Kremlin Tantang Inggris: Serangan pada Bisnis Rusia akan Ada Pembalasan

Senin, 31 Januari 2022 - 20:01 WIB
Helikopter militer Ka-52 Alligator terbang di atas Lapangan Merah dan Kremlin di Moskow, Rusia, 7 Mei 2015. Foto/REUTERS
MOSKOW - Inggris mengancam putaran baru pembatasan terhadap perusahaan-perusahaan Rusia dalam beberapa hari mendatang. London mengungkap apa yang disebutnya "rencana invasi Rusia" di tengah krisis Ukraina.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan pada Senin (31/1/2022) bahwa rencana London menargetkan Rusia dengan sanksi tidak sah. Dia menyebut ancaman itu sebagai "serangan terhadap bisnis".

"Menteri luar negeri Inggris berbicara tentang beberapa sanksi. Tapi di sini, saya pikir, kita harus menyebut semuanya dengan nama yang tepat. Sanksi adalah sesuatu yang sah dan sesuatu yang secara resmi disetujui melalui keputusan Dewan Keamanan PBB," ungkap Peskov.





Dia menambahkan, "Dalam hal ini, kita berbicara tentang serangan terselubung terhadap bisnis."



Menurut pejabat itu, setiap agresi semacam itu akan membawa tindakan balasan dari Moskow untuk melindungi kepentingan nasional Rusia.



Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Inggris Andrei Kelin menekankan Inggris sekarang sedang mengejar "garis agresif" di Eropa mengenai situasi di Ukraina.

Menurutnya, pernyataan tentang "ancaman Rusia" antara lain disebabkan masalah dalam negeri Inggris. Dia menambahkan Moskow mengandalkan pemulihan hubungan dengan Inggris, baik politik maupun ekonomi.

Outlet media Inggris sebelumnya melaporkan kabinet berencana mengumumkan babak baru sanksi terhadap Rusia pada 31 Januari, menargetkan perusahaan energi dan industri "strategis" lainnya.

Pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri Liz Truss menyatakan pemerintah akan mengajukan rancangan undang-undang baru di Parlemen Inggris dalam upaya memperluas daftar sanksi anti-Rusia.

Ancaman datang di tengah memburuknya hubungan yang disebabkan krisis Ukraina, karena London terus menuduh Moskow merencanakan invasi ke Ukraina dan berusaha memasang "pemerintah boneka" di Kiev.

Moskow, pada gilirannya, mengecam tuduhan itu sebagai "palsu" dan mengatakan eskalasi itu sengaja dibesar-besarkan Inggris dan AS, yang merencanakan provokasi terhadap Rusia di Ukraina.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More