justru mengalami penurunan dalam pengembangan senjata hipersonik pada awal hingga pertengahan 2020-an.
"Saya pikir kita dapat mengejutkan partner kita dengan fakta bahwa ketika mereka mendapatkan senjata (hipersonik) ini, kita akan memiliki cara untuk memerangi mereka, dengan tingkat kemungkinan yang tinggi," katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (15/6/2020).
Ketika Rusia dan Amerika Serikat secara luas memiliki jumlah senjata nuklir yang sama, Putin mengatakan Moskow unggul dalam pengembangan senjata canggih.
Putin percaya kekuatan pertahanan terkemuka dunia pada akhirnya akan berhasil dalam mengembangkan persenjataan ultra-cepat. Namun, Presiden menjelaskan kepada Russia-1 TV, pada hari Minggu, bahwa Rusia tidak akan lengah begitu itu terjadi. Saat ini, menurutnya, Moskow memimpin dalam bidang tersebut. (Baca juga: Trump: AS Akan Kalahkan Rusia dan China dengan Rudal Super Duper )
Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengklaim AS mengembangkan rudal "super duper" baru, yang dia klaim dapat melaju 17 kali lebih cepat daripada kecepatan suara.
Rusia sendiri menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan senjata berkelas serupa yang menggunakan kendaraan peluncur Avangard. Amunisi hipersonik lain, seperti rudal jelajah Kinzhal dan rudal anti-kapal Zirkon sedang menjalani uji coba.
Senjata dengan kendaraan peluncur hipersonik dapat mengarahkan jalur yang tidak terduga dan bermanuver dengan tajam saat mendekati target. Mereka juga mengikuti lintasan yang jauh lebih datar dan lebih rendah dari rudal balistik.
Washington dan Moskow telah memperluas kemampuan pertahanan mereka karena beberapa perjanjian kontrol senjata era Perang Dingin runtuh selama memburuknya hubungan Rusia dengan Barat. (Baca: Putin soal Senjata Hipersonik: AS Sekarang Tertinggal dari Rusia )
Tahun lalu Rusia mengerahkan rudal berkemampuan nuklir hipersonik pertamanya, sementara Pentagon justru mengalami penurunan dalam pengembangan senjata hipersonik pada awal hingga pertengahan 2020-an.
"Saya pikir kita dapat mengejutkan partner kita dengan fakta bahwa ketika mereka mendapatkan senjata (hipersonik) ini, kita akan memiliki cara untuk memerangi mereka, dengan tingkat kemungkinan yang tinggi," katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (15/6/2020).
Ketika Rusia dan Amerika Serikat secara luas memiliki jumlah senjata nuklir yang sama, Putin mengatakan Moskow unggul dalam pengembangan senjata canggih.
Putin percaya kekuatan pertahanan terkemuka dunia pada akhirnya akan berhasil dalam mengembangkan persenjataan ultra-cepat. Namun, Presiden menjelaskan kepada Russia-1 TV, pada hari Minggu, bahwa Rusia tidak akan lengah begitu itu terjadi. Saat ini, menurutnya, Moskow memimpin dalam bidang tersebut. (Baca juga: Trump: AS Akan Kalahkan Rusia dan China dengan Rudal Super Duper )
Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengklaim AS mengembangkan rudal "super duper" baru, yang dia klaim dapat melaju 17 kali lebih cepat daripada kecepatan suara.
Rusia sendiri menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan senjata berkelas serupa yang menggunakan kendaraan peluncur Avangard. Amunisi hipersonik lain, seperti rudal jelajah Kinzhal dan rudal anti-kapal Zirkon sedang menjalani uji coba.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda