Putin soal Senjata Hipersonik: AS Sekarang Tertinggal dari Rusia

Rabu, 25 Desember 2019 - 12:37 WIB
Putin soal Senjata Hipersonik:...
Putin soal Senjata Hipersonik: AS Sekarang Tertinggal dari Rusia
A A A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan situasi saat ini unik, karena Rusia membuat Amerika Serikat (AS) tertinggal dalam hal pengembangan senjata hipersonik . Menurutnya, Rusia sekarang satu-satunya negara di dunia yang menggunakan senjata yang tak bisa dicegat sistem pertahanan tersebut.

Berbicara dalam sebuah pertemuan dengan petinggi militer, pemimpin Kremlin ini mengakui bahwa Rusia semasa Perang Dingin atau masih bernama Uni Soviet berada di belakang Amerika Serikat dalam merancang bom atom dan membangun pesawat pembom strategis serta rudal balistik antarbenua.

"Sekarang kita memiliki situasi yang unik dalam sejarah modern ketika mereka berusaha mengejar kita," katanya. "Tidak ada satu negara pun yang memiliki senjata hipersonik, apalagi senjata hipersonik dengan jangkauan antarbenua," katanya lagi, seperti dikutip AP, Rabu (25/12/2019). (Baca: Putin Klaim Rusia Satu-satunya Negara yang Punya Senjata Hipersonik )

Pentagon dan cabang-cabang militernya telah mengerjakan pengembangan senjata hipersonik dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan pada Agustus lalu bahwa ia percaya pengembangan itu akan mengalami masalah beberapa tahun sebelum Amerika memilikinya. Dia menyebut senjata seperti itu sebagai prioritas karena militer berupaya mengembangkan kemampuan tembakan senjata jarak jauh yang baru.

Pentagon juga telah berulang kali memperingatkan Kongres AS tentang rudal hipersonik yang sedang dan telah dikembangkan oleh Rusia dan China. Pentagon mengakui, senjata seperti itu akan lebih sulit dilacak dan dikalahkan.

Para pejabat AS telah berbicara tentang upaya menempatkan lapisan sensor di ruang angkasa untuk lebih cepat mendeteksi rudal musuh, terutama ancaman rudal hipersonik yang lebih canggih. Washington juga berencana untuk mempelajari gagasan untuk menempatkan senjata pencegat di ruang angkasa, sehingga AS dapat menyerang rudal musuh yang masuk selama menit-menit pertama penerbangan ketika mesin penguat masih menyala.

Juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Robert Carver telah mengomentari pernyataan Putin dalam sebuah email. "Kami telah melihat laporan, tetapi tidak ada yang perlu ditambahkan mengenai klaim Rusia," katanya.

Putin mengatakan bahwa unit pertama yang dilengkapi dengan kendaraan peluncur hipersonik adalah sistem rudal Avangard yang akan mulai bertugas bulan ini. Sedangkan rudal hipersonik Kinzhal yang diluncurkan di udara sudah mulai beroperasi.

Pemimpin Rusia itu pertama kali mengungkap Avangard dan Kinzhal di antara sistem senjata prospektif lainnya dalam pidato kenegaraannya pada Maret 2018.

Putin mengatakan bahwa Avangard memiliki jangkauan antarbenua dan dapat terbang di atmosfer dengan kecepatan 20 kali kecepatan suara. Dia mencatat bahwa kemampuan senjata untuk mengubah arah dan ketinggiannya dalam perjalanan menuju target membuatnya kebal terhadap intersepsi sistem pertahanan rudal mana pun di dunia.

"Ini adalah senjata masa depan, yang mampu menembus sistem pertahanan rudal yang ada dan prospektif," kata Putin.

Kinzhal, yang dibawa oleh jet tempur MiG-31, resmi memasuki layanan Angkatan Udara Rusia tahun lalu. Putin mengatakan bahwa rudal itu terbang 10 kali lebih cepat dari kecepatan suara, memiliki jangkauan lebih dari 2.000 kilometer (1.250 mil) dan dapat membawa hulu ledak nuklir atau pun hulu ledak konvensional.

Amerika Serikat dan negara-negara lain juga telah berupaya merancang senjata hipersonik, tetapi hasilnya belum terlihat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1580 seconds (0.1#10.140)