Ukraina Putus Hubungan Diplomatik dengan Rusia, Sebut Moskow Kejam

Kamis, 24 Februari 2022 - 18:08 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto/istana kepresidenan ukraina
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pernyataan yang disiarkan televisi pada Kamis (24/2/2022) bahwa negaranya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia.

Dia meminta masyarakat untuk mendukung pasukan bersenjata, termasuk dengan mengangkat senjata dan mempersiapkan diri untuk berperang.

Dia berjanji mencabut berbagai sanksi pribadi, yang telah dia terapkan sebelumnya, pada siapa pun yang mau membela Ukraina.



Zelensky mengatakan serangan Rusia terhadap Ukraina mirip dengan invasi Nazi. Dia meminta warga Rusia memprotes keputusan pemerintahnya yang menyerang Ukraina.





Pemimpin Ukraina meminta media mendukung persatuan nasional dengan melakukan "mobilisasi informasi".



"Media untuk melaporkan seberapa kuat militer kita berperang," ujar dia, mengatakan ada kekurangan informasi seperti itu dan pasukan membutuhkan dukungan dari masyarakat.

Presiden Ukraina mengklaim “musuh menderita kerugian serius” dan kerusakan akan semakin bertambah.

Zelensky mengatakan pemerintahnya “sudah mendistribusikan senjata” kepada setiap orang yang ingin mempertahankan kedaulatan Ukraina.

Dia meminta semua orang yang berbadan sehat untuk melapor bertugas di pusat-pusat mobilisasi pasukan cadangan.

Dia menekankan sekarang adalah situasi "tidak ada lawan di antara kita". Dia menawarkan mencabut sanksi pribadi, yang dijatuhkan pemerintahnya pada beberapa lawan politik, asalkan mereka siap "membela negara kita dengan senjata".

“Serangan pagi hari Rusia terhadap pasukan Ukraina adalah kejam dan mirip dengan bagaimana Nazi Jerman menyerang Uni Soviet selama Perang Dunia II,” ujar Zelensky, dilansir RT.com.

“Rusia sedang berjalan di jalan kejahatan,” papar dia, mengimbau rakyat Rusia menentang apa yang terjadi di Ukraina dengan protes massal. Zelensky secara singkat beralih ke bahasa Rusia pada saat pidatonya tersebut.

Rusia meluncurkan operasinya di Ukraina pada Kamis pagi (24/2/2022). Itu terjadi setelah para pemimpin republik Donbass yang memisahkan diri meminta bantuan militer kepada Moskow sebagai tanggapan atas apa yang mereka klaim sebagai peningkatan "agresi Ukraina."

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya memberikan serangan presisi pada infrastruktur militer Ukraina seperti lapangan udara militer, pesawat tempur, sistem pertahanan udara dan depot senjata.

Moskow menekankan pihaknya tidak bermaksud menyakiti warga sipil Ukraina.

Operasi itu diperintahkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mengatakan operasi itu bersifat pre-emptive.

Putin juga membuat kesejajaran bersejarah dengan invasi Nazi ke Uni Soviet, menuduh pemerintah Josef Stalin gagal mempersiapkan negara untuk agresi yang akan segera terjadi.

Dia mengklaim Ukraina digunakan NATO sebagai proxy yang dapat mengancam Rusia secara militer dan mengatakan pemerintahnya harus bertindak sekarang untuk mendemiliterisasi negara tetangganya dan memastikan tidak ada serangan terhadap Rusia yang terjadi di masa depan dengan berbagai dalih NATO.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(sya)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More