Yogi Adityanath, Pendeta Anti-Muslim Berpeluang Jadi PM India Gantikan Modi

Selasa, 08 Februari 2022 - 15:07 WIB
Dalam perjalanannya, dia mendirikan pasukan pemuda main hakim sendiri bernama Hindu Yuva Vahini.

Relawan dari kelompok itu secara teratur menyerang Muslim yang dituduh menyembelih sapi atau "cinta jihad"—istilah yang digunakan oleh ekstremis nasionalis untuk menuduh pria Muslim merayu wanita Hindu untuk memaksa mereka pindah agama.

Sapi dianggap suci oleh umat Hindu dan penyembelihannya dilarang di banyak negara bagian, termasuk Uttar Pradesh.

Adityanath sendiri memiliki beberapa kasus pidana yang menunggunya di berbagai pengadilan.

Pada 2007, dia menghabiskan 11 hari di penjara karena mencoba memicu ketegangan komunal. Dalam satu pidatonya dia bersumpah: "Jika mereka (Muslim) membunuh satu orang Hindu, maka kami akan membunuh 100 pria Muslim."

Tetapi ketenarannya tidak menghalangi kemajuannya di dua jalur, yakni menjadi imam pendeta di kuilnya dan menjadi Menteri Utama Uttar Pradesh.

Setelah mengambil kendali sebagai Menteri Utama Uttar Pradesh, Adityanath mengumumkan pembatasan rumah jagal dan penggunaan pengeras suara untuk adzan, memicu suasana ketakutan dan intimidasi.

Laporan media India mengatakan lebih dari 100 tersangka kriminal—kebanyakan dari mereka Muslim atau pun kasta Dalit—telah dibunuh secara ekstra-yudisial oleh polisi Uttar Pradesh di bawah pemerintahannya. Namun, Adityanath membantahnya.

Gaya politiknya sangat selaras dengan partainya, yang telah dituduh memicu intoleransi agama untuk keuntungan elektoral, mempertanyakan kredensial sekuler dan demokratis India yang telah lama dihargai.

Adityanath juga tampaknya menjadi pelengkap untuk Modi, mendorong agenda mayoritas Hindu partai dengan ganas sementara perdana menteri sampai batas tertentu dibatasi oleh kewajiban kantornya.

Di dalam partai, dia dipandang sebagai calon penerus Modi, yang 20 tahun lebih tua darinya.

Aksinya yang kuat dalam Pemilu Uttar Pradesh yang berlangsung selama tujuh putaran pemungutan suara sebelum penghitungan pada pekan awal Maret—akan meningkatkan status itu.

Jajak pendapat menempatkan BJP di sekitar 43 persen, jauh di depan partai sosialis Samajwadi dan cukup mudah untuk menjadi mayoritas mutlak.

"Terlalu dini untuk mengatakan tentang perannya di masa depan. Tetapi jelas bahwa dia adalah yang kedua setelah Modi," kata seorang anggota BJP kepada AFP, yang meminta namanya tidak disebutkan.

"Mungkin agak terlalu dini, tetapi tentu saja dia adalah pesaing untuk pekerjaan perdana menteri."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More