Bernilai Rp4,9 Triliun, Keluarga Kerajaan Tuntut Italia Kembalikan Perhiasan Leluhurnya
Rabu, 26 Januari 2022 - 08:56 WIB
ROMA - Pengacara yang mewakili keturunan raja terakhir Italia bertemu perwakilan Bank Sentral Italia (Bank of Italy) dan pemerintah Italia pada Selasa (25/1/2022).
Mereka hendak menegosiasikan pengembalian permata mahkota ke keluarga kerajaan Savoy, yang telah dipegang bank itu sejak 1946.
“Jika keluarga kerajaan itu gagal mencapai kesepakatan, Savoy berencana menuntut negara,” ungkap laporan surat kabar Italia Corriere della Sera.
“Dengan satu atau lain cara, keluarga Savoy akan mendapatkan permata itu kembali,” papar pengacara keluarga tersebut.
Terdiri atas lebih dari 6.700 berlian dan 2.000 mutiara yang dipasang di kalung, gelang, tiara, dan bros, koleksi perhiasan mewah ini bernilai antara 18 juta euro (Rp292 miliar) dan 300 juta euro (Rp4,9 triliun).
Tidak ada evaluasi yang telah dilakukan, dan perhiasan itu tidak pernah berada di tangan keluarga kerajaan selama lebih dari 75 tahun.
Orang Italia memilih menghapus monarki negara itu pada Juni 1946, dan Raja Umberto II, yang telah memerintah selama lebih dari sebulan pada saat itu, diasingkan tak lama kemudian.
Namun, Umberto telah mengirim permata itu ke Bank of Italy untuk diamankan sebelum meninggalkan Italia, tempat perhiasan itu tetap ada sampai hari ini.
Permata itu tidak pernah secara resmi disita oleh pemerintah Italia, fakta yang diharapkan oleh keturunan Umberto di House of Savoy akan menguntungkan mereka saat memintanya kembali.
Selain itu, laporan pengiriman yang menyertai permata ke bank pada 1946 menyatakan bahwa perhiasan itu harus tetap tersedia bagi mereka yang "berhak" atas perhiasan itu.
Keluarga Savoy pertama kali mengajukan permintaan informal untuk mengembalikan permata pada November, yang ditolak oleh bank tersebut.
Keluarga belum mengambil tindakan formal untuk mendapatkan kembali koleksi tersebut, dan laki-laki keturunan Umberto baru diizinkan kembali ke Italia pada 2002.
Sebelumnya, mereka telah menghabiskan 65 tahun di pengasingan antara Portugal dan Swiss.
Sekembalinya ke Italia pada 2003, putra Umberto, Vittorio Emanuele, mengklaim bahwa dia tidak lagi menginginkan permata itu, menyarankan agar perhiasan itu dipajang untuk publik, sesuatu yang tidak pernah terjadi.
Mereka hendak menegosiasikan pengembalian permata mahkota ke keluarga kerajaan Savoy, yang telah dipegang bank itu sejak 1946.
“Jika keluarga kerajaan itu gagal mencapai kesepakatan, Savoy berencana menuntut negara,” ungkap laporan surat kabar Italia Corriere della Sera.
“Dengan satu atau lain cara, keluarga Savoy akan mendapatkan permata itu kembali,” papar pengacara keluarga tersebut.
Terdiri atas lebih dari 6.700 berlian dan 2.000 mutiara yang dipasang di kalung, gelang, tiara, dan bros, koleksi perhiasan mewah ini bernilai antara 18 juta euro (Rp292 miliar) dan 300 juta euro (Rp4,9 triliun).
Tidak ada evaluasi yang telah dilakukan, dan perhiasan itu tidak pernah berada di tangan keluarga kerajaan selama lebih dari 75 tahun.
Orang Italia memilih menghapus monarki negara itu pada Juni 1946, dan Raja Umberto II, yang telah memerintah selama lebih dari sebulan pada saat itu, diasingkan tak lama kemudian.
Namun, Umberto telah mengirim permata itu ke Bank of Italy untuk diamankan sebelum meninggalkan Italia, tempat perhiasan itu tetap ada sampai hari ini.
Permata itu tidak pernah secara resmi disita oleh pemerintah Italia, fakta yang diharapkan oleh keturunan Umberto di House of Savoy akan menguntungkan mereka saat memintanya kembali.
Selain itu, laporan pengiriman yang menyertai permata ke bank pada 1946 menyatakan bahwa perhiasan itu harus tetap tersedia bagi mereka yang "berhak" atas perhiasan itu.
Keluarga Savoy pertama kali mengajukan permintaan informal untuk mengembalikan permata pada November, yang ditolak oleh bank tersebut.
Keluarga belum mengambil tindakan formal untuk mendapatkan kembali koleksi tersebut, dan laki-laki keturunan Umberto baru diizinkan kembali ke Italia pada 2002.
Sebelumnya, mereka telah menghabiskan 65 tahun di pengasingan antara Portugal dan Swiss.
Sekembalinya ke Italia pada 2003, putra Umberto, Vittorio Emanuele, mengklaim bahwa dia tidak lagi menginginkan permata itu, menyarankan agar perhiasan itu dipajang untuk publik, sesuatu yang tidak pernah terjadi.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda