Aduh Malunya, Kapal Perang Terbesar Australia Mati Listrik saat Misi Penting
Senin, 31 Januari 2022 - 19:16 WIB
Senator Independen Rex Patrick, yang mewakili Australia Selatan, mengatakan, "Kematian listrik total yang dilaporkan kapal itu sangat memprihatinkan, karena perangkat keras militer seharusnya memiliki redundansi semua sistem untuk tetap bertahan dalam pertempuran.”
Departemen Pertahanan membantah klaim sistem tenaga cadangan kapal juga gagal. Lembaga penyiaran melaporkan masalah dengan sistem cadangan, mengutip sumber di HMAS Adelaide.
Militer mengatakan fungsi penting kapal, seperti freezer, tetap beroperasi, seperti halnya pengatur suhu udara (AC) di "sebagian besar area kapal."
HMAS Adelaide adalah dok helikopter pendarat kelas Canberra buatan Spanyol dan kapal terbesar di Angkatan Laut Australia.
Awal bulan ini, kapal itu dikirim ke Tonga untuk memberikan bantuan kemanusiaan setelah letusan gunung berapi bawah laut dan tsunami 14 Januari di Tonga.
Saat dalam perjalanan, wabah Covid-19 terjadi di kapal, dengan 23 infeksi dilaporkan oleh Departemen Pertahanan pekan lalu.
Pemerintah Tonga mengizinkan kapal berlabuh pada Rabu dan menurunkan 40 ton kargo bantuan meskipun ada kekhawatiran atas penyakit tersebut.
Izin berlabuh diberikan pada kapal yang berlayar segera sesudahnya.
Dalam laporan status yang dikutip ABC News, Kapten Stuart Watters menulis, “Personel yang terkena Covid-19 diberikan perawatan medis dan didukung. Sejumlah orang yang awalnya diidentifikasi terinfeksi telah diizinkan kembali bertugas setelah menyelesaikan karantina.”
Departemen Pertahanan membantah klaim sistem tenaga cadangan kapal juga gagal. Lembaga penyiaran melaporkan masalah dengan sistem cadangan, mengutip sumber di HMAS Adelaide.
Militer mengatakan fungsi penting kapal, seperti freezer, tetap beroperasi, seperti halnya pengatur suhu udara (AC) di "sebagian besar area kapal."
HMAS Adelaide adalah dok helikopter pendarat kelas Canberra buatan Spanyol dan kapal terbesar di Angkatan Laut Australia.
Awal bulan ini, kapal itu dikirim ke Tonga untuk memberikan bantuan kemanusiaan setelah letusan gunung berapi bawah laut dan tsunami 14 Januari di Tonga.
Saat dalam perjalanan, wabah Covid-19 terjadi di kapal, dengan 23 infeksi dilaporkan oleh Departemen Pertahanan pekan lalu.
Pemerintah Tonga mengizinkan kapal berlabuh pada Rabu dan menurunkan 40 ton kargo bantuan meskipun ada kekhawatiran atas penyakit tersebut.
Izin berlabuh diberikan pada kapal yang berlayar segera sesudahnya.
Dalam laporan status yang dikutip ABC News, Kapten Stuart Watters menulis, “Personel yang terkena Covid-19 diberikan perawatan medis dan didukung. Sejumlah orang yang awalnya diidentifikasi terinfeksi telah diizinkan kembali bertugas setelah menyelesaikan karantina.”
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda