4 Komandan Mossad Mundur, Ada Apa dengan Intelijen Israel?
Senin, 31 Januari 2022 - 13:28 WIB
TEL AVIV - Komandan divisi operasi khusus Mossad yang tidak disebutkan namanya telah mengundurkan diri. Dia adalah komandan keempat yang meninggalkan badan intelijen Israel tersebut dalam tujuh bulan sejak David Barnea menjadi direkturnya pada Juni 2021.
Menurut laporan media lokal, Channel 13, pada hari Minggu (31/1/2022), komandan terbaru mengundurkan diri setelah Barnea diduga mengatakan kepadanya bahwa dia dan pejabat lainnya telah menjadi “beban bagi organisasi".
“Barnea ingin membuat perubahan besar pada cara kerja departemen yang dipimpin oleh [komandan yang tidak disebutkan namanya] karena kesulitan dalam mengoperasikan agen-agen Israel di luar negeri, dan [komandan] tidak mengimplementasikannya seperti yang diminta,” rinci surat kabar Haaretz dalam laporannya.
Laporan Haaretz menambahkan bahwa wakil komandan dan sejumlah agen juga mengundurkan diri atas insiden tersebut.
Komandan yang mengundurkan diri dilaporkan telah diganti.
Ini adalah keempat kalinya seorang pejabat senior Mossad mengundurkan diri dalam tujuh bulan sejak Barnea menggantikan Yossi Cohen sebagai direktur agensi.
Tahun lalu, kepala teknologi, kepala operasi, dan kepala anti-teror Mossad mengundurkan diri dari posisi mereka atas dugaan konflik dengan Barnea.
Barnea, yang bergabung dengan Mossad pada tahun 1996 sebelum menjadi kepala Divisi Tzomet pada 2013, kemudian menjadi wakil kepala Mossad pada 2019, dan akhirnya menjadi direktur pada 2021, telah digambarkan sebagai “mesin pembunuh pecinta gadget”.
Dia dilaporkan telah berusaha untuk mengambil alih Mossad secara mutlak.
Mossad kembali ke "kode diam mutlak"–mengancam baik agen saat ini dan mantan yang berbicara kepada media tentang operasinya.
Setelah ditunjuk sebagai direktur badan tersebut oleh mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada bulan Juni lalu, Barnea memilih Iran sebagai prioritas utama, menuduh negara itu membuat kemajuan konstan menuju program senjata pemusnah massal.
“Tantangan keamanan kami sangat besar dan di daftar teratas adalah Iran,” katanya.
Menurut laporan media lokal, Channel 13, pada hari Minggu (31/1/2022), komandan terbaru mengundurkan diri setelah Barnea diduga mengatakan kepadanya bahwa dia dan pejabat lainnya telah menjadi “beban bagi organisasi".
“Barnea ingin membuat perubahan besar pada cara kerja departemen yang dipimpin oleh [komandan yang tidak disebutkan namanya] karena kesulitan dalam mengoperasikan agen-agen Israel di luar negeri, dan [komandan] tidak mengimplementasikannya seperti yang diminta,” rinci surat kabar Haaretz dalam laporannya.
Laporan Haaretz menambahkan bahwa wakil komandan dan sejumlah agen juga mengundurkan diri atas insiden tersebut.
Komandan yang mengundurkan diri dilaporkan telah diganti.
Ini adalah keempat kalinya seorang pejabat senior Mossad mengundurkan diri dalam tujuh bulan sejak Barnea menggantikan Yossi Cohen sebagai direktur agensi.
Tahun lalu, kepala teknologi, kepala operasi, dan kepala anti-teror Mossad mengundurkan diri dari posisi mereka atas dugaan konflik dengan Barnea.
Barnea, yang bergabung dengan Mossad pada tahun 1996 sebelum menjadi kepala Divisi Tzomet pada 2013, kemudian menjadi wakil kepala Mossad pada 2019, dan akhirnya menjadi direktur pada 2021, telah digambarkan sebagai “mesin pembunuh pecinta gadget”.
Dia dilaporkan telah berusaha untuk mengambil alih Mossad secara mutlak.
Mossad kembali ke "kode diam mutlak"–mengancam baik agen saat ini dan mantan yang berbicara kepada media tentang operasinya.
Setelah ditunjuk sebagai direktur badan tersebut oleh mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada bulan Juni lalu, Barnea memilih Iran sebagai prioritas utama, menuduh negara itu membuat kemajuan konstan menuju program senjata pemusnah massal.
“Tantangan keamanan kami sangat besar dan di daftar teratas adalah Iran,” katanya.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda