Ukraina Kirim Daftar Permintaan Baru ke Barat, Coba Tebak Apa Saja Isinya
Rabu, 02 Februari 2022 - 07:19 WIB
KIEV - Negara-negara Barat akan melakukan jauh lebih baik untuk menyalurkan senjata, amunisi, dan uang tunai ke Ukraina untuk membantu pertahanan melawan invasi Rusia, daripada terus membicarakan risiko perang habis-habisan.
Pernyataan itu diungkapkan Menteri Kebudayaan dan Kebijakan Informasi Ukraina Alexander Tkachenko.
Berbicara selama penampilan di saluran televisi Ukraina 1+1 pada Senin (31/1/2022), Alexander Tkachenko mempertimbangkan langkah-langkah yang diambil beberapa negara untuk mendukung bekas Republik Soviet itu.
“Posisi Barat terkadang mengingatkan saya pada seorang pria yang sedang duduk di dalam mobil dan melihat seseorang akan dipukuli, dia melambaikan tangannya dan berkata, 'Nah, ketika Anda dipukuli, kami akan memanggil bantuan medis,'” papar dia menyindir Barat.
Menurut menteri tersebut, “Daripada berbicara, sekutu Barat Ukraina harus menghentikan jalur pipa Nord Stream 2 yang kontroversial, memberikan lebih banyak senjata dari negara-negara yang tidak menyediakan persenjataan dan menawarkan bantuan dalam bentuk jaminan ekonomi.”
Pernyataan Tkachenko muncul setelah kecaman dari Kiev atas penolakan Jerman mengizinkan pengiriman senjata mematikan ke negara itu, diperdebatkan di tengah dugaan invasi Rusia yang akan datang.
Pekan lalu, Duta Besar Ukraina untuk Jerman Andrey Melnik mengkritik Berlin atas keputusannya mengirimkan 5.000 helm militer, meskipun ada permintaan persenjataan dari negara Eropa Timur itu.
Melnik berargumen langkah itu “murni simbolis”, dan hanya “tetesan di lautan” dalam melawan ancaman yang ditimbulkan Moskow.
“Kami tidak membutuhkan taktik dan manuver, tetapi tindakan berani… yang pada akhirnya akan memberi Ukraina senjata pertahanan Jerman,” ujar dia bersikeras.
Berlin, bagaimanapun, telah menunjukkan kebijakan yang dinyatakannya untuk tidak memasok senjata ke zona konflik, yang menurut pemerintah koalisi baru telah berlaku selama bertahun-tahun.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock telah menjelaskan sebelumnya pada Januari bahwa kebijakan ekspor senjata "berakar dalam sejarah kita."
Para pemimpin Barat telah berulang kali membunyikan alarm dalam beberapa pekan terakhir, mengklaim pasukan Rusia mungkin berencana meluncurkan invasi ke tetangganya.
Namun, Moskow telah berulang kali membantah tuduhan itu dan malah menuduh negara-negara Barat mendorong pejabat Kiev untuk mengambil tindakan anti-Rusia.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Pernyataan itu diungkapkan Menteri Kebudayaan dan Kebijakan Informasi Ukraina Alexander Tkachenko.
Berbicara selama penampilan di saluran televisi Ukraina 1+1 pada Senin (31/1/2022), Alexander Tkachenko mempertimbangkan langkah-langkah yang diambil beberapa negara untuk mendukung bekas Republik Soviet itu.
“Posisi Barat terkadang mengingatkan saya pada seorang pria yang sedang duduk di dalam mobil dan melihat seseorang akan dipukuli, dia melambaikan tangannya dan berkata, 'Nah, ketika Anda dipukuli, kami akan memanggil bantuan medis,'” papar dia menyindir Barat.
Menurut menteri tersebut, “Daripada berbicara, sekutu Barat Ukraina harus menghentikan jalur pipa Nord Stream 2 yang kontroversial, memberikan lebih banyak senjata dari negara-negara yang tidak menyediakan persenjataan dan menawarkan bantuan dalam bentuk jaminan ekonomi.”
Pernyataan Tkachenko muncul setelah kecaman dari Kiev atas penolakan Jerman mengizinkan pengiriman senjata mematikan ke negara itu, diperdebatkan di tengah dugaan invasi Rusia yang akan datang.
Pekan lalu, Duta Besar Ukraina untuk Jerman Andrey Melnik mengkritik Berlin atas keputusannya mengirimkan 5.000 helm militer, meskipun ada permintaan persenjataan dari negara Eropa Timur itu.
Melnik berargumen langkah itu “murni simbolis”, dan hanya “tetesan di lautan” dalam melawan ancaman yang ditimbulkan Moskow.
“Kami tidak membutuhkan taktik dan manuver, tetapi tindakan berani… yang pada akhirnya akan memberi Ukraina senjata pertahanan Jerman,” ujar dia bersikeras.
Berlin, bagaimanapun, telah menunjukkan kebijakan yang dinyatakannya untuk tidak memasok senjata ke zona konflik, yang menurut pemerintah koalisi baru telah berlaku selama bertahun-tahun.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock telah menjelaskan sebelumnya pada Januari bahwa kebijakan ekspor senjata "berakar dalam sejarah kita."
Para pemimpin Barat telah berulang kali membunyikan alarm dalam beberapa pekan terakhir, mengklaim pasukan Rusia mungkin berencana meluncurkan invasi ke tetangganya.
Namun, Moskow telah berulang kali membantah tuduhan itu dan malah menuduh negara-negara Barat mendorong pejabat Kiev untuk mengambil tindakan anti-Rusia.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(sya)
tulis komentar anda