Gempa M 5,3 Guncang Haiti Selatan, 2 Orang Tewas
Selasa, 25 Januari 2022 - 03:11 WIB
PORT-AU-PRINCE - Gempa bermagnitudo 5,3 dan serangkaian gempa yang lebih kecil telah melanda Haiti barat daya, Senin (24/1/2022). Gempa menewaskan sedikitnya dua orang, membuat warga yang panik turun ke jalan dan memaksa pihak berwenang untuk menutup sekolah.
Survei Geologi Amerika Serikat (AS) mengatakan, gempa pertama pada Senin pagi melanda di dekat kota Les Cayes, sekitar 200 km (124 mil) barat ibu kota, Port-au-Prince, diikuti oleh gempa berkekuatan 4,4 dan 5,1 magnitudo.
Dua orang tewas, The Associated Press dan kantor berita AFP melaporkan, mengutip Badan Perlindungan Sipil Haiti. Banyak orang juga terluka di Fond-des-Negres, sementara beberapa rumah rusak.
AFP melaporkan, seorang pria tewas ketika tembok runtuh di Anse-a-Veau, sebuah kota pantai kecil 130 kilometer (80 mil) dari Port-au-Prince. Sementara orang kedua tewas dalam tanah longsor di Fond-des-Negres, 20km ( 12 mil) lebih jauh ke selatan.
Sementara itu, Jean Robert Leger, penduduk kota Pestel di semenanjung selatan, mengatakan dampak gempa Senin tampaknya minimal. “Di Pestel, tidak ada banyak kerusakan,” katanya kepada kantor berita Reuters melalui telepon. “Kami melihat rumah-rumah di tepi laut yang sudah rusak, runtuh lagi,” lanjutnya.
Anak-anak berlarian keluar dari gedung sekolah di Les Cayes dan "orang-orang ketakutan", meskipun tidak ada kerusakan, menurut seorang warga.
Sylvera Guillame, Direktur Badan Perlindungan Sipil Haiti untuk wilayah selatan negara itu, mengatakan kepada The Associated Press bahwa gempa dangkal menyebabkan kepanikan. Dia mengatakan sekolah-sekolah di daerah itu ditutup dan mengirim anak-anak pulang sebagai tindakan pencegahan.
Pada Agustus tahun lalu, Haiti Selatan hancur oleh gempa berkekuatan 7,2. Gempa itu menghancurkan puluhan ribu rumah dan membuat keluarga tidur di luar di tengah hujan lebat. Negara Karibia itu masih belum pulih dari gempa 2010 yang menewaskan lebih dari 200.000 orang.
Negara ini juga terhuyung-huyung dari konflik politik yang berkepanjangan yang diperburuk ketika Presiden Jovenel Moise dibunuh di rumahnya pada Juli tahun lalu. Geng-geng bersenjata sejak itu memperkuat cengkeraman mereka di pulau itu, dan kekerasan mematikan serta penculikan telah meningkat.
Survei Geologi Amerika Serikat (AS) mengatakan, gempa pertama pada Senin pagi melanda di dekat kota Les Cayes, sekitar 200 km (124 mil) barat ibu kota, Port-au-Prince, diikuti oleh gempa berkekuatan 4,4 dan 5,1 magnitudo.
Dua orang tewas, The Associated Press dan kantor berita AFP melaporkan, mengutip Badan Perlindungan Sipil Haiti. Banyak orang juga terluka di Fond-des-Negres, sementara beberapa rumah rusak.
AFP melaporkan, seorang pria tewas ketika tembok runtuh di Anse-a-Veau, sebuah kota pantai kecil 130 kilometer (80 mil) dari Port-au-Prince. Sementara orang kedua tewas dalam tanah longsor di Fond-des-Negres, 20km ( 12 mil) lebih jauh ke selatan.
Sementara itu, Jean Robert Leger, penduduk kota Pestel di semenanjung selatan, mengatakan dampak gempa Senin tampaknya minimal. “Di Pestel, tidak ada banyak kerusakan,” katanya kepada kantor berita Reuters melalui telepon. “Kami melihat rumah-rumah di tepi laut yang sudah rusak, runtuh lagi,” lanjutnya.
Anak-anak berlarian keluar dari gedung sekolah di Les Cayes dan "orang-orang ketakutan", meskipun tidak ada kerusakan, menurut seorang warga.
Sylvera Guillame, Direktur Badan Perlindungan Sipil Haiti untuk wilayah selatan negara itu, mengatakan kepada The Associated Press bahwa gempa dangkal menyebabkan kepanikan. Dia mengatakan sekolah-sekolah di daerah itu ditutup dan mengirim anak-anak pulang sebagai tindakan pencegahan.
Pada Agustus tahun lalu, Haiti Selatan hancur oleh gempa berkekuatan 7,2. Gempa itu menghancurkan puluhan ribu rumah dan membuat keluarga tidur di luar di tengah hujan lebat. Negara Karibia itu masih belum pulih dari gempa 2010 yang menewaskan lebih dari 200.000 orang.
Negara ini juga terhuyung-huyung dari konflik politik yang berkepanjangan yang diperburuk ketika Presiden Jovenel Moise dibunuh di rumahnya pada Juli tahun lalu. Geng-geng bersenjata sejak itu memperkuat cengkeraman mereka di pulau itu, dan kekerasan mematikan serta penculikan telah meningkat.
(esn)
tulis komentar anda