Sebelum Perang, Putin Ramaikan Teori Ukraina Ingin Miliki Senjata Nuklir
Jum'at, 25 Februari 2022 - 15:22 WIB
MOSKOW - Beberapa hari sebelum Rusia perang dengan Ukraina , Presiden Vladimir Putin telah meramaikan teori konspirasi bahwa Kiev sedang bergerak mewujudkan ambisinya memiliki senjata nuklir .
Ketika Uni Soviet runtuh tahun 1990-an, Ukraina mewarisi sekitar 5.000 hulu ledak nuklir yang menjadikannya sebagai kekuatan nuklir nomor tiga di dunia setelah Rusia dan Amerika Serikat (AS).
Kiev lantas menyerahkan semua senjata nuklir warisan itu melalui kesepakatan yang ditengahi Washington, London dan Moskow. Dalam kesepakatan tersebut, Kiev bersedia menyerahkan semua senjata nuklirnya dengan syarat ada jaminan tentang keamanan dan keutuhan perbatasannya.
Tidak mengherankan, pemerintah Ukraina sekarang bertanya-tanya apa yang terjadi dengan jaminan itu.
Tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki keluhan yang sangat berbeda, di mana dia memutar-mutar teori konspirasi—mungkin sebagai dalih untuk merebut negara itu dalam operasi militer yang dimulai di sana Kamis (24/2/2022) pagi—bahwa Ukraina dan Amerika Serikat secara diam-diam merencanakan untuk mengembalikan senjata nuklir ke negara itu.
Argumen Putin itu memenuhi sepertiga pidatonya kepada rakyat Rusia pada hari Senin, ketika dia membuat serangkaian tuduhan aneh bahwa Ukraina bermaksud untuk membuat senjata nuklirnya sendiri.
Dia kemudian membangun kasus kedua bahwa Amerika Serikat mengubah pertahanan misilnya menjadi senjata ofensif, dan memiliki rencana untuk menempatkan senjata nuklir di wilayah Ukraina.
Saat ini, Ukraina tidak memiliki infrastruktur dasar untuk memproduksi bahan bakar nuklir, meskipun Putin membuat klaim yang meragukan bahwa mereka dapat mengumpulkan kemampuan itu dengan cepat.
Ketika Uni Soviet runtuh tahun 1990-an, Ukraina mewarisi sekitar 5.000 hulu ledak nuklir yang menjadikannya sebagai kekuatan nuklir nomor tiga di dunia setelah Rusia dan Amerika Serikat (AS).
Kiev lantas menyerahkan semua senjata nuklir warisan itu melalui kesepakatan yang ditengahi Washington, London dan Moskow. Dalam kesepakatan tersebut, Kiev bersedia menyerahkan semua senjata nuklirnya dengan syarat ada jaminan tentang keamanan dan keutuhan perbatasannya.
Tidak mengherankan, pemerintah Ukraina sekarang bertanya-tanya apa yang terjadi dengan jaminan itu.
Tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki keluhan yang sangat berbeda, di mana dia memutar-mutar teori konspirasi—mungkin sebagai dalih untuk merebut negara itu dalam operasi militer yang dimulai di sana Kamis (24/2/2022) pagi—bahwa Ukraina dan Amerika Serikat secara diam-diam merencanakan untuk mengembalikan senjata nuklir ke negara itu.
Argumen Putin itu memenuhi sepertiga pidatonya kepada rakyat Rusia pada hari Senin, ketika dia membuat serangkaian tuduhan aneh bahwa Ukraina bermaksud untuk membuat senjata nuklirnya sendiri.
Dia kemudian membangun kasus kedua bahwa Amerika Serikat mengubah pertahanan misilnya menjadi senjata ofensif, dan memiliki rencana untuk menempatkan senjata nuklir di wilayah Ukraina.
Saat ini, Ukraina tidak memiliki infrastruktur dasar untuk memproduksi bahan bakar nuklir, meskipun Putin membuat klaim yang meragukan bahwa mereka dapat mengumpulkan kemampuan itu dengan cepat.
tulis komentar anda