Media AS: Arab Saudi Buka Wilayah Udara ke Israel dengan Imbalan Akses Pegasus
Sabtu, 29 Januari 2022 - 06:45 WIB
WASHINGTON - Mantan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu setuju memperbarui lisensi Arab Saudi untuk menggunakan perangkat lunak Pegasus dengan imbalan Riyadh membuka wilayah udaranya untuk penerbangan dari Israel.
Laporan baru itu diungkapkan media Amerika Serikat (AS), New York Times (NYT), dan dilansir Memo pada Jumat (28/1/2022)
Menurut NYT, meskipun penjualan perangkat lunak kontroversial itu telah disetujui pada 2017, setahun kemudian, komite etika meminta akses Saudi dihentikan setelah laporan Pegasus digunakan untuk melacak dan membunuh kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi.
“Namun, pada 2019, Pegasus aktif dan berjalan lagi,” papar surat kabar NYT.
Ini terjadi pada saat Netanyahu sedang bernegosiasi untuk menormalkan hubungan dengan negara-negara Arab, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain. Kesepakatan normalisasi kemudian ditandatangani pada September 2020.
“Ketika lisensi Saudi berakhir, Netanyahu secara pribadi turun tangan,” papar New York Times, setelah menerima telepon dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
Mohammed bin Salman setuju mengizinkan penggunaan ruang udara Saudi oleh pesawat dan penerbangan Israel menuju ke Israel. Langkah ini memperkuat kesepakatan normalisasi yang ditandatangani dengan negara-negara tetangga Teluknya.
“Menyusul panggilan telepon antara Mohammed bin Salman dan Netanyahu, Kementerian Pertahanan Israel memanggil perusahaan induk Pegasus, NSO Group, dan memerintahkan sistem Saudi untuk dihidupkan kembali,” ungkap surat kabar itu.
Laporan baru itu diungkapkan media Amerika Serikat (AS), New York Times (NYT), dan dilansir Memo pada Jumat (28/1/2022)
Menurut NYT, meskipun penjualan perangkat lunak kontroversial itu telah disetujui pada 2017, setahun kemudian, komite etika meminta akses Saudi dihentikan setelah laporan Pegasus digunakan untuk melacak dan membunuh kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi.
“Namun, pada 2019, Pegasus aktif dan berjalan lagi,” papar surat kabar NYT.
Ini terjadi pada saat Netanyahu sedang bernegosiasi untuk menormalkan hubungan dengan negara-negara Arab, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain. Kesepakatan normalisasi kemudian ditandatangani pada September 2020.
“Ketika lisensi Saudi berakhir, Netanyahu secara pribadi turun tangan,” papar New York Times, setelah menerima telepon dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
Mohammed bin Salman setuju mengizinkan penggunaan ruang udara Saudi oleh pesawat dan penerbangan Israel menuju ke Israel. Langkah ini memperkuat kesepakatan normalisasi yang ditandatangani dengan negara-negara tetangga Teluknya.
“Menyusul panggilan telepon antara Mohammed bin Salman dan Netanyahu, Kementerian Pertahanan Israel memanggil perusahaan induk Pegasus, NSO Group, dan memerintahkan sistem Saudi untuk dihidupkan kembali,” ungkap surat kabar itu.
(sya)
tulis komentar anda