Rusia dan China Umumkan Persahabatan Tanpa Batas Bikin Taiwan Marah
Sabtu, 05 Februari 2022 - 11:49 WIB
TAIPEI - Rusia dan China mengumumkan persahabatan tanpa batas ketika keduanya sama-sama dimusuhi Amerika Serikat (AS). Namun, pengumuman itu membuat marah Taiwan karena bersamaan dengan digelarnya Olimpiade Musim Dingin.
Taipei, pada Sabtu (5/2/2022), mengatakan bahwa pemerintah Beijing sudah mempermalukan semangat Olimpiade.
China dan Rusia, pada pertemuan para pemimpin mereka beberapa jam sebelum Olimpiade Musim Dingin secara resmi dibuka, saling mendukung atas kebuntuan dalam krisis Ukraina dan Taiwan dengan janji untuk berkolaborasi lebih banyak melawan Barat.
Rusia menyuarakan dukungannya terhadap sikap China bahwa Taiwan yang memerintah sendiri secara demokratis adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari China, dan menentang segala bentuk kemerdekaan untuk pulau itu.
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan klaim palsu China yang terus berlanjut bahwa pulau itu adalah bagian dari Republik Rakyat China (RRC) persis sama dengan kebiasaan negara itu menyebarkan berita palsu.
“Ini tidak hanya meningkatkan rasa jijik dan kebencian rakyat Taiwan terhadap arogansi dan penindasan pemerintah China, tetapi juga dengan jelas menunjukkan kepada semua negara di dunia wajah jahat dari agresi rezim Komunis China, ekspansionisme, dan perusakan perdamaian," kata kementerian tersebut seperti dikutip Reuters.
"Pada saat mata dunia terfokus pada Olimpiade Musim Dingin dan menyemangati para atlet mereka, pemerintah China telah menggunakan pertemuan puncak [dengan] Rusia untuk terlibat dalam perluasan otoritarianisme," lanjut kementerian itu.
“Ini adalah penghinaan terhadap semangat damai yang diwujudkan oleh Cincin Olimpiade, dan akan ditolak oleh rakyat Taiwan dan dihina oleh negara-negara demokratis.”
Amerika Serikat juga mengkritik pertemuan itu, dengan mengatakan Presiden China Xi Jinping seharusnya menggunakan pertemuan itu untuk mendorong penurunan ketegangan di Ukraina.
Olimpiade, di mana Taiwan telah mengirim tim kecil yang terdiri dari empat atlet untuk bersaing, terjadi pada saat ketegangan yang meningkat antara Taipei dan Beijing, di mana China secara teratur mengirim kapal dan pesawat militer ke dekat pulau itu.
Sementara Rusia adalah teman dekat China, baik Moskow maupun Taipei mempertahankan kedutaan kecil de facto di ibu kota masing-masing.
Mantan Presiden Taiwan Chiang Ching-kuo, yang memulai reformasi demokrasi tentatif, berbicara bahasa Rusia dan menikah dengan seorang wanita Rusia yang ditemuinya saat bekerja di sana pada 1930-an.
Taipei, pada Sabtu (5/2/2022), mengatakan bahwa pemerintah Beijing sudah mempermalukan semangat Olimpiade.
China dan Rusia, pada pertemuan para pemimpin mereka beberapa jam sebelum Olimpiade Musim Dingin secara resmi dibuka, saling mendukung atas kebuntuan dalam krisis Ukraina dan Taiwan dengan janji untuk berkolaborasi lebih banyak melawan Barat.
Rusia menyuarakan dukungannya terhadap sikap China bahwa Taiwan yang memerintah sendiri secara demokratis adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari China, dan menentang segala bentuk kemerdekaan untuk pulau itu.
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan klaim palsu China yang terus berlanjut bahwa pulau itu adalah bagian dari Republik Rakyat China (RRC) persis sama dengan kebiasaan negara itu menyebarkan berita palsu.
“Ini tidak hanya meningkatkan rasa jijik dan kebencian rakyat Taiwan terhadap arogansi dan penindasan pemerintah China, tetapi juga dengan jelas menunjukkan kepada semua negara di dunia wajah jahat dari agresi rezim Komunis China, ekspansionisme, dan perusakan perdamaian," kata kementerian tersebut seperti dikutip Reuters.
"Pada saat mata dunia terfokus pada Olimpiade Musim Dingin dan menyemangati para atlet mereka, pemerintah China telah menggunakan pertemuan puncak [dengan] Rusia untuk terlibat dalam perluasan otoritarianisme," lanjut kementerian itu.
“Ini adalah penghinaan terhadap semangat damai yang diwujudkan oleh Cincin Olimpiade, dan akan ditolak oleh rakyat Taiwan dan dihina oleh negara-negara demokratis.”
Amerika Serikat juga mengkritik pertemuan itu, dengan mengatakan Presiden China Xi Jinping seharusnya menggunakan pertemuan itu untuk mendorong penurunan ketegangan di Ukraina.
Olimpiade, di mana Taiwan telah mengirim tim kecil yang terdiri dari empat atlet untuk bersaing, terjadi pada saat ketegangan yang meningkat antara Taipei dan Beijing, di mana China secara teratur mengirim kapal dan pesawat militer ke dekat pulau itu.
Sementara Rusia adalah teman dekat China, baik Moskow maupun Taipei mempertahankan kedutaan kecil de facto di ibu kota masing-masing.
Mantan Presiden Taiwan Chiang Ching-kuo, yang memulai reformasi demokrasi tentatif, berbicara bahasa Rusia dan menikah dengan seorang wanita Rusia yang ditemuinya saat bekerja di sana pada 1930-an.
(min)
tulis komentar anda