Pria Kulit Hitam Tewas Menggantung di California Memicu Kemarahan
Sabtu, 13 Juni 2020 - 11:24 WIB
LOS ANGELES - Seorang pria muda berkulit hitam ditemukan tewas menggantung di pohon di wilayah California, Amerika Serikat (AS). Publik setempat marah setelah polisi terburu-buru menyimpulkan bahwa pria tersebut tewas karena bunuh diri.
Korban diketahui bernama Robert Fuller, 24. Reaksi kemarahan publik atas kematian Fuller menunjukkan bagaimana ketegangan tinggi seputar rasial dan kepolisian masih memanas di seluruh Amerika Serikat setelah kematian pria kulit hitam George Floyd setelah dicekik lutut polisi kulit putih di Minneapolis pada 25 Mei.
Departemen Sheriff Los Angeles (LASD) masih menyelidiki kematian Fuller, yang ditemukan oleh seorang pejalan kaki dalam kondisi menggantung di pohon. Lokasi kejadian berjarak satu blok dari balai kota di Palmdale, sekitar 30 mil utara Los Angeles, sekitar pukul 03.40 pada Rabu. (Baca: Demonstran Pro George Floyd Marah di Seluruh AS, Gedung Putih Lockdown )
Pejabat LASP, Kapten Ron Shaffer, seperti dikutip Reuters, Sabtu (13/6/2020), mengatakan pada pertemuan komunitas yang disiarkan televisi pada hari Jumat bahwa Fuller tampaknya "meninggal karena bunuh diri".
Komentar itu memantik kemarahan publik. Dalam pertemuan itu, orang-orang meneriakkan yel-yel "speak the truth (berbicara kebenaran)” dan “no peace (tidak damai)". Orang-orang menuntut untuk mengetahui mengapa LASD menyebut Fuller bunuh diri ketika laporan koroner mengatakan kasus itu telah "ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan tambahan."
Di media sosial, tanda pagar (tagar) #JusticeforRobertFuller menjadi trending topic di Twitter yang mana para pengguna Twitter yang menyerukan penyelidikan penuh tentang apa yang beberapa orang berspekulasi bahwa Fuller jadi korban "hukuman mati tanpa pengadilan". (Baca juga: Viral, Video Pria Kulit Hitam Meninggal Dicekik Polisi AS )
Manajer Palmdale City, JJ Murphy, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa dia menerima konfirmasi kematian Fuller sebagai tindakan bunuh diri. Dia tidak memberikan perincian, tetapi mengatakan banyak orang di komunitas itu menderita kesedihan mental yang ekstrem selama pandemi virus corona baru (Covid-19).
Halaman GoFundMe yang dibuat oleh keluarga Fuller untuk menutupi biaya pemakaman telah meningkat lebih dari USD110.000 pada hari Jumat sore. Pesan di halaman penggalangan dana itu berbunyi; "Terima kasih telah berdiri bersama kami selama masa sulit ini."
Korban diketahui bernama Robert Fuller, 24. Reaksi kemarahan publik atas kematian Fuller menunjukkan bagaimana ketegangan tinggi seputar rasial dan kepolisian masih memanas di seluruh Amerika Serikat setelah kematian pria kulit hitam George Floyd setelah dicekik lutut polisi kulit putih di Minneapolis pada 25 Mei.
Departemen Sheriff Los Angeles (LASD) masih menyelidiki kematian Fuller, yang ditemukan oleh seorang pejalan kaki dalam kondisi menggantung di pohon. Lokasi kejadian berjarak satu blok dari balai kota di Palmdale, sekitar 30 mil utara Los Angeles, sekitar pukul 03.40 pada Rabu. (Baca: Demonstran Pro George Floyd Marah di Seluruh AS, Gedung Putih Lockdown )
Pejabat LASP, Kapten Ron Shaffer, seperti dikutip Reuters, Sabtu (13/6/2020), mengatakan pada pertemuan komunitas yang disiarkan televisi pada hari Jumat bahwa Fuller tampaknya "meninggal karena bunuh diri".
Komentar itu memantik kemarahan publik. Dalam pertemuan itu, orang-orang meneriakkan yel-yel "speak the truth (berbicara kebenaran)” dan “no peace (tidak damai)". Orang-orang menuntut untuk mengetahui mengapa LASD menyebut Fuller bunuh diri ketika laporan koroner mengatakan kasus itu telah "ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan tambahan."
Di media sosial, tanda pagar (tagar) #JusticeforRobertFuller menjadi trending topic di Twitter yang mana para pengguna Twitter yang menyerukan penyelidikan penuh tentang apa yang beberapa orang berspekulasi bahwa Fuller jadi korban "hukuman mati tanpa pengadilan". (Baca juga: Viral, Video Pria Kulit Hitam Meninggal Dicekik Polisi AS )
Manajer Palmdale City, JJ Murphy, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa dia menerima konfirmasi kematian Fuller sebagai tindakan bunuh diri. Dia tidak memberikan perincian, tetapi mengatakan banyak orang di komunitas itu menderita kesedihan mental yang ekstrem selama pandemi virus corona baru (Covid-19).
Halaman GoFundMe yang dibuat oleh keluarga Fuller untuk menutupi biaya pemakaman telah meningkat lebih dari USD110.000 pada hari Jumat sore. Pesan di halaman penggalangan dana itu berbunyi; "Terima kasih telah berdiri bersama kami selama masa sulit ini."
(mas)
tulis komentar anda